Harga Tanah di Jogja Semakin Tak Terjangkau, Gen Z Susah Punya Rumah?

Photo of author

Ditulis oleh Melynda Dyah

Seorang Content Writer yang membawa semangat dan kreativitas dalam setiap tulisannya. Bekerja untuk Zeka Digital dan untuk diri sendiri.

Jogja, kota yang dikenal sebagai kota pelajar dan budaya, kini mulai menghadirkan berbagai tantangan baru bagi warganya, terutama bagi generasi muda, seperti harga tanah di Jogja yang semakin melambung. 

Jika dulu Jogja terkenal sebagai tempat yang serba murah, sekarang tampaknya label tersebut mulai memudar, terutama dalam sektor properti. Generasi Z, yang sebagian besar baru memulai karir dan kehidupan mandiri, seolah dihadapkan pada masalah tingginya harga tanah di Jogja.

Lantas, seberapa tinggi harga tanah di Kota Pelajar ini? Simak penjelasannya di bawah ini.

Harga Tanah Naik, Generasi Muda Bingung

Kenaikan harga tanah yang semakin meningkat, Sumber: megapolitan.kompas.com
Kenaikan harga tanah yang semakin meningkat, Sumber: megapolitan.kompas.com

Dalam beberapa tahun terakhir, harga tanah di Jogja terus meningkat secara signifikan. Bukan hanya di pusat kota seperti Malioboro atau kawasan sekitar UGM, tapi juga di pinggiran seperti Sleman dan Bantul. Fenomena ini membuat banyak anak muda, terutama generasi Z, harus berpikir ulang untuk membeli rumah atau sekadar memiliki tanah di Jogja.

Kenapa sih harga tanah di Kota Gudeg ini bisa melonjak? 

Jawabannya simple, salah satunya karena permintaan yang tinggi, namun pasokan lahan justru terbatas. Jogja menjadi magnet bagi banyak orang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebagian besar orang yang datang ke Jogja melihat kota ini sebagai tempat yang nyaman untuk tinggal, investasi, atau sekadar berlibur. 

Alhasil, tanah di Jogja menjadi incaran banyak pihak, mulai dari investor properti, pengembang perumahan, hingga orang-orang yang mencari tempat tinggal. Tingginya permintaan ini menyebabkan harga tanah melesat.

Dampak bagi Generasi Z

Harga tanah di Jogja semakin menggila, Sumber: exotiqproperty.com
Harga tanah di Jogja semakin menggila, Sumber: exotiqproperty.com

Lantas, bagaimana kabar Gen Z? Mereka yang baru lulus kuliah atau baru meniti karir rasanya jauh dari kata siap untuk membeli tanah, apalagi rumah. Gaji mereka yang belum stabil, ditambah gaya hidup modern, membuat menabung untuk tanah di Jogja jadi misi yang hampir mustahil.

Ditambah lagi, sebagian besar Gen Z cenderung lebih memilih tinggal di kost dibanding langsung membeli rumah. Di Jogja sendiri, ada banyak pilihan kost, mulai dari kost sederhana hingga kost eksklusif Jogja yang menyediakan fasilitas super lengkap. Meski tinggal di kost terlihat lebih praktis, banyak juga yang merasa ini bukan solusi jangka panjang, terutama ketika mereka sudah berencana untuk membangun keluarga.

Apa Penyebab Harga Tanah di Jogja Melonjak?

Harga tanah naik berpengaruh pada generasi Z, Sumber: arthaka-land.co.id
Harga tanah naik berpengaruh pada generasi Z, Sumber: arthaka-land.co.id

Ada beberapa alasan yang membuat harga tanah di kota Jogja kian tinggi, sebagai berikut:

1. Daya Tarik Wisata dan Pendidikan

Jogja punya segalanya, sebut saja universitas ternama, tempat wisata yang menarik, hingga suasana kota yang damai. Ini membuat banyak orang bermimpi untuk memiliki properti di Jogja, baik untuk tinggal, disewakan, atau bahkan sebagai investasi jangka panjang.

2. Proyek Infrastruktur

Perkembangan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara baru juga turut andil dalam menaikkan harga tanah di Jogja. Dengan akses yang semakin mudah, kawasan-kawasan yang dulunya terbilang “pelosok” kini mulai menjadi primadona. Harga tanah di daerah seperti Kulon Progo misalnya, mulai merangkak naik sejak adanya Bandara Yogyakarta International Airport.

3. Tren Urbanisasi

Banyak orang dari luar Jogja yang pindah ke kota ini untuk mencari kehidupan yang lebih nyaman dibanding kota besar lain seperti Jakarta atau Surabaya. Sayangnya, hal ini membuat harga properti melonjak karena permintaan yang semakin meningkat.

Beberapa Tips Alternatif Bagi Generasi Z

Daya tarik wisata berpengaruh pada kenaikan harga, Sumber: exotiqproperty.com
Daya tarik wisata berpengaruh pada kenaikan harga, Sumber: exotiqproperty.com

Ketika harga yang ditetapkan pasaran sudah semakin sulit dijangkau, lalu apa yang bisa dilakukan generasi muda?

1. Investasi di Pinggiran Kota

Pinggiran Jogja seperti Sleman, Bantul, atau Kulon Progo mungkin bisa jadi alternatif. Memang, lokasinya tidak berada di pusat kota, tapi dengan perkembangan infrastruktur saat ini, akses ke daerah-daerah ini sudah semakin mudah. Selain itu, harganya pun masih sedikit lebih terjangkau dibanding kawasan kota.

2. Tinggal di Kost atau Sewa Rumah

Pilihan lain yang lebih realistis adalah tinggal di kost atau menyewa rumah. Kost-kostan atau sewa rumah yang kini menjadi solusi bagi banyak anak muda yang menginginkan kenyamanan tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk membeli rumah. Ini juga cocok bagi Sedulur Yogyaku yang belum berencana tinggal di Jogja dalam jangka panjang.

3. Bersabar dan Menabung

Meskipun sulit, bukan berarti membeli tanah di Jogja adalah hal yang mustahil. Dengan perencanaan keuangan yang matang, generasi muda masih bisa menabung untuk membeli tanah atau rumah, meskipun butuh waktu lebih lama.

Apa Saja Risiko Jika Harga Tanah Terus Naik?

Mulai menabung untuk membeli tanah, Sumber: lamudi.co.id
Mulai menabung untuk membeli tanah, Sumber: lamudi.co.id

Ketika harga tanah terus menerus meningkat tanpa kendali, ada beberapa risiko yang harus dihadapi, baik oleh masyarakat lokal maupun generasi muda. Berikut ini :

1. Kehilangan Identitas Lokal

Ketika tanah-tanah di Jogja banyak dimiliki oleh pihak luar atau investor besar, ada risiko Jogja kehilangan identitasnya sebagai kota budaya dan pelajar. Area yang dulunya tenang bisa berubah menjadi kawasan komersial yang sibuk dan kehilangan daya tarik khasnya.

2. Masalah Sosial

Lonjakan harga tanah juga bisa memicu masalah sosial seperti kesenjangan ekonomi. Masyarakat lokal yang penghasilannya pas-pasan menjadi kian sulit memiliki tanah atau rumah, sedangkan investor besar semakin mudah membeli lahan property di mana mana. Belum lagi, perubahan sosial tersebut bisa mendorong munculnya bisnis kontroversial, seperti toko miras di Jogja, yang seringkali memunculkan pro kontra di tengah-tengah masyarakat. 

3. Tumbuhnya Fenomena Negatif

Jogja akhir-akhir ini sering dikaitkan dengan berbagai isu, seperti kasus klitih di Jogja yang sempat viral. Fenomena sosial seperti ini bisa jadi makin marak jika kesenjangan ekonomi dan sosial terus meningkat.

Harga tanah di Jogja memang semakin tak terjangkau, dan ini menjadi tantangan besar bagi generasi muda, terutama Gen Z. Tapi, bukan berarti masalah ini tidak bisa diatasi.

Dengan perencanaan yang matang, berbagai alternatif seperti investasi di pinggiran kota, atau memanfaatkan fasilitas seperti kost-kostan, memungkinkan generasi muda masih punya peluang untuk hidup nyaman di kota ini.