Sebagai orang tua, siapa yang nggak pusing sih kalau si kecil cuma mau makan ayam goreng krispi pagi siang sore, terus menolak sayur dan buah? Atau malah mau makan mie instan saja setiap hari? Fenomena ini dikenal dengan istilah picky eater. Sedulur Yogyaku penasaran tidak penyebab anak picky eater?
Anak yang picky eater cenderung pilih-pilih makanan dan membuat waktu makan jadi tantangan tersendiri. Tapi jangan khawatir masalah ini dapat diatasi dengan memahami penyebabnya dan langkah-langkah penanganan yang sesuai. Yuk, baca sampai selesai!
Kenapa Anak jadi Picky Eater?


Setiap anak memang memiliki kebiasaan makan yang unik, tapi kalau mulai pilih-pilih makanan hingga menolak semua yang Sedulur Yogyaku sajikan, maka ini tanda perlu tahu apa penyebab di baliknya. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi pola makan anak.
1. Perubahan selera alami
Anak-anak terutama di usia balita mengalami fase perubahan selera. Itu wajar saja terjadi. Apa yang disukai hari ini bisa jadi tidak disukai lagi esok hari. Ini karena mereka sedang belajar dan eksplorasi rasa dan tekstur.
Proses ini adalah bagian dari perkembangan normal anak. Karena balita juga cenderung lebih sensitif terhadap rasa. Sebagai orang tua penting juga untuk tetap konsisten menyajikan berbagai jenis makanan.
2. Pengalaman Makan yang Kurang Menyenangkan
Ini bisa terjadi jika si kecil pernah dipaksa makan atau punya pengalaman buruk, seperti tersedak. Mereka bisa jadi trauma. Hal ini bisa saja membuat mereka ragu mencoba makanan baru.
Pengalaman makan ini terjadi sejak anak berada di kandungan. Tanpa disadari Ibu memberikan pengenalan rasa kepada bayi dari apa yang dia makan. Rasa makanan juga bisa melalui ASI. Ada kemungkinan variasi makanan Ibu mempengaruhi bayi.
Selain itu tekanan untuk menghabiskan makanan juga bisa memperburuk situasi. Anak yang merasa tertekan saat makan akan mengasosiasikan waktu makan dengan pengalaman negatif, sehingga lebih sulit untuk menerima makanan baru.
3. Kurangnya Pengenalan Makanan Sedari Dini
Usia dini, terutama saat masa MPASI (Makanan Pendamping ASI), adalah waktu penting untuk mengenalkan berbagai jenis rasa dan tekstur makanan. Jika pada masa ini anak hanya diperkenalkan pada makanan yang itu-itu saja, mereka cenderung kurang terbiasa dengan variasi makanan.
Misalnya, jika mereka hanya diberi makanan yang manis atau lunak, maka ketika dihadapkan dengan rasa atau tekstur yang berbeda, mereka bisa jadi menolak. Penting untuk memperkenalkan berbagai jenis makanan secara bertahap.
4. Anak Merasa Tidak Lapar atau Bosan


Anak yang menolak makanan bisa jadi karena mereka tidak merasa lapar. Ini karena mereka sudah ngemil mendekati waktu makan. Atau juga bisa karena pemberian susu. Mereka merasa perut sudah terisi tanpa memahami beda ngemil dan makan.
Selain itu, bosan dengan menu yang itu-itu saja juga bisa jadi penyebab. Anak membutuhkan variasi untuk tetap tertarik pada makanan. Variasi bisa dari bentuk, tekstur, rasa, ataupun cara penyajiannya.
5. Lingkungan Sekitar
Anak adalah peniru ulung. Kalau mereka lihat ayah bundanya di rumah pilih-pilih makanan, mereka cenderung mengikuti. Pilih-pilih makanan ini dapat menyebabkan berat badan bayi tidak naik. Dalam kasus tertentu bahkan si kecil mengalami kekurangan zat gizi tertentu.
Lingkungan seperti pengkondisian meja makan juga menjadi penting. suasana meja makan yang kurang kondusif, seperti adanya distraksi dari gadget atau TV, juga bisa mengalihkan perhatian anak dari makanan.
6. Kondisi Medis atau Sensorik
Ada juga anak yang picky karena alasan medis, misalnya alergi, refluks asam lambung, atau gangguan pemrosesan sensorik. Bisa juga karena ada permasalahan pada mulutnya, seperti sariawan, gigi berlubang, atau infeksi gusi.
Kalau ini yang terjadi, perlu konsultasi ke dokter ya. Misalnya, anak dengan gangguan sensorik mungkin merasa tekstur tertentu terlalu “mengganggu” atau sulit ditelan. Sementara itu, anak yang sering mengalami refluks asam mungkin menghindari makanan tertentu karena rasa tidak nyaman yang muncul setelah makan.
7. Faktor Genetik
Percaya atau tidak, ada juga faktor genetik yang bikin anak lebih sensitif terhadap rasa tertentu, terutama rasa pahit. Jadi, kalau mereka ogah makan brokoli atau sayuran hijau lainnya, itu bukan karena mereka “nakal.”
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa anak memiliki lebih banyak reseptor rasa pahit di lidah mereka dibandingkan orang dewasa. Ini membuat mereka lebih sensitif terhadap rasa yang tidak disukai.
Tips Mengatasi Fase Picky Eater Anak


Setelah mengetahui penyebab anak picky eater, ada beberapa langkah yang sedulur Yogyaku bisa lakukan untuk menangani ataupun menghindari hal tersebut.
- Ciptakan suasana yang menyenangkan
- Kenalkan makanan baru perlahan, jangan terburu-buru dan tetap konsisten
- Buat makanan menjadi lebih menarik
- Libatkan anak dalam memasak
- Beri contoh yang baik
- Mengatur waktu makan dan ngemil anak dengan bijak
- Jika perlu, berikan bumbu penyedap pada makanan untuk menambah rasa
- Konsultasi dengan ahlinya jika sudah merasa sulit mengatasi sendiri
Anak picky eater memang bikin orang tua kadang stres, tapi ingat, ini adalah proses yang bisa dilalui dengan sabar dan konsisten. Yang terpenting, jangan jadikan makan sebagai ajang “perang” dengan anak. Namun gunakan sebagai ladang untuk mendekatkan diri dengan buah hati.
Memanfaatkan aplikasi tumbuh kembang anak juga dapat membantu memantau asupan gizi dan pola makan si kecil. Jika diperlukan dokter atau ahli gizi mungkin juga merekomendasikan mengkonsumsi suplemen untuk melengkapi kebutuhan nutrisi anak yang sulit dipenuhi melalui makanan sehari-hari.