Sejarah Kenapa Lebaran Identik dengan Opor Ayam

Photo of author

Ditulis oleh Nurul Hidayani

Seorang content writer yang selalu tertarik dengan cerita sejarah dan punya hobi memasak

Lebaran selalu menjadi momen yang penuh kebahagiaan. Setelah sebulan penuh berpuasa, umat Muslim merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita. Salah satu hal yang paling dinantikan tentu saja adalah hidangan khas lebaran, seperti opor ayam. Tapi, pernahkah Sedulur Yogyaku penasaran, kenapa lebaran identik dengan opor ayam?

Ketupat dan opor ayam seolah menjadi pasangan tak terpisahkan dalam perayaan Idul Fitri. Aroma rempah yang khas, kuah santan yang gurih, dan daging ayam yang empuk selalu menggugah selera. 

Tapi, tahukah Sedulur Yogyaku bahwa ada sejarah panjang dan makna mendalam di balik hidangan ini? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Asal-Usul Opor Ayam dalam Tradisi Lebaran

Lebaran identik dengan opor ayam, Sumber: go.kompas.com
Lebaran identik dengan opor ayam, Sumber: go.kompas.com

Saat ditelusuri, opor ayam bukan sekadar hidangan biasa. Masakan ini sebenarnya merupakan hasil dari akulturasi budaya. Sejarawan Belanda, Hermanus Johannes de Graaf, menyebutkan bahwa kebiasaan menyajikan ketupat dan opor ayam saat lebaran sudah ada sejak abad ke-15, tepatnya pada masa Kesultanan Demak.

Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, memainkan peran penting dalam memperkenalkan hidangan ini. Saat itu, Islam baru masuk ke Nusantara dan masih banyak masyarakat yang menganut kepercayaan Kejawen. Agar Islam lebih mudah diterima, Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan budaya, salah satunya melalui makanan.

Beliau memperkenalkan Lebaran Ketupat, yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri. Dalam perayaan ini, ketupat dan opor ayam menjadi simbol penyucian diri dan permohonan maaf. Lalu, kenapa lebaran identik dengan opor ayam? Karena hidangan ini bukan sekadar makanan, melainkan memiliki filosofi yang mendalam.

Makna Simbolis Opor Ayam dalam Budaya Jawa

Opor ayam dalam tradisi lebaran, Sumber: blog.klikindomaret.com
Opor ayam dalam tradisi lebaran, Sumber: blog.klikindomaret.com

Dari setiap kondimen yang terdapat pada opor ayam, ternyata memiliki makna simbolis yang cukup mendalam dalam budaya Jawa, seperti:

1. Santan sebagai Simbol Maaf

Kuah opor yang terbuat dari santan memiliki makna tersendiri. Dalam bahasa Jawa, santan disebut santen, yang memiliki kesamaan bunyi dengan pangapunten atau permohonan maaf. Ini sejalan dengan esensi Idul Fitri yang merupakan momen saling memaafkan.

2. Warna Putih sebagai Lambang Kesucian

Opor ayam umumnya memiliki kuah berwarna putih kekuningan. Warna ini melambangkan kesucian dan kebersihan hati setelah menjalani puasa Ramadan.

3. Ayam sebagai Simbol Kebersamaan

Ayam adalah hewan yang hidup berkelompok, dan ini menggambarkan pentingnya silaturahmi. Lebaran bukan hanya tentang makanan, tapi juga tentang mempererat hubungan dengan keluarga dan kerabat.

Dari makna-makna tersebut, tidak heran jika opor ayam menjadi hidangan wajib saat lebaran. Tradisi ini terus diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia.

Opor Ayam dan Tradisi Kuliner di Berbagai Daerah

Makna simbolis dari opor ayam, Sumber: bloombergtechnoz.com
Makna simbolis dari opor ayam, Sumber: bloombergtechnoz.com

Meski opor ayam sangat populer di Pulau Jawa, setiap daerah di Indonesia punya ciri khas tersendiri dalam menyambut lebaran.

  • Di Sumatra, rendang dan gulai nangka menjadi menu utama.
  • Di Kalimantan, Soto Banjar sering menjadi sajian spesial dengan bumbu yang khas.
  • Di Sulawesi, Coto Makassar menjadi favorit keluarga.
  • Di Betawi, semur daging dan sayur godog kerap menghiasi meja makan.

Meski berbeda-beda, ada satu kesamaan: setiap daerah memiliki hidangan khas yang mencerminkan identitas dan budaya setempat. 

Lantas, dari perbedaan tersebut kenapa lebaran identik dengan opor ayam? Jawabannya adalah karena makanan ini sudah menjadi bagian dari sejarah dan filosofi masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa.

Bagaimana Opor Ayam Menjadi Tradisi di Indonesia?

Makanan bersantan yang khas gurihnya, Sumber: masakapahariini.com
Makanan bersantan yang khas gurihnya, Sumber: masakapahariini.com

Opor ayam menjadi bagian dari tradisi lebaran bukan hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena adanya peran kerajaan dan agama dalam menyebarkan kebiasaan ini. 

Di era kerajaan Islam di Jawa, opor ayam sering disajikan di keraton dan di rumah-rumah bangsawan sebagai hidangan spesial saat perayaan besar, termasuk lebaran. Dari situlah, kebiasaan ini menyebar ke masyarakat luas.

Selain itu, pengaruh budaya kuliner dari India dan Timur Tengah juga turut membentuk hidangan ini. Rempah-rempah seperti ketumbar, kemiri dan serai yang digunakan dalam opor ayam memiliki kemiripan dengan masakan kari dari India. Perpaduan ini menciptakan rasa khas yang akhirnya menjadi identitas kuliner Indonesia.

Alasan Opor Ayam Tetap Populer di Zaman Modern

Opor ayam, tetap populer di zaman modern, Sumber: ngy.co.id
Opor ayam, tetap populer di zaman modern, Sumber: ngy.co.id

Hingga kini, opor ayam tetap menjadi favorit saat lebaran. Apa yang membuatnya begitu spesial?

1. Mudah Dibuat dan Bisa dalam Porsi Besar

Bumbu-bumbu opor ayam seperti bawang, kemiri, kunyit (optional) dan santan sangat mudah ditemukan. Selain itu, masakan ini bisa dibuat dalam jumlah besar dan tetap lezat meski dihangatkan berulang kali.

2. Bisa Bertahan Lama

Karena menggunakan santan dan rempah yang kaya, opor ayam bisa bertahan hingga beberapa hari jika disimpan dengan baik. Cocok untuk perayaan yang berlangsung lebih dari satu hari!

3. Cocok dengan Ketupat

Tekstur ketupat yang kenyal dan padat sangat cocok dipadukan dengan kuah gurih opor ayam. Kombinasi ini menciptakan rasa yang khas dan sulit ditolak.

4. Tradisi yang Mengakar

Dari generasi ke generasi, kebiasaan menyantap opor ayam saat lebaran terus dilestarikan. Ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang menjaga warisan budaya.

Selain itu, beberapa daerah masih mempertahankan tradisi unik seperti tradisi lebaran di Jogja, yang memiliki nuansa budaya Jawa kental. Ada pula kebiasaan ucapan sungkem lebaran dalam bahasa Jawa sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua. Semua ini menunjukkan bahwa lebaran adalah perayaan yang penuh makna.

Tips Membuat Opor Ayam Lebih Lezat

Menu lebaran favorit keluarga, Sumber: cnnindonesia.com
Menu lebaran favorit keluarga, Sumber: cnnindonesia.com

Jika ingin membuat opor ayam yang nikmat untuk hidangan lebaran nanti, berikut beberapa tips yang bisa dicoba:

  • Gunakan ayam kampung agar dagingnya lebih gurih dan teksturnya lebih padat.
  • Tumis bumbu hingga benar-benar harum sebelum menambahkan santan agar rasa lebih kaya.
  • Gunakan santan kental untuk menghasilkan kuah yang lebih creamy.
  • Diamkan opor ayam semalaman agar bumbu lebih meresap sebelum disajikan.

Jadi, kenapa lebaran identik dengan opor ayam? Jawabannya adalah karena hidangan ini bukan hanya makanan, tetapi juga simbol dari makna lebaran itu sendiri. Dari sejarah Sunan Kalijaga hingga filosofi yang terkandung di dalamnya, opor ayam telah menjadi bagian dari identitas kuliner Indonesia.

Setiap suapan opor ayam yang kita nikmati saat lebaran adalah bagian dari tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad. Jadi, saat menyantap opor ayam nanti, ingatlah bahwa di balik rasanya yang lezat, ada sejarah, filosofi, dan nilai-nilai luhur yang patut kita hargai. 

Jika sudah tidak sabar, Sedulur Yogyaku juga bisa mencari santapan lezat ini saat berburu takjil di Jogja!