Masyarakat Jawa memang terkenal dengan cerita mitos dan benda pusakanya. Selain mitos Pulung Gantung di Gunung Kidul, masyarakat setempat sampai saat ini juga masih sering membahas tentang sejarah Tombak Baru Klinting.
Bahkan, meski banyak orang yang berasal dari luar daerah merasa cerita tersebut sedikit kurang masuk akal, justru kepercayaan seperti inilah yang memberikan nilai tersendiri bagi sebuah suku atau kalangan masyarakat tertentu.
Untuk Sedulur Yogyaku yang baru pertama kali mendengar cerita Tombak Baru Klinting dan ingin lebih mendalaminya, berikut informasi lengkapnya.
Apa Itu Tombak Baru Klinting? Benarkah Bisa Memberikan Kekuatan yang Luar Biasa?
Tombak Baru Klinting merupakan salah satu benda pusaka milik Kerajaan Yogyakarta dan berasal dari Kerajaan Mataram Islam. Pusaka ini dimiliki oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya.
Ki Ageng Mangir Wanabaya sendiri adalah keturunan dari Prabu Brawijaya yang kelima, yang tidak lain adalah seorang Raja Majapahit. Untuk bisa mendapatkan benda pusaka ini, diceritakan Ki Ageng Wanabaya harus bertapa di Gunung Merbabu selama bertahun-tahun lamanya.
Seperti tombak kebanyakan, pusaka ini memiliki batang yang panjang, dan bagian tajam di ujungnya. Bedanya, ketika baru saja melihat pusaka yang satu ini, setiap mata yang memandangnya seakan bisa langsung merasakan aura yang berbeda.
Salah satu kepercayaan yang sangat lekat tentang tombak ini adalah kesaktiannya yang seakan tidak bisa dipungkiri. Bahkan, sebagian besar masyarakat percaya bahwa benda ini bisa membakar tubuh musuh tanpa harus menyentuhnya.
Mengenal Sejarah Tombak Baru Klinting, Benda Pusaka yang Dipercaya Sakti Mandraguna
Seperti yang sudah disebutkan tadi, Tombak Baru Klinting dimiliki oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya. Yang ternyata adalah seorang tokoh yang bisa disebutkan memberontak kepada Panembahan Senopati, yang tidak lain adalah Raja Mataram Islam Pertama.
Ki Ageng Mangir Wanabaya juga ternyata adalah seorang keturunan dari Ki Ageng Selo, yang merupakan pendiri dari Kerajaan Mangir dan berlokasi di lereng Gunung Merapi.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, Tombak Baru Klinting adalah salah satu benda pusaka yang dipercaya memiliki kekuatan luar biasa.
Menurut legenda, tombak ini berasal dari lidah naga, yang sebelumnya harus dipotong terlebih dahulu oleh Panembahan Merbabu. Panembahan Merbabu sendiri adalah kakek dari Ki Ageng Mangir.
Mengulik Legenda Tombak Baru Klinting
Terlepas dari kekuatannya yang luar biasa, ternyata ada juga legenda atau mitos Tombak Baru Klinting yang masih dipercaya hingga saat ini. Legenda tersebut berawal dari runtuhnya kerajaan Majapahit yang saat itu dipimpin Brawijaya V, dan terjadilah sebuah peristiwa yang menggemparkan masyarakat di Mangiran (saat ini Mangir), Bantul.
Diceritakan ada seorang wanita bernama Putri Ki Demang Taliwangsa yang sebelumnya tidak pernah menikah dengan seorang laki-laki, namun secara menakjubkan tiba-tiba hamil. Bukan hamil bayi manusia seperti pada umumnya, melainkan melahirkan ular besar yang ukurannya seperti tangan manusia dewasa.
Hal tersebut dipercaya berhubungan dengan kejadian beberapa tahun silam. Dimana, pada saat itu Kademangan Mangiran menggelar hajatan bersih desa. Sebagai Putri Ki Demang Taliwangsa, beliau tentu ikut andil membantu hajatan tersebut.
Hingga tibalah dimana ia diminta untuk menemui Ki Wanabaya, dengan tujuan meminjam sebuah pusaka untuk hajatan tadi. Ketika menemui Ki Wanabaya dan mengutarakan maksudnya, awalnya Ki Wanabaya merasa ragu untuk meminjamkan benda pusakanya.
Namun, setelah berdiskusi panjang, akhirnya Ki Wanabaya bersedia meminjamkan keris dengan beberapa pesan dan aturan. Salah satunya adalah tidak boleh meletakkannya di sembarang tempat, termasuk di pangkuan Putri Ki Demang Taliwangsa.
Namun sayangnya, Putri Ki Demang Taliwangsa malah melupakan pesan tersebut karena sibuk membantu persiapan acara, dan tanpa sadar menaruh keris di pangkuannya. Secara ajaib, keris tersebut tiba-tiba hilang dan ia langsung berteriak kebingungan, dan berakhir pingsan.
Setelahnya, Ki Demang Taliwangsa langsung memberitahukan kejadian tersebut pada Ki Wanabaya dan memintanya untuk datang untuk menyembuhkan anaknya. Ketika sampai, Ki Wanabaya tidak marah, namun mengatakan hal yang sangat mengagetkan.
Beliau berkata, ini adalah takdir yang sulit ditolak. Karena kecorobohan putrimu sendiri, kini keris itu sudah lenyap lalu kemudian masuk ke dalam rahimnya secara ajaib. Namun, karena merasa simmpati dan kasihan, Ki Wanabaya akhirnya menawarkan diri sebagai suami sang putri, dengan catatan ia tidak akan mau menyentuh wanita tersebut.
Kemunculan Baru Klinting yang Merupakan Anak Ki Wanabaya
Bayi ular yang sudah lahir tadi pun akhirnya mengetahui kisah kelahirannya sendiri, yang membuatnya ingin bertemu dengan sang ayah. Dengan tekad kuat, ia meninggalkan Mangiran menuju Kali Progo.
Seiring berjalannya waktu, bayi ular tadi menjadi semakin besar, dan akhirnya berubah menjadi naga. Sayangnya, perubahannya tersebut memberikan rasa khawatir bagi masyarakat setempat, sebab sering kali mendatangkan longsor ketika ia bergerak.
Ki Wanabaya yang sedang bertapa di puncak Gunung Merbabu pun mendengarkan cerita ini, dan langsung mengakhiri kegiatannya. Beliau turun gunung dengan tujuan untuk mengusir naga tersebut.
Ketika bertemu, naga yang akhirnya memiliki nama Baru Klinting menceritakan tujuannya pada Ki Wanabaya, yang tidak ia sadari bahwa orang di depannya adalah ayahnya.
Menyadari bahwa naga tersebut adalah anaknya, Ki Wanabaya pun menyuruh naga tersebut pergi ke atas Gunung Merbabu, dan harus bisa melingkari gunung itu dengan tubuhnya. Jika berhasil, ia baru akan bisa bertemu dengan ayahnya.
Mendengarnya, naga dengan senang hati pergi ke atas. Sayangnya, tubuhnya tidak cukup panjang untuk mengelilingi gunung, hingga akhirnya menjulurkan lidahnya. Melihatnya, Ki Wanabaya langsung memotong lidah naga, dan saat itu juga Baru Klinting lenyap, dan lidahnya berubah menjadi Tombak Baru Klinting atau Kyai Baru Klinting.
Itulah sejarah Tombak Baru Klinting yang panjang dan mencengangkan. Meskipun diselimuti dengan legenda, namun cerita ini tentu memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat setempat.
Jika Sedulur Yogyaku sedang mencari informasi lain berkaitan dengan Jogja seperti Goa Kidang Kencana atau cerita legenda lainnya, maka bisa langsung mengaksesnya di laman Yogyaku. Semoga bermanfaat!