Jika membicarakan tentang budaya dan kekayaannya, kebanyakan orang akan lebih terfokus pada seni dan tempat-tempat bersejarah. Padahal, ada bagian lain yang tidak kalah pentingnya, sebut saja permainan tradisional Jogja.
Hal tersebut dikarenakan permainan tradisional bukanlah hanya sekadar kegiatan untuk bersenang-senang, melainkan gambaran dan kebiasaan seseorang dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Untuk Sedulur Yogyaku yang merasa penasaran, berikut aneka permainan tradisional di Jogja yang kini sudah semakin sedikit orang yang memainkannya.
Permainan Tradisional Anak-anak di Jogja yang Sudah Makin Jarang Dimainkan, Ada Apa Saja?
Ketika masih anak-anak, salah satu aktivitas paling menyenangkan dan ditunggu adalah bermain. Berbeda dengan kebanyakan anak sekarang yang lebih banyak bermain di depan monitor, anak dahulu lebih senang bermain secara langsung dengan teman sebaya.
Hal tersebut tentu sangat berpengaruh dalam hal kecerdasan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Langsung saja, berikut beberapa permainan tradisional Jogja yang sangat seru untuk dimainkan.
1. Permainan Dakon
Menjadi salah satu permainan yang paling mudah dan tidak membutuhkan banyak tenaga. Dakon biasanya dimainkan oleh dua orang yang saling berhadapan, menggunakan wadah yang memiliki banyak lubang, dan benda kecil untuk disebar mengisi wadah tersebut.
Tidak hanya di Jogja, permainan ini juga sangat umum di Jawa Tengah dan beberapa wilayah lainnya. Permainan ini memiliki aturan yang sederhana, dimana siapa yang bisa mengisi lumbung miliknya dengan biji paling banyak, maka dialah pemenangnya.
Meski sudah tidak sebanyak dulu peminatnya, namun mainan ini masih cukup mudah ditemui hingga saat ini. Terlebih ketika libur tiba atau bulan Ramadhan. Permainan ini juga bisa menguji kecepatan dan ketepatan dalam berpikir.
2. Permainan Egrang
Keunikan permainan tradisional Jogja satu terletak pada alat yang digunakan. Yakni kayu atau bambu panjang berjumlah dua buah yang disatukan membentuk seperti huruf U.
Untuk memainkannya, dibutuhkan keterampilan dan nyali yang lebih, karena siapa saja yang memainkannya harus menaiki kayu yang cukup tinggi, dan menjalankannya seakan menjadikannya sebagai sandal tinggi.
Kini, permainan ini sering ditampilkan pada acara pesta rakyat atau kesenian. Bahkan, beberapa obyek wisata Jogja juga beberapa kali menampilkannya sebagai hiburan di saat-saat tertentu.
3. Permainan Kelereng
Identik sebagai permainan para anak laki-laki yang hobi bertanding. Seperti namanya, permainan ini menggunakan kelereng atau guli, benda kecil berbentuk bulat yang memiliki motif tertentu dan licin.
Dalam bermain kelereng, ada beberapa seri atau permainan yang biasa dilombakan. Tujuannya tentu untuk mendapatkan kelereng lawan yang berhasil dikalahkan. Salah satu permainan kelereng yang paling populer adalah “bentengan” dan “keneker”.
Meski dianggap sebagai permainan yang cukup sepele, namun sebenarnya permainan tradisional Jogja ini mengajarkan beberapa nilai kehidupan yang baik, seperti kejujuran, sportivitas, kerja sama dan lain sebagainya.
4. Permainan Benthik
Permainan tradisional selanjutnya adalah benthik. Sebenarnya, permainan ini tidak hanya popular di Jogja saja, namun juga sering dimainkan di Jawa Tengah dan beberapa wilayah lainnya.
Alat yang digunakan untuk bermain adalah batang kayu yang biasa disebut dengan bentong. Cara bermainnya cukup mudah, yakni berusaha menyentuhkan benthong milik sendiri dengan lawan main.
Namun, dibutuhkan keterampilan dan teknik sendiri agar bisa memenangkan permainan ini. Sebab tidak mudah untuk menyentuhkan bentong yang ada. Selain itu, benthik identic dimainkan oleh anak laki-laki.
5. Permainan Engklek
Memainkan permainan satu ini bisa dikatakan membutuhkan cukup banyak tenaga. Biasanya, ketika akan mulai memainkan permainan ini, anak-anak akan menggambar medan bermainnya terlebih dahulu berbentuk beberapa bidang.
Lalu, pemain akan menggunakan benda yang ada di sekitarnya seperti biji atau batu, melemparkannya, dan kemudian menangkapnya sebanyak mungkin. Selain bisa dimainkan secara bersama-sama, engklek juga bisa dimainkan sendiri.
Manfaat dari bermain engklek adalah untuk meningkatkan motorik kasar anak, seperti keseimbangan, kecepatan, koordinasi antara mata dan tangan, dan masih ada lagi yang lainnya.
6. Permainan Gasing Bambu
Jika sekadar membeli gasing bambu, sebenarnya hingga saat ini masih cukup banyak orang orang yang menjualnya. Namun untuk memainkannya, sudah mulai berkurang sehingga cukup sulit untuk menemukan lawan bermain yang seru.
Secara umum, bentuk mainan ini adalah bambu yang diliit dengan tali di bagian pegangan gasingnya. Ketika lilitan tali ditarik, maka gasing akan berputar dan mengeluarkan bunyi dan nyaring dank has.
Pada zaman dulu, permainan tradisional Jogja sering dijadikan perlombaan di lingkungan anak-anak. Dimana yang menang akan mendapatkan imbalan atau keistimewaan tertentu dari yang kalah.
7. Permainan Layang-Layang
Sama dengan beberapa permainan yang sudah disebutkan tadi, layang-layang juga sebenarnya banyak dimainkan oleh orang-orang di luar Jogja. Bahkan tidak hanya anak-anak saja yang menyukai permainan satu ini.
Di beberapa tempat, layang-layang juga dijadikan sebagai objek perlombaan. Dimana keindahan motif, ketinggian dalam bermain, hingga bentuknya menjadi poin utama dalam penilaian.
Bentuk layang-layang yang paling umum memang seperti dua buah segitiga yang disatukan. Namun, sebenarnya masih ada cukup banyak bentuk lain, seperti bentuk menyerupai pesawat, bentuk bunga dan lain sebagainya.
Itulah informasi lengkap mengenai beberapa permainan tradisional Jogja yang sayangnya kini semakin sering dimainkan. Karena mengandung beberapa nilai budaya dan kebiasaan, tidak ada salahnya untuk memainkannya disaat memiliki waktu luang ya.
Nah, jika Sedulur Yogyaku sedang penasaran dengan hal lain yang berhubungan dengan Jogja seperti kuliner Jogja, maka bisa langsung mencari dan mengaksesnya di laman utama Yogyaku!