Sedekah Jum’at Berkah Menjadi Tradisi Baru di Jogja, Tanda Bangkitnya Kepedulian Umat?

Photo of author

Ditulis oleh Adnan AY

Freelance content writer di Zeka Digital. Tertarik dengan sejarah, isu politik, peternakan dan pertanian. Belajar dan menuangkan inspirasi dari dan pada hal-hal itu membuatku lebih bersemangat.

Selain kabar memprihatinkan, di Jogja juga dijumpai berbagai kabar yang menggembirakan. Di berbagai sudut kota ini, sering dijumpai aktivitas sedekah Jum’at berkah. Tidak hanya di masjid, namun berbagi sedekah juga ditemui di jalan-jalan. Apakah fenomena ini menandakan bangkitnya kepedulian umat?

Sebelumnya Kota Jogja memang sudah terkenal dengan penduduknya yang ramah. Tetapi perkara sedekah, sumbernya adalah dari agama Islam. Saat banyak yang melakukan aktifitas ini, tentu kaitannya adalah kesadaran umat terhadap agamanya.

Nah Sedulur Yogyaku tentu juga pernah melihat aktifitas itu bukan? Dalam ulasan kali ini, akan dibahas mengenai fenomena sedekah warga Jogja yang semakin menjamur.

Negara Paling Dermawan

Sifat peduli dengan sesama, Sumber: ydsf.org
Sifat peduli dengan sesama, Sumber: ydsf.org

Dalam laporan data World Giving Index tahun 2023, Charities Aid Foundation melakukan sebuah survey dari 142 negara. Dimana dari survey itu didapatkan, Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara paling dermawan.

Hal ini tentunya menjadi cerminan dari penduduk Indonesia. Bisa jadi kepedulian memang masih terjaga di negara kita ini. Sebab pada dasarnya, sebagai sesama manusia memang perlu untuk saling peduli dan gotong royong.

Data di atas tentu salah satunya disumbang oleh aktivitas sedekah. Di Kota Jogja sendiri sedekah dilakukan dengan berbagai bentuk. Ada yang dikaitkan dengan tradisi seperti sedekah bumi, maupun sedekah umum yang tidak terkait dengan tradisi.

Dimana sedekah yang tidak terkait dengan tradisi itu lama kelamaan menjadi tradisi tersendiri. Khususnya di hari Jum’at, tradisi Jum’at berkah salah satunya diisi dengan sedekah. 

Di Kota Pelajar itu bahkan sekarang banyak dijumpai berbagai komunitas sedekah. Tidak hanya diisi para orang tua, dalam komunitas tersebut juga banyak yang tersusun dari para generasi muda. Bahkan di antara mereka seakan saling berlomba untuk menebar sedekah.

Distribusi sedekah pun beragam. Ada yang mendistribusikan ke jalanan, pondok pesantren Jogja, masjid-masjid bahkan hingga ke panti-panti. Fenomena ini menjadi kabar yang menggembirakan. Popularitas penduduk Jogja yang ramah seakan dipertegas dengan adanya kegiatan semacam ini. 

Bangkitnya Kepedulian Umat?

Bangkitnya kepedulian, Sumber: nu.or.id
Bangkitnya kepedulian, Sumber: nu.or.id

Menjamurnya aktifitas sedekah Jum’at berkah menimbulkan berbagai macam asumsi. Satu diantaranya adalah, apakah memang benar kepedulian umat sudah mulai bangkit?

Perlu diingat sedekah merupakan satu bagian dalam Agama Islam. Setiap muslim dianjurkan untuk bersedekah agar hidup menjadi berkah.

Salah satu anjuran sedekah ada dalam Surat Ali Imran ayat 92 yang artinya,

Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kami cintai. Apapun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya”.

Motivasi untuk bersedekah pada dasarnya beragam. Ada yang murni karena dorongan dalil agama seperti ayat di atas. Namun ada juga yang karena dorongan empati sesama manusia. 

Di Kota Jogja sendiri aktifitas sedekah dilatarbelakangi pemahaman yang beragam. Dimana setiap pemahaman itu muncul karena dua motivasi di atas. Sebab dalam komunitas-komunitas yang sering melakukan sedekah, banyak diantaranya yang telah rutin melakukan kajian keagamaan.

Menjamurnya sedekah Jum’at memang menjadi kabar baik. Namun jika dikatakan aktivitas ini sebagai tanda bangkitnya kepedulian, mungkin masih belum. Sebab gerakan sedekah yang dijalankan terbatas hanya pada hari Jum’at.

Memang tidak dipungkiri hari Jum’at memiliki kedudukan mulia dalam Islam. Jika bulan Ramadhan adalah pimpinan bulan-bulan lain, maka hari Jum’at adalah pemimpin hari-hari lain. Dimana keutamaan Jum’at berkah dampaknya begitu besar pada setiap amalan.

Dalam sebuah riwayat terdapat sebuah penjelasan yang artinya,

Dan sedekah pada hari itu (Jum’at) lebih mulia dibanding hari-hari selainnya”. (HR Ibnu Khuzaimah)

Tetapi persoalannya adalah mereka yang membutuhkan uluran tangan tidak tentu ada di hari Jum’at. Jika sedekah dikhususkan pada hari itu, orang yang membutuhkan menjadi terabaikan. Padahal memberikan sedekah yang terbaik adalah ketika melihat orang lain sedang berada dalam kesulitan.

Tanda Bangkitnya Kepedulian

Berbagi kebahagiaan dengan orang yang membutuhkan, Sumber: masjidcutmeutia.com
Berbagi kebahagiaan dengan orang yang membutuhkan, Sumber: masjidcutmeutia.com

Maka dari itu bangkitnya kepedulian umat tidak bisa diukur hanya dengan sedekah Jum’at berkah. Namun dari kebiasaan bersedekah setiap orang. Tanpa menunggu hari Jum’at, sedekah tetap dilakukan meski di hari Jum’at semakin ditingkatkan.

Pasalnya sedekah merupakan amalan fleksibel yang tidak terbatas. Selain dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, sedekah juga tidak harus dilakukan oleh orang kaya. Mereka yang tidak mampu pun bisa melakukan amalan sedekah.

Tanda bangkitnya kepedulian sedekah lainnya yakni orang-orang sudah enggan untuk menerima sedekah. Meskipun hidup berada dalam kekurangan, mereka tidak mengharap mendapat sedekah. Tetapi mengusahakan untuk bisa memberi sedekah.

Hal inilah yang dahulu pernah terjadi di masa Pemerintahan Islam. Tepatnya ketika masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Dimana meskipun ada masyarakatnya yang kurang mampu, namun mereka enggan menerima sedekah. Mereka merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki.

Tetapi fenomena di Kota Jogja berbeda. Bahkan mereka yang sudah memiliki kendaraan bermotor pun tak ada rasa enggan menerima sedekah. Terlebih ketika ada sedekah Jum’at di Masjid Patok Negoro misalkan, banyak orang yang sudah mampu tetap mengambil sedekah.

Dengan demikian realita sedekah Jum’at sebenarnya menjadi cerminan. Selain mulai tumbuhnya warga untuk bersedekah, namun masih banyak yang tidak sadar dengan pentingnya sedekah. Jika kesadaran untuk peduli sesama sudah bangkit, tentu siapapun akan berusaha untuk bisa bersedekah.

Kepedulian yang Semestinya

Sedekah jumat, Sumber: dompetdhuafa.org
Sedekah jumat, Sumber: dompetdhuafa.org

Memberikan sedekah pada hari Jum’at merupakan satu bagian dari kepedulian. Untuk dikatakan kepedulian telah bangkit, tentu tidak hanya dibatasi dengan bersedekah. Namun juga amalan-amalan sisal lain yang terus berkesinambungan.

Secara sederhana, kepedulian dapat dipahami sebagai memberi perhatian dan aksi bantuan pada sesama. Dengan demikian lingkup kepedulian itu luas. Tidak hanya bersedekah, namun juga peduli saat terjadi kecelakaan, musibah dan masalah-masalah sosial yang lain.

Kota Jogja sendiri masih dijumpai berbagai masalah sosial. Baik itu kenakalan remaja seperti fenomena klitih, anak terlantar, disabilitas, kekurangan air bersih dan masih banyak lagi. Jika kepedulian memang sudah benar-benar bangkit, maka masalah-masalah seperti ini juga tak luput untuk diselesaikan.

Dengan demikian sedekah Jum’at berkah bisa dikatakan sebagai angin segar. Dimana fenomena ini bisa diperluas dengan berbagai aktivitas sosial yang lain. Dimana semangat untuk terus memperluas kepedulian itulah yang menandakan kepedulian benar-benar bangkit.

Kepedulian tidak hanya terbatas pada perintah sedekah Jum’at. Tetapi kepedulian memiliki tempat kerja yang luas. Yakni menyangkut kehidupan sosial keagamaan masyarakat umum. Jika terus dikembangkan, sedekah Jum’at bisa menjadi tonggak bangkitnya kepedulian.

Kota Jogja terkenal dengan penduduknya yang ramah dan kotanya yang nyaman. Dan kebaikan-kebaikan seperti sedekah Jum’at berkah seperti ini perlu untuk dilanjutkan. Untuk menjadikan Jogja sebagai kota dengan berbagai kearifan dan keindahan.

Nah itulah ulasan mengenai fenomena sedekah Jum’at berkah di Jogja. Fenomena ini merupakan satu kabar baik dari Kota Jogja. Jika Sedulur Yogyaku ingin mendapat informasi menarik lainnya, kunjungi kumpulan artikel Yogyaku.