Dana Darurat Ideal, Sebaiknya Berapa?

Photo of author

Ditulis oleh Vita Maharani

Passionate food technology and writer. Find joy in traveling and culinary exploration. Sunsets are my muse, and rhythmic sound of the waves becomes the soundtrack of my adventure.

Dalam hidup kita tidak pernah tahu kapan musibah akan datang. Sakit, kecelakaan, kehilangan pekerjaan, atau bencana alam bisa terjadi kapan saja. Hal ini bisa menguras keuangan jika tidak ada persiapan. Tanpa dana darurat ideal, Sedulur Yogyaku mungkin terpaksa berhutang atau mengorbankan tabungan untuk memenuhi kebutuhan mendesak tersebut. 

Dana darurat adalah sejumlah uang yang disisihkan khusus untuk menghadapi kejadian tak terduga. Hanya boleh digunakan dalam kondisi yang benar-benar mendesak. Lalu bagaimana menentukan besaran dana darurat ideal yang tepat? Apakah cukup tiga bulan pengeluaran, atau harus lebih? Jawabannya ada pada artikel ini. Jadi, yuk, simak sampai akhir!

Mengapa Dana Darurat Itu Penting? 

Dana darurat untuk kejadian tak terduga, Sumber: michelecagancpa.com
Dana darurat untuk kejadian tak terduga, Sumber: michelecagancpa.com

Dana darurat adalah simpanan uang tunai yang sengaja dipisahkan untuk keperluan mendesak. Contohnya biaya medis, perbaikan kendaraan, atau kebutuhan hidup ketika penghasilan terhenti. Beda dengan tabungan biasa, dana ini hanya digunakan saat situasi kritis, bukan untuk tujuan konsumtif. 

Tanpa adanya dana darurat, seorang bisa terpaksa berutang atau menjual aset berharga ketika ada masalah finansial. Hal ini justru memperburuk kondisi keuangan jangka panjang. Dengan dana darurat ideal, Sedulur Yogyaku bisa melewati masa sulit tanpa mengorbankan rencana keuangan lainnya. 

Tidak ada angka mutlak untuk besarnya dana darurat yang ideal dimiliki. Namun, secara umum direkomendasikan 3 sampai 6 bulan pengeluaran. 

Misal pengeluaran Sedulur Yogyaku Rp 5.000.000, maka dana darurat ideal Sedulur Yogyaku berkisar antara Rp 15.000.000 hingga Rp 30.000.000. Hitung pengeluaran meliputi kebutuhan pokok, makan, sewa, transportasi, dan tagihan penting lainnya. 

Faktor yang Mempengaruhi Besaran Dana Darurat

Uang simpanan yang ternyata penting, Sumber: axisbank.com
Uang simpanan yang ternyata penting, Sumber: axisbank.com

Setiap orang memiliki kondisi keuangan dan tanggung jawab berbeda. Dengan begitu penghitungan dana darurat idealnya pun tak bisa disamaratakan. Penyesuaian penghitungan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini: 

1. Status Perkawinan dan Jumlah Tanggungan

Sedulur Yogyaku yang masih single tentunya pengeluarannya akan berbeda dengan yang menikah. Single tanpa tanggungan dan single sandwich generation pun sudah pasti beda. Dana darurat ideal untuk lajang tanpa tanggungan adalah 3-6 kali pengeluaran, sedangkan yang sudah menikah, hampir dua kali lipatnya, yaitu 6-9 kali pengeluaran bulanan. 

Beda lagi jika sudah memiliki anak. Dana daruratnya harus mencapai 9-12 bulan pengeluaran. Semakin banyak anak, semakin besar dana darurat yang dibutuhkan. Karena kebutuhannya pun menjadi lebih kompleks, seperti biaya sekolah, anak sakit, atau yang lainnya. 

2. Stabilitas Pekerjaan 

Bagi karyawan tetap dengan gaji bulanan yang stabil, 3-6 bulan pengeluaran mungkin sudah cukup. Namun berbeda dengan freelancer, wiraswasta, atau pekerja proyek yang penghasilannya fluktuatif. Agar aman, dana darurat ideal mereka sekitar 9-12 bulan pengeluaran. 

Ketidakpastian keuangan pada pekerja lepas membuatnya menjadi kelompok rentan terhadap masa tanpa pemasukan. Selain itu, pekerja dalam sektor informal (seperti wirausaha, kuli bangunan) perlu memeprtimbangkan faktor musiman. 

3. Gaya Hidup

Gaya hidup ini juga menentukan besarnya pengeluaran per bulan setiap orang dan akan mempengaruhi dana darurat ideal yang dibutuhkan. Orang dengan gaya hidup hemat, pengeluarannya cenderung lebih kecil. Mereka lebih hati hati membelanjakan uang. 

Sedangkan orang dengan gaya hidup boros, pengeluaran bulanannya juga akan melejit. Bisanya ini dipengaruhi oleh godaan membeli barang-barang mewah atau yang tidak dibutuhkan, makan di tempat mahal atau liburan. Dengan begitu, harus menyisishkan uang lebih banyak untuk dana daruratnya. 

4. Aset dan Kewajiban

Kepemilikan aset terutama aset likuid lebih cepat diubah menjadi uang tunai saat dibutuhkan dalam kondisi apapun. Aset likuid ini mencakup deposito, reksadana pasar uang, atau emas. Jika memiliki aset likuid yang cukup, tidak perlu dana darurat yang terlalu besar karena bisa mengandalkan aset tersebut. 

Selain aset, Sedulur Yogyaku juga perlu mengetahui kewajiban finansial, misalnya cicilan yang harus Sedulur Yogyaku bayarkan setiap bulan. Jika ada kewajiban finansial, dana darurat idealnya akan lebih besar. Tujuannya untuk memastikan agar tetap bisa bayar meski terjadi keadaan mendesak. 

Dana darurat ideal disesuaikan dengan faktor-faktor tersebut. Tidak ada rumus yang mutlak, karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Yang terpenting adalah mengevaluasi situasi Sedulur Yogyaku berkala dan menyiapkan dana daruratnya. 

Tips Membangun Dana Darurat Ideal 

Besaran uang simpanan harus disesuaikan, Sumber: medium.com
Besaran uang simpanan harus disesuaikan, Sumber: medium.com

Menyisihkan dana darurat terlihat mudah, namun pada prakteknya sering terganggu oleh gaya hidup atau kebutuhan mendadak.  Berikut beberapa tips yang bisa Sedulur Yogyaku terapkan untuk mulai menyusun dana darurat yang ideal:

  • Sisihkan sebagian dari penghasilan secara rutin, bisa mulai dari 10-20% tiap bulan. 
  • Gunakan rekening terpisah dari tabungan utama 
  • Jika perlu, atur autodebet dari penghasilan bulanan sehingga Sedulur Yogyaku tidak perlu mengingat dan tergoda untuk belanja lebih 
  • Jika Sedulur Yogyaku mendapatkan bonus atau THR, sisihkan sebagian untuk dana darurat
  • Cari penghasilan tambahan dengan mencari pekerjaan sampingan atau hobi yang menghasilkan
  • Prioritaskan aset likuid sehingga gampang dicairkan seperti deposito, reksadana pasar uang
  • Jika terpaksa digunakan, segera isi kembali seperti semula

Mengumpulkan dana darurat terlihat sederhana, kadang terjebak pada perencanaan saja. Nah, yang penting mulai aja dulu, dari jumlah kecil, dan konsisten. Jika ingin mempercepat pengumpulan dana darurat, eksplorasi ide bisnis untuk mahasiswa seperti freelance atau monetisasi di situs jual foto online bisa jadi solusi. Yang penting, hasilnya disiplin dialokasikan ke rekening dana darurat.

Dana darurat adalah bagian penting dari perencanaan keuangan. Memiliki dana darurat ideal, Sedulur Yogyaku bisa merasa lebih tenang dan siap menghadapi guncangan finansial. Yang terpenting disiplin dalam menyisihkan dan kelola dengan komitmen. Mulailah dari jumlah kecil sesuai kemampuan, lalu tingkatkan secara bertahap.