Jogja memang sudah sangat terkenal dengan makanan khasnya. mulai dari berbagai kudapan dengan cita rasa yang kompleks, hingga camilan sederhana yang rasanya tetap mengundang selera meski terlihat biasa. Untuk kawasan Bantul, peyek tumpuk lah salah satu contohnya.
Seperti yang sudah bisa dibayangkan dari namanya, panganan ini memang tidak sama dengan kebanyakan peyek yang biasanya tipis dan ditaburi dengan kacang di atasnya. Melainkan, keunikan peyek tumpuk yang bisa langsung terlihat adalah dari bentuknya yang tebal.
Merasa penasaran dan ingin langsung mencobanya? Yuk, kenali dulu beberapa fakta hingga sejarah peyek tumpuk berikut ini.
Mengenal Camilan Peyek Tumpuk, Oleh-oleh Pilihan dari Bantul
Jika dilihat sekilas, peyek tumpuk adalah salah satu camilan sederhana yang kini sudah cukup mudah ditemukan di Jogja. Bahan utama pembuatannya adalah tepung dan kacang untuk bagian atasnya. Biasanya, pembuatnya juga menambahkan beberapa bumbu sederhana sehingga rasanya semakin sedap ketika dirasa.
Seperti kebanyakan peyek yang sering ditemukan, cita rasa utama dari peyek tumpuk adalah gurih dan nikmat. Namun, ukurannya yang tebal seakan mendatangkan rasa penasaran tersendiri untuk langsung mencobanya.
Tidak perlu khawatir makanan ini terasa keras, karena sebenarnya teksturnya tetap renyah dan mudah untuk dikunyah. Ukurannya yang tebal malah seakan memberikan pengalaman yang lebih nendang ketika sedang menyantap sebuah makanan. Tidak heran rasanya jika makanan ini termasuk dalam salah satu kuliner Jogja ngangeni.
Mengulik Sejarah Peyek Tumpuk, Berasal dari Wanita Bernama Sama
Sama seperti kebanyakan makanan khas yang sudah melegenda, ternyata camilan ini juga memiliki asal mula atau sejarahnya sendiri. Yang mana, pada tahun 1975, ada seorang wanita bernama Tumpuk yang membuat peyek dan geplak untuk dijual demi mencari penghasilan.
Ternyata, cita rasanya yang unik dan sedap sukses mendatangkan pembeli dan menjadikan mereka pelanggan tetap. Dari yang awalnya hanya usaha rumahan sederhana, kini sudah semakin berkembang dan terkenal di Bantul hingga seantero Jogja.
Meskipun perjuangannya tidak bisa dikatakan mudah, namun hasilnya tidak mengecewakan. Sampai saat ini, peyek tumpuk masih terus eksis menjadi salah satu oleh-oleh yang diminati oleh pelancong dari luar daerah.
Keunikan Peyek Tumpuk yang Jarang Ditemui di Tempat Lain
Menjadi salah satu kuliner Jogja unik yang digandrungi, tentu saja camilan tradisional ini memiliki keunikan tersendiri. Sehingga para pembeli atau pelancong dari luar daerah tidak pernah merasa bosan untuk membelinya.
Langsung saja, berikut beberapa keunikan yang dimiliki oleh geplak tumpuk ini.
1. Cita Rasa Peyek Tumpuk yang Nikmat dan Menggoda
Jika berbicara mengenai makanan, cita rasa tentu menjadi faktor utama yang menentukan apakah seseorang akan menyukainya atau tidak. Kabar baiknya, peyek ini memiliki cita rasa yang sedap dan gurih, dan masih dijaga rasa aslinya sejak dahulu.
Perpaduan antara tepung dan taburan kacang di atasnya seakan menjadi kolaborasi sempurna ketika masuk ke dalam mulut. Membuat siapa saja tidak akan merasa cukup jika hanya memakan satu hingga dua buah saja.
2. Pernah Mendapatkan Rekor MURI
Tidak hanya sekadar berjualan peyek biasa, nyatanya pengelola peyek tumpuk cerdas melihat keunikan dan peluang. Hasilnya, mereka sempat memecahkan Rekor Museum Rekor Indonesia sebagai peyek yang memiliki berat lebih banyak dibandingkan peyek lainnya.
Bagi sebagian orang, mungkin faktor ini tidaklah terlalu penting. Namun, bagi pemilik usaha, pencapaian semacam ini sering kali mendongkrak branding dan mendatangkan rasa penasaran yang lebih bagi mereka yang belum pernah mencobanya.
3. Sudah Menjadi Kuliner yang Legendaris
Seperti yang sudah dikatakan tadi, camilan ini sudah ada sejak tahun 1975. Sudah bisa dikatakan sebagai salah satu kuliner legendaris yang masih bertahan hingga kini, di tengah gempuran berbagai macam makanan kekinian.
Selain itu, para pelancong yang datang ke Jogja juga seakan tidak pernah merasa bosan untuk menjadikannya sebagai oleh-oleh pilihan. Bahkan, tidak jarang ada yang sengaja memesannya.
4. Ukurannya yang Tidak Biasa
Keunikan terakhir yang juga menjadi yang paling mudah ditemui adalah ukurannya yang tidak biasa jika dibandingkan dengan peyek lainnya. Jika dilihat dari ketebalannya, bisa dikatakan peyek ini dua kali lipat lebih tebal.
Namun, ketika digigit, tekstur dari makanan ini tetap renyah dan mudah untuk dikunyah. Salah satu alasan utamanya adalah penggunaan bahan pilihan dengan kualitas terbaik.
Peyek Tumpuk yang Asli, Ada di Mana?
Karena sudah menjadi salah satu camilan yang legendaris, saat ini sudah banyak penjual lain yang juga menjual jenis peyek seperti ini. Namun, jika Sedulur Yogyaku mencari yang asli, maka bisa menemukannya di Jl. Kh Wahid Hasyim, Taskombang, Ringinharjo, Bantul, Jogja.
Toko ini akan buka mulai pukul 08.00 – 20.00 malam setiap harinya. Itu artinya, ada waktu yang cukup panjang untuk membeli peyek ini, sehingga tidak perlu takut jika tidak akan kebagian.
Sebagai informasi tambahan, peyek ini biasanya dijual dengan harga Rp. 30.000 untuk kemasan 500 gram. Harga tersebut tentu bisa berubah kapan saja tergantung dengan ketentuan penjual.
Itulah informasi lengkap mengenai peyek tumpuk, salah satu camilan sederhana yang ternyata kini disukai oleh pelancong dari Indonesia bahkan mancanegara. Hal ini tentu membuktikan, bahwa potensi dan kekayaan Indonesia sangat beragam dan tidak hanya terpaku pada satu bidang saja.
Nah, jika Sedulur Yogyaku masih ingin mencari panganan tradisional lainnya yang tidak kalah unik dan menarik, maka bisa langsung mencarinya di laman utama Yogyaku. Semoga bermanfaat!