Keraton dan Yogyakarta memang rasanya menjadi kata yang tidak bisa dipisahkan. Bukan hanya sekadar sebuah kota dengan bangunan yang unik, namun bisa dikatakan Keraton merupakan salah satu nyawa utama dari Yogyakarta itu sendiri. Inilah mengapa sejarah berdirinya Keraton Yogyakarta masih menjadi bahasan yang men disini.
Memang, berdirinya Keraton Yogyakarta memiliki cerita dan kisah yang cukup panjang. Terlebih, sampai saat ini Keraton Jogja masih digunakan dan menjadi pusat pemerintahan. Selain itu, tempat ini juga menjadi salah tempat wisata yang paling ramai dikunjungi setiap hari.
Alasan lain mengapa tempat ini begitu dihargai tentu karena rentetan pusaka Keraton Jogja yang masih dijaga. Nah, bagi Sedulur Yogyaku yang ingin menilik lebih jauh tentang sejarah Keraton Yogyakarta, berikut rangkuman lengkapnya.
Lebih Mengenal Keraton, Tempat Hidup Raja dan Sultan Yogyakarta
Secara sederhana, Keraton Yogyakarta adalah salah satu dari banyaknya peninggalan Kerajaan Mataram Islam. Saat ini, Keraton Yogyakarta menjadi istana Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Keraton Yogyakarta ini berlokasi di Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kec. Kraton Yogyakarta. Bagi yang berasal dari luar kota, cukup gunakan peta digital saja agar lebih mudah mendatanginya.
Sampai saat ini, kawasan Keraton Yogyakarta masih menjadi salah satu kawasan wisata yang paling ramai dikunjungi setiap hari. Merasakan suasana keraton Jogja yang khas tentu menjadi alasannya.
Karena merupakan salah satu bangunan yang paling dan terkenal dan ikonik, tentu tidak heran jika ada banyak sekali cerita Keraton Yogyakarta, mulai dari keunikan hingga sejarahnya.
Mengintip Perjalanan dan Sejarah Keraton Yogyakarta, Bangunan Ikonik yang Juga Jadi Tempat Wisata
Kisah Keraton Yogyakarta memang cukup panjang. Awalnya, Keraton Yogyakarta mulai didirikan pada tahun 1755, oleh Sultan Hamengku Buwono I. Pendirian keraton ini hanya berselang beberapa bulan setelah Perjanjian Giyanti dilakukan.
Lokasi yang dipilih untuk mendirikan Keraton dipercayai merupakan bekas pesanggrahan bernama Garjitawati. Dulunya, pesanggrahan ini adalah tempat untuk beristirahat iring-iringan jenazah Raja Mataram yang akan dikebumikan di daerah Imogiri.
Dalam Perjanjian Giyanti, diputuskan bahwa Kesultanan Mataram dibagi jadi 2 kekuasaan. Kedua kekuasaan itu adalah Nagari Kasunanan Surakarta untuk Pakubuwono III dan Nagari Kasultanan Ngayogyakarta yang diberikan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Selanjutnya, proses mendirikan Keraton Yogyakarta dimulai pada 9 Oktober 1755 oleh Sultan Hamengku Buwono I. Salah satu fakta menarik tentang sejarah berdirinya Keraton Yogyakarta adalah bahwa arsitek dari proyek ini adalah Sultan Hamengku Buwono I itu sendiri.
Proses pembangunan awal tersebut berjalan selama kurang lebih satu tahun, dimana Sultan Hamengku Buwono I lengkap dengan keluarganya tinggal di Pesanggrahan Ambar Ketawang.
Beriringan dengan proses pembangunan Keraton, dibangun pula beberapa sarana pendukung seperti kompleks Tamansari, benteng, Pasar Gedhe sampai Masjid Gedhe.
Bukan proyek pembangunan yang kecil, pembangunan Keraton ini tentu sudah melalui pertimbangan yang panjang dan matang. Salah satu alasan kuat untuk membangun Keraton ini adalah demi memenuhi kebutuhan pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya dan juga tempat tinggal yang layak.
Setelah proses pembangunan yang cukup panjang, akhirnya pada 7 Oktober 1756 Sultan Hamengku Buwono I resmi tinggal di Keraton Yogyakarta.
Mengenal Bangsal yang Ada di Keraton Yogyakarta
Setelah menyimak sejarah singkat tentang berdirinya Keraton Yogyakarta, tentu tidak ada salahnya untuk melihat bangsal yang ada di sana. Secara umum, bangsal merupakan istilah bahasa Jawa yang berarti balai di sebuah istana.
Langsung saja, berikut bangsal yang ada di Keraton Yogyakarta.
1. Bangsal Pagelaran
Bangsal ini merupakan bangunan utama yang ada di Keraton Yogyakarta, yang mana pada awalnya memiliki 63 tiang. Saat ini, bangsal ini digunakan untuk menyelenggarakan upacara Grebeg pada peringatan hari besar.
2. Bangsal Siti Hinggil
Bangsal kedua ini digunakan untuk penobatan Sri Sultan Keraton Kesultanan Yogyakarta. Selain itu juga digunakan sebagai tempat Pisowanan Agung, yang merupakan acara untuk mempertemukan rakyat dengan Sri Sultan.
3. Bangsal Manguntur Tangkil
Secara bahasa, Manguntur Tangkil memiliki makna “kawula menghadap Raja ketika sedang berada di singgasana”.
4. Bangsal Witana
Bangsal Witana berlokasi di sebelah selatan Bangsal Manguntur Tangkil. Bangsal ini sendiri digunakan sebagai tempat berbagai macam pusaka kerajaan dan atributnya. Terutama pusaka yang berhubungan dengan legitimasi raja yang tidak lama lagi akan segera naik tahta.
5. Bangsal Pancaniti
Di kompleks Kemandungan Lor, bangsal ini merupakan bangunan utama. Bangsal ini juga bisa dimasuki oleh para wisatawan, sehingga tidak heran jika diberi pagar pembatas demi menghindari orang usil yang bisa saja menaiki lantai bangsalnya.
6. Bangsal Srimanganti
Pada jaman dahulu, bangsal ini digunakan sebagai persinggahan Sultan ketika akan kembali ke Kedhaton. Sedangkan saat ini berfungsi untuk melaksanakan pertunjukan kesenian budaya Keraton Yogyakarta.
7. Bangsal Kencana
Bangsal terakhir ini memiliki fungsi untuk menyambut para tamu agung, pementasan tari dan wayang orang, melaksanakan upacara pernikahan, khitanan dan masih banyak lagi yang lainnya.
Itulah rangkuman tentang sejarah berdirinya Keraton Yogyakarta. Selain Keraton Yogyakarta, di kota ini tentu masih ada banyak lagi tempat menarik lainnya, sebut saja Benteng Cepuri.
Di luar dari yang sudah dijelaskan tadi, tentu ada banyak cerita dan kisah yang tidak bisa diceritakan. Ikut menjaga dan menghargai tempat ini tentu salah satu cara paling mudah yang bisa dilakukan saat ini untuk menghargai proses panjang yang sudah dijalani sebelum nya.
Jika Sedulur Yogyaku masih penasaran dengan bangunan dan tempat ikonik lainnya di sekitar Yogyakarta, maka bisa langsung mencarinya di laman utama Yogyaku.