Masalah Kurikulum Merdeka, Menghambat Pengembangan Pendidikan?

Photo of author

Ditulis oleh Adnan AY

Freelance content writer di Zeka Digital. Tertarik dengan sejarah, isu politik, peternakan dan pertanian. Belajar dan menuangkan inspirasi dari dan pada hal-hal itu membuatku lebih bersemangat.

Sejak tahun 2022 banyak sekolah di Tanah Air telah menerapkan kurikulum merdeka. Sebagai terobosan, tentu kurikulum ini menuai pro dan kontra. Bahkan masalah kurikulum merdeka ini juga memicu reaksi dari para ahli.

Pada dasarnya soal kurikulum memang perlu dibuat sebaik mungkin. Sebab target pendidikan dari suatu negeri, dapat diwujudkan dengan adanya kurikulum yang baik. Semakin baik sebuah kurikulum yang dirumuskan, akan semakin mendekatkan peserta didik pada target pendidikan.

Nah, bagaimana pandangan Sedulur Yogyaku terkait dengan kurikulum terbaru ini? Mempercepat atau menghambat pengembangan pendidikan? Simak ulasan berikut untuk menguatkan kesimpulan Sedulur Yogyaku!

Memahami Kurikulum Merdeka

Apa itu Kurikulum Merdeka, Sumber: wikipedia.com
Apa itu Kurikulum Merdeka, Sumber: wikipedia.com

Meskipun telah diberlakukan dan menuai pro-kontra, tidak banyak masyarakat umum yang mau melihat problematika kurikulum merdeka. Kesimpulan untuk menilai kurikulum baru ini hanya dari opini ke opini. Tanpa melihatnya secara adil mulai dari pengertian hingga tujuan.

Menurut laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbutristek), kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Dimana konten pendidikan akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Dengan pengertian itu dapat dipahami bahwa kurikulum ini lebih bersifat fleksibel dan dinamis. Dimana dapat disesuaikan dengan keadaan masing-masing sekolah. Baik SD swasta maupun SD dan SMP umum tidak akan terintervensi oleh kurikulum yang baku.

Selain itu tujuan dari kurikulum ini pun cukup menarik. Dimana keadaan pandemi yang tengah terjadi beberapa waktu lalu, cukup memporakporandakan pendidikan di Tanah Air. Dengan penyederhanaan kurikulum prototipe, harapannya kurikulum ini lebih efektif.

Yaitu mampu sebagai sarana untuk pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Sebab dalam kurikulum ini akan menitikberatkan pada materi esensial.

Hal inilah yang menjadikan kurikulum ini disebut dengan kurikulum merdeka belajar. Dimana pihak kepala sekolah dan guru lebih leluasa memberikan sentuhan kreativitas, sesuai dengan kebutuhan peserta didik di sekolahannya.

Namun meskipun tujuan dari kurikulum ini baik, tentu ada pro kontra. Ini merupakan bagian dari tantang kurikulum merdeka. Sebab sebagai kebijakan baru, pasti akan menarik reaksi para ahli. Walaupun diakui atau tidak, kurikulum ini memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Kelebihan Kurikulum Merdeka

Penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah, Sumber: detik.com
Penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah, Sumber: detik.com

Ada banyak kelebihan dari kurikulum merdeka yang telah diterapkan di Indonesia. Dan berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Lebih Merdeka

Pertama tentu kelebihan dari kurikulum ini adalah lebih memberikan kemerdekaan, utamanya bagi peserta didik. Dalam jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) misalkan, tidak ada paksaan bagi peserta didik dalam memilih jurusan. Mereka bebas memilih sesuai dengan minat dan bakat.

Meskipun demikian, guru tetap harus mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Disamping itu sekolah tetap memiliki kewenangan untuk mengelola kurikulum merdeka ini. Disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.

2. Terkesan Lebih Sederhana

Dengan menitikberatkan pada nilai esensial sebuah materi, menjadikan kurikulum ini terkesan lebih sederhana. Namun dengan berfokuskan pada materi esensial, tentu membutuhkan kecermatan lebih dari para guru.

Apalagi kurikulum ini juga perlu menyesuaikan dengan fase tahap pendidikan anak. Dimana setiap fase tahap pembelajaran anak, akan membuat guru perlu melakukan pendekatan dan survey. Hal ini guna mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang efektif.

Sehingga meskipun terkesan lebih sederhana, guru diharapkan menciptakan pembelajaran yang mendalam bermakna dan tidak membosankan.

3. Lebih Interaktif dan Relevan

Dalam kurikulum merdeka diterapkan sistem pembelajaran proyek. Hal ini hampir sama dengan yang dijumpai di sejumlah PKBM. Dimana untuk mencapai PKBM berkualitas, peserta didik dilibatkan dalam berbagai proyek dengan tujuan pembelajaran.

Langkah ini memungkinkan bagi para peserta didik untuk melakukan eksplorasi aktif pada isu-isu aktual. Misalkan seperti isu lingkungan, teknologi bahkan hingga kesehatan. Dengan sistem proyek, akan mewujudkan pengalaman berkesan bagi setiap peserta didik.

Itulah tiga kelebihan dari kurikulum merdeka yang diterapkan di Indonesia. Tentu dalam penerapan kurikulum merdeka tidak hanya memiliki kelebihan, namun juga kekurangan. Dimana kekurangan inilah yang seringkali memicu reaksi dari para pakar dalam dunia pendidikan.

Kekurangan Kurikulum Merdeka

Kekurangan kurikulum merdeka, Sumber: viva.co.id
Kekurangan kurikulum merdeka, Sumber: viva.co.id

Ada banyak hal yang disoroti dari kurikulum merdeka ini utamanya dari segi kekurangan. Dan berikut adalah beberapa kekurangan yang sudah tampak dan berpotensi untuk terjadi:

1. Ketidaksiapan Tenaga Pengajar

Kekurangan pertama dari kurikulum merdeka adalah ketidaksiapan dari para tenaga pengajar atau guru. Hal itu bukanlah tanpa sebab, ketidaksiapan yang terjadi bukan murni kesalahan para tenaga pengajar. Namun juga dikarenakan minimnya pelatihan terkait kurikulum ini.

Padahal untuk mencapai kesuksesan dari penerapan sebuah kurikulum membutuhkan tenaga pengajar yang mumpuni. Ketidaksesuaian antara kesiapan keduanya akan menimbulkan ketimpangan dalam proses pembelajaran itu sendiri.

2. Ketidakmerataan Pertumbuhan Pendidikan

Selain itu kurikulum ini berpotensi menimbulkan ketimpangan dalam pemerataan pertumbuhan pendidikan. Sekolah yang berada di daerah dengan kesadaran pendidikan akan melaju dengan pesat. Sedangkan yang berada di daerah dengan kesadaran pendidikan minim akan tertinggal.

Hal ini tentunya akan berimbas kepada hal lain. Mulai dari hasil pendidikan yang tidak sama dalam kualitas, hingga sulit melakukan pemerataan kesejahteraan khususnya dalam penyediaan lapangan kerja.

Potensi ini selayaknya digali oleh para perumus kurikulum. Dengan kebebasan yang diberikan, potensi ketimpangan pendidikan begitu besar. Sebab di Indonesia sendiri hingga saat ini masih banyak daerah yang belum memiliki kesadaran tentang pentingnya pendidikan.

3. Lambat Mencapai Target Pendidikan

Selain itu dengan adanya keleluasaan pada setiap sekolah untuk mengelola kurikulum, juga berpotensi memperlambat mencapai target pendidikan. Padahal agar sebuah bangsa bisa bersaing, perlu parameter untuk mengukur ketercapaian target.

Tidak bisa melakukan perbandingan dengan bangsa lain jika sebuah bangsa tidak memiliki target pendidikan. Dengan adanya target pula, dapat dievaluasi pendidikan yang diselenggarakan dari tahun ke tahun. 

Nah itulah tiga kekurangan dari kurikulum merdeka. Dimana ketika masih ada kekurangan, sebaiknya perlu melakukan evaluasi. Sebab bisa jadi kurikulum pendidikan yang diselenggarakan saat ini menjadi penghambat pengembangan pendidikan.

Kurikulum Merdeka Menghambat Pengembangan Pendidikan?

Fakta mengenai kurikulum merdeka, Sumber: googleusercontent.com
Fakta mengenai kurikulum merdeka, Sumber: googleusercontent.com

Dari ulasan di atas, apakah Sedulur Yogyaku sudah mempunyai kesimpulan terhadap kurikulum merdeka? Apakah kurikulum ini benar-benar menghambat pengembangan pendidikan atau sebaliknya?

Dalam penerapan sebuah kurikulum baru, perlu banyak instrumen pendukung. Salah satu yang paling penting diantara semuanya adalah kesiapan dari para tenaga pengajar. Jika belum siap sudah terlihat bagaimana kurikulum itu ketika diterapkan nantinya.

Padahal amanat dalam menyelenggarakan pendidikan sudah jelas, yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak sekedar mencetak para generasi yang siap menjadi tenaga kerja. Sebab kecerdasan menjadi syarat dominan untuk mewujudkan para tenaga unggul.

Dengan kecerdasan dan keterampilan yang mumpuni, sudah pasti bangsa ini bisa bersaing. Berkompetisi dengan bangsa lain sehingga bisa menjadi bangsa yang lebih maju.

Nah apakah Sedulur Yogyaku merasa artikel ini bermanfaat? Jika benar Sedulur Yogyaku bisa share artikel ini kepada yang lain. Dan untuk mendapatkan lebih banyak informasi bermanfaat, Yogyaku menyediakan berbagai tema artikel menarik yang bisa dijadikan referensi.