Selama ini, Kulon Progo terkenal menjadi salah satu wilayah di Jogja yang punya banyak sekali potensi alam. Namun, ternyata kawasan ini juga memiliki potensi lain yang tidak kalah menariknya. Salah satunya bisa dilihat dari beberapa kesenian tradisional seperti tari oglek.
Tarian tradisional seperti ini memang masih banyak digemari oleh masyarakat setempat, sehingga tidak heran jika sampai sekarang masih cukup sering ditemukan dan masih tetap lestari. Beberapa tarian tradisional biasanya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah desa wisata di Jogja.
Hal tersebut tentu didasari oleh pertunjukan tari oglek yang sangat menarik, dan seakan tidak ketinggalan jaman meski sudah ada sejak bertahun-tahun lalu. Nah, untuk Sedulur Yogyaku yang masih belum terlalu mengenal kesenian ini, yuk simak beberapa informasinya berikut ini!
Mengenal Keunikan Tari Oglek, Kesenian Tradisional yang Masih Digemari
Tidak seperti kebanyakan tarian yang biasanya ditampilkan beberapa menit saja, tari oglek biasanya dipertontonkan cukup lama, yakni sekitar satu hingga dua jam pada sebuah pertunjukan.
Bagi beberapa orang, tarian semacam ini menjadi daya Tarik tersendiri, sebab dalam pertunjukannya biasanya ada satu atau beberapa orang yang kesurupan. Biasanya fenomena ini disebut dengan in trance.
Namun, karena alasan tadi juga lah beberapa orang merasa sakit untuk menontonnya, bisa karena takut dengan atraksi yang ditunjukkan oleh mereka yang kesurupan, dan lain sebagainya.
Karena nantinya tarian ini akan berisikan beberapa atraksi dari mereka yang sudah tidak sepenuhnya sadar, bisa dikatakan setiap pertunjukan tari oglek digelar di tempat terbuka. Hal ini pulalah yang memberikan suasana cukup meriah karena siapa saja bisa menontonnya.
Dalam pertunjukannya, penampilan tari oglek biasanya diiringi dengan beberapa alat musik pengiring, sebut saja terbang besar, terbang kecil, bende, kendang bahkan gong. Dari beberapa alat music yang sudah disebutkan tadi, tentu bisa dibayangkan sendiri betapa meriahnya pertunjukan tarian ini.
Pertunjukan Tari Oglek, Tetap Menarik Meski Harus Ada yang Kesurupan
Dalam sebuah pertunjukan tari oglek, penari yang dibutuhkan tidak bisa dikatakan sedikit. Umumnya, terdapat empat orang penari, enam orang pengrawit dan satu orang pawang. Namun, sangat mungkin personil dalam pertunjukan ini berbeda sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pertunjukan ini biasanya diawali dengan tarian yang cukup sederhana terlebih dahulu. Barulah kemudian di pertengahan mencapai akhir baru akan ada penari yang kesurupan. Bagi sebagian orang, bagian kesurupan adalah bagian yang ditunggu-tunggu.
Namun, tidak jarang pula penonton yang merasa takut dengan bagian tersebut, sehingga memutuskan untuk pulang terlebih dahulu sebelum ada yang kesurupan.
Seperti kebanyakan tarian tradisional, tarian oglek ini juga memiliki kostumnya tersendiri ketika akan ditampilkan. Meskipun tidak terlalu heboh, namun kostum tersebut tetap saja menarik mata untuk melihatnya.
Beberapa elemen kostum yang harus ada dalam setiap pertunjukan adalah ikat kepleng, jarik sapit urang, hingga celana panji. Kostum yang dipakai tersebut biasanya berwarna merah dan hitam.
Ketika sedang menari, para penari tidak lupa membawa kuda kepang, dan dilengkapi juga dengan senjata pedang bambu. Hal ini selaras dengan inti cerita yang coba dijabarkan dalam tarian tersebut.
Secara sederhana, tarian ini bercerita tentang kisah dari Babad Panji Asmara Bangun, yang menceritakan tentang para prajurit yang bertempur mati-matian untuk memperebutkan kekuasaan dan tahta. Hal ini jugalah yang menjadikan sejarah tari oglek menarik untuk dikulik.
Dimana pertempuran tersebut terjadi antara Raden Sutawijaya dan Arya Penangsang. Dalam kisah tersebut, pertempuran ini akhirnya dimenangkan oleh Raden Sutawijaya setelah pertempuran yang sangat sengit.
Beberapa acara yang biasanya menampilkan tari oglek adalah khitanan, pernikahan, kelahiran dan lain sebagainya.
Beberapa grup tari oglek yang masih cukup eksis sampai sekarang ada di Desa Tuksono Kecamatan Sentolo, Desa Krembangan Kecamatan Panjatan, dan Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan.
Filosofi dan Manfaat yang Terkandung dalam Tari Oglek
Tidak berbeda dengan tradisi lan yang ada di Indonesia, nyatanya tari oglek juga memiliki filosofi dan maknanya tersendiri. Filosofi seperti ini tentu memberikan nilai tersendiri pada sebuah pertunjukan, sehingga seseorang akan merasa lebih tertarik untuk menontonnya.
Langsung saja, berikut beberapa filosofi dan makna yang coba dituangkan tarian oglek.
1. Menggambarkan Perjuangan Panjang
Seperti yang sudah disebutkan tadi, tarian ini menceritakan tentang pertempuran para prajurit secara mati-matian untuk mendapatkan kemenangan dan kekuasaan. Hal ini tentu seakan mengajarkan siapa saja untuk terus berjuang, agar bisa mendapatkan kesuksesan.
Hal tersebut tentu juga akan menjadi cambukan yang besar bagi mereka yang mudah menyerah, padahal selama ini belum melakukan usaha, atau perjuangannya masih sekadar kata-kata saja.
2. Sarana Untuk Bersilaturahmi
Terlepas dari filosofi yang disebutkan tadi, sebenarnya salah satu diselenggarakannya sebuah pertunjukan adalah untuk menyatukan berbagai macam orang. Dengan berkumpul menjadi satu, maka akan sangat mungkin untuk menjalin silaturahmi yang semakin dekat.
Dalam lingkup yang kecil seperti desa, adanya pertunjukan seperti ini menjadi ajang berkumpul masyarakat desa. Tidak peduli dengan jabatan, kekayaan dan lain sebagainya.
Itulah beberapa informasi yang berkaitan dengan tari oglek. Mengenal salah satu kesenian tradisional khas Indonesia tentu memberikan nilai tersendiri, salah satunya memberikan rasa bangga dan cinta tanah air lebih dalam.
Selain kesenian tari, Indonesia juga memiliki tradisi lain seperti permainan tradisional Jogja dan wilayah lainnya. Jadi, jika Sedulur Yogyaku ingin mengenal berbagai keunikan Indonesia secara lebih mendalam, maka bisa menemukan informasi lengkapnya di laman utama Yogyaku!