Asa Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Tengah Rendahnya Minat Baca Siswa

Photo of author

Ditulis oleh Adnan AY

Freelance content writer di Zeka Digital. Tertarik dengan sejarah, isu politik, peternakan dan pertanian. Belajar dan menuangkan inspirasi dari dan pada hal-hal itu membuatku lebih bersemangat.

Setiap saat Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Tanah Air. Tetapi upaya itu tidaklah mudah, berbagai tantangan dan rintangan selalu ada. Dan rendahnya minat baca siswa menjadi satu tantangan serius yang perlu menjadi perhatian bersama.

Menurut data UNESCO pada tahun 2016, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Itu artinya dari seribu orang Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca. Jika data itu benar, tentu hal ini menjadi informasi yang memprihatinkan.

Lantas bisakah peningkatan kualitas pendidikan dilakukan jika siswa tidak suka membaca? Dan apa sebab dan yang perlu dilakukan agar siswa lebih senang membaca?

Pentingnya Membaca

Ilustrasi rendahnya minat baca anak, Sumber: pexels.com
Ilustrasi rendahnya minat baca anak, Sumber: pexels.com

Untuk mendapatkan pengetahuan, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Akal manusia akan mulai berpikir saat ada informasi yang diterimanya. Dan cara informasi sampai pada akal bisa dengan melihat, mendengar dan membaca.

Meski seseorang bisa mendapat pengetahuan dengan melihat dan mendengar, namun itu masih terbatas. Untuk semakin meningkatkan daya nalar, manusia membutuhkan banyak informasi. Dimana biasanya informasi akan lebih banyak dijumpai dari tulisan dan buku bacaan.

Tidak mengherankan jika terdapat sebuah ungkapan bahwa buku adalah jendela dunia. Dengan adanya tulisan dalam buku yang memuat wawasan, informasi yang didapatkan oleh seseorang cenderung lebih banyak dan bermanfaat.

Maka untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya kebiasaan membaca para siswa. Dimana adanya fenomena siswa SMP tidak bisa membaca menjadi hal yang mengkhawatirkan. Dengan pentingnya membaca, siswa yang tidak bisa membaca cenderung akan tertinggal dalam belajar.

Baik penyelenggara pendidikan dan orang tua perlu memperhatikan minat baca para siswa. Jika saat ini masih dijumpai rendahnya minat baca siswa, perlu dicari sebabnya. Setelah itu dicarikan solusi sebagai langkah untuk mendorong agar para siswa lebih gemar membaca.

Penyebab Rendahnya Minat Baca Siswa

Pentingnya membaca untuk meningkatkan mutu pendidikan, Sumber: pexels.com
Pentingnya membaca untuk meningkatkan mutu pendidikan, Sumber: pexels.com

Rendahnya minat baca siswa tentu memiliki sebab yang melatarbelakanginya. Dan berikut beberapa sebab yang seringkali mempengaruhi kemauan siswa untuk membaca:

1. Faktor Lingkungan

Pertama yang akan sangat berpengaruh terhadap minat baca siswa adalah lingkungan. Dan lingkungan ini terbagi menjadi dua kelompok, yakni lingkungan keluarga dan lingkungan sosial.

Keluarga yang memiliki budaya membaca biasanya lebih cenderung melahirkan generasi yang suka membaca. Kebiasaan membaca orang tua akan dilihat oleh anak-anaknya. Dengan dasar itu, hanya dengan sedikit dorongan maka orang tua akan bisa membuat anak juga terbiasa membaca.

Sedangkan dalam lingkungan sosial pengaruhnya tidak kalah besar. Lingkungan yang kondusif biasanya akan menjadikan siswa senang membaca. Namun dalam lingkungan yang sering terjadi kasus bullying siswa, biasanya tradisi membaca akan sulit untuk tumbuh berkembang.

2. Internal Kejiwaan

Selain itu kondisi internal kejiwaan seseorang juga kadang berpengaruh. Dalam beberapa kasus, terkadang ada orang yang bukan dari kalangan terpelajar namun senang untuk membaca. Namun hal ini memang menjadi fenomena yang sangat langka.

Seakan ditakdirkan, terkadang ada orang yang tiba-tiba memiliki keinginan untuk terus membaca. Terlebih jika itu berkaitan dengan hobi atau bakatnya. Untuk menambah skill, orang-orang semacam ini akan berupaya terus meningkatkan kemampuan termasuk dengan membaca.

3. Gadget dan Media Sosial

Dan yang juga tidak bisa dipungkiri berkenaan dengan minat baca adalah adanya gadget dan media sosial. Dalam berbagai observasi, siswa yang senang bermain game online dan media sosial cenderung lebih malas untuk membaca.

Game pada dasarnya memiliki efek candu. Terlebih jika dalam memainkannya dibersamai dengan teman, bermain game akan lebih asik. Berlama-lama memainkan game akan menghilangkan waktu siswa yang bisa digunakan untuk membaca.

Nah itulah beberapa hal yang mempengaruhi minat baca siswa. Dengan mengetahui sebab, maka akan lebih mudah dalam mencarikan solusi. 

Meski Kota Jogja telah memiliki ASPD Jogja, namun jangan sampai berpuas diri. Penyelenggara pendidikan dan orang tua tetap perlu untuk mencarikan solusi agar generasi muda lebih senang untuk membaca. Jika guru berjuang di sekolah, maka orang tua juga wajib untuk berjuang dari rumah.

Cara Menumbuhkan Minat Baca

Lingkungan berpengaruh terhadap minat baca, Sumber: pikwizard.com
Lingkungan berpengaruh terhadap minat baca, Sumber: pikwizard.com

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan minat baca siswa. Dan beberapa cara berikut dapat dijadikan sebagai referensi:

1. Formulasi Pihak Sekolah

Sebab siswa lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah, maka langkah pertama sekolah perlu melakukan formulasi. Menumbuhkan minat baca siswa dapat dilakukan dengan formulasi yang efektif dan efisien.

Tidak hanya menyediakan fasilitas yang baik berupa perpustakaan dan buku yang berkualitas, namun juga pendukungnya. Pihak sekolah bisa melakukan berbagai inovasi untuk memotivasi siswa agar gemar membaca. 

Inovasi tersebut bisa dengan memberlakukan reward dan punishment, atau mendatangkan narasumber. Saat ini telah banyak novelis yang inspiratif. Sekolah bisa mengundang mereka untuk melakukan bedah buku dan juga memberi motivasi kepada para siswa.

2. Pendampingan Orang Tua

Selain itu orang tua juga perlu berperan aktif dalam menumbuhkan minat baca siswa. Saat berada di rumah, orang tua perlu mendampingi siswa dalam setiap belajarnya.

Memang terkadang ada orang tua yang merasa tidak mampu membantu proses belajar anak. Dengan latar belakang orang tua yang kurang belajar. Mereka merasa pesimis dalam mendampingi anak. Padahal pendampingan dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Jika memang orang tua tidak memiliki kemampuan dalam hal akademik, setidaknya pendampingan dilakukan dengan menemani anak. Saat ada orang tua yang menemani anak belajar, efeknya akan jauh berbeda dengan anak yang belajar secara mandiri.

Dengan demikian, selain anak akan terus terpacu untuk belajar juga akan dijumpai hasil lain. Dimana orang tua bisa melakukan evaluasi terhadap perkembangan belajar buah hatinya.