Ternyata Beginilah Asal-usul Gudeg Jogja, Kuliner Khas Yogyakarta yang Ngangenin

Photo of author

Ditulis oleh Yuna Ni

Seorang lulusan S1 Pendidikan, saya menemukan arah tak terduga sebagai penulis artikel web sejak 2015. Setiap artikel yang saya tulis adalah refleksi dedikasi saya untuk membawa nilai-nilai edukatif ke dunia digital.

Jika mendengar kata gudeg, tentu sebagian besar masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan hidangan yang satu ini. Meskipun sangat populer, ternyata belum banyak orang yang tahu tentang asal-usul gudeg Jogja. 

Kebanyakan masyarakat cuma tahu bahwa gudeg adalah makanan khas Jogja yang dibuat dari nangka muda kemudian dimasak menggunakan santan. Biasanya gudeg disajikan bersama nasi, telur, sambal krecek, tahu, dan ayam areh.

Asal-usul Gudeg Jogja

Asal Usul Gudeg Jogja, Sumber: detik.com
Asal Usul Gudeg Jogja, Sumber: detik.com

Di Yogyakarta ada banyak sekali warung makan yang menjual gudeg. Oleh karena itu tak heran jika Yogyakarta mendapat julukan sebagai kota gudeg. Namun tahukah Anda bagaimana asal-usul makanan lezat dengan citarasa gurih dan manis ini?

1. Sudah Ada Sejak Zaman Mataram

Menurut sebuah buku yang membahas tentang makanan tradisional Indonesia karya Murdijati Gardjito, gudeg sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram. Kala itu para prajurit sedang membabat Alas Mentaok untuk membangun sebuah keraton.

Ternyata hutan yang akan dibangun keraton dipenuhi dengan pohon kelapa dan pohon nangka. Banyaknya jumlah pohon kelapa dan pohon nangka membuat para prajurit berinovasi untuk menciptakan sebuah makanan dari kedua buah tersebut.

Setelah itu masyarakat Kota Jogja dan sekitarnya mengenal makanan hasil inovasi para prajurit dengan nama gudeg. Gudeg pun menjadi menu utama untuk masyarakat di kehidupan sehari-harinya.

2. Gudeg dalam Serat Centhini

Saking tuanya, kuliner khas Jogja yang satu ini ada dalam serat centhini yang ditulis pada tahun 1600 an. Serat centhini yang aslinya bernama Suluk Tembangraras adalah sebuah karya sastra Jawa. Serat centhini ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa.

Buku kemudian diwujudkan dalam bentuk tembang macapat oleh tiga penulis terkemuka dari Kerajaan Surakarta yaitu Ranggasutrasna, Yasadipura II, dan R. Ng. Sastradipura. Dalam buku tersebut ada yang mengisahkan tentang gudeg.

Ketika itu Raden Mas Cebolang tengah mengunjungi kediaman Pangeran Tembayat yang bertempat tinggal di Kabupaten Klaten. Ketika para wanita diperintahkan untuk menyajikan makanan, salah satu menu yang dikeluarkan adalah gudeg. 

3. Alasan Dinamakan Gudeg

Asal-usul gudeg Jogja mengapa dinamakan demikian berasal dari proses memasaknya. Karena jumlahnya sangat banyak, para prajurit yang sedang membabat hutan untuk dijadikan keraton memasak buah nangka dalam jumlah banyak sekaligus.

Untuk mengaduk masakan agar tidak cepat gosong, sang juru masak menggunakan centong besar. Dalam bahasa Jawa, mereka menyebut kegiatan tersebut dengan istilah hangudeg atau ngudheg. 

Hangudeg juga bisa berarti memasak nangka dengan santan dan daun melinjo dalam kuali besar. Saat ini kata hangudeg sudah jarang ditemukan dalam percakapan sehari-hari masyarakat Yogyakarta. Hal itu karena mereka lebih sering menggunakan kata ngudak

Keistimewaan Gudeg

Keunikan dari kuliner gudeg, Sumber: jogjaprov.go.id
Keunikan dari kuliner gudeg, Sumber: jogjaprov.go.id

Setelah membahas tentang asal-usul gudeg Jogja, kurang lengkap rasanya jika belum membahas keistimewaannya juga. Gudeg memiliki keunikan tersendiri karena proses memasaknya yang memakan waktu cukup lama.

Untuk memasak nangka sampai menjadi gudeg dibutuhkan waktu sekitar 5 jam lamanya. Namun karena hal itulah muncul cita rasa manis yang istimewa. Untuk penggemar rasa pedas, mereka dapat menyesuaikan tingkat kepedasan dengan menambahkan sambal krecek. 

Hidangan gudeg dapat dinikmati sebagai sarapan, makan siang, atau makan malam. Biasanya, kuliner gudeg Jogja tersedia dalam dua varian, yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah lebih baik disantap segera karena tidak tahan lama di suhu ruangan.

Sedangkan gudeg kering adalah jenis gudeg yang sering dijual belikan untuk dijadikan oleh-oleh karena lebih awet. Selain itu, ada juga varian gudeg manggar khas Bantul yang tidak menggunakan nangka muda sebagai bahan utamanya.

Sebagai pengganti nangka, masyarakat Bantul menggunakan bunga kelapa atau manggar. Karena bahan baku yang sulit didapat, gudeg manggar biasanya memiliki harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan gudeg nangka.

Kemasan Gudeg Jogja

Kemasan gudeg jogja, Sumber: gudegyudjumpusat.com
Kemasan gudeg jogja, Sumber: gudegyudjumpusat.com

Seiring dengan perkembangan zaman, gudeg kini hadir dalam berbagai variasi kemasan yang menarik. Gudeg disajikan dalam bentuk kemasan modern, tradisional, hingga unik. Berikut adalah beberapa cara pengemasan gudeg Jogja yang sedang populer di masyarakat.

1. Gudeg Kendil

Gudeg kendil adalah varian gudeg yang disajikan bersama dengan ayam, telur bacem, sambal krecek, tahu, dan tempe. Uniknya, hidangan ini disajikan dalam wadah gerabah tradisional yang disebut kendil. 

Gudeg kendil mampu bertahan lebih lama tanpa mengalami penurunan kualitas jika disimpan di dalam lemari es, yaitu sekitar 2-3 hari. Penyajian gudeg di dalam kendil juga akan memberikan cita rasa yang autentik.

2. Gudeg Kotak

Gudeg kotak adalah istilah untuk gudeg lengkap yang disajikan dalam kemasan kotak kardus. Gudeg kotak dapat bertahan sekitar 1-2 hari jika disimpan dalam lemari es. Gudeg dalam kemasan kotak sering digunakan untuk keperluan catering.

Biasanya gudeg akan disajikan sebagai sarapan, makan siang, atau untuk bekal. Dengan menggunakan kotak, penyajian gudeg akan menjadi lebih praktis dan mudah dibawa. Itu juga yang menjadi alasan mengapa gudeg kotak sering dibagikan dalam acara tasyakuran.

3. Gudeg Kalengan

Gudeg kalengan adalah jenis gudeg yang dikemas dalam kaleng dan telah menjalani proses sterilisasi untuk memperpanjang masa simpannya. Proses sterilisasi membuat gudeg tetap segar dan aman dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama .

Gudeg kalengan biasanya mampu bertahan hingga satu tahun. Umumnya, gudeg kalengan hanya berisi potongan nangka, sementara pelengkap seperti lauk tambahan disajikan secara terpisah. 

4. Gudeg Besek

Gudeg besek merupakan varian gudeg yang disajikan lengkap dengan lauk pendampingnya dan dikemas dalam keranjang anyaman bambu yang disebut besek. Hidangan gudeg dalam kemasan besek dapat disimpan dalam kulkas selama 2-3 hari.

Penyajian dalam besek memberikan sentuhan tradisional yang khas dan bisa menjaga kesegaran gudeg. Kemasan besek juga menambah nilai estetika sehingga cocok untuk acara-acara khusus atau sebagai oleh-oleh.

Itulah asal-usul gudeg Jogja beserta keistimewaan dan kemasan yang sering digunakan. Baca terus informasi-informasi menarik lain seputar hal-hal yang ada di Kota Jogja hanya di Yogyaku.