Sejarah Wayang Beber, Warisan Budaya yang Mulai Langka

Photo of author

Ditulis oleh Dila Arini

I'm the best served with coffee and a side of sarcasm

Dari banyaknya kesenian tradisional yang ada di Indonesia, wayang menjadi salah satu kesenian dan pertunjukan yang sampai saat ini masih sangat disukai. Nah, dari banyaknya jenis dan cerita wayang, sejarah wayang Beber merupakan salah satu kisah yang sangat menarik.

Ya, meski wayang kulit masih menjadi salah satu seni wayang yang paling terkenal saat ini, namun sebenarnya wayang Beber sudah ada sebelum wayang kulit mulai ditemukan. Bahkan, wayang Beber saat ini sudah termasuk Warisan Budaya Tak Benda yang harusnya terus dilestarikan.

Bagi Sedulur Yogyaku yang masih belum terlalu akrab dengan kesenian yang satu ini, yuk kenali dan kulik sejarah wayang Beber di bawah ini!

Mengenal Wayang Beber, Kesenian di Indonesia yang Makin Sulit Ditemui 

Wayang beber warisan budaya yang mulai langka, Sumber: pacitanku.com
Wayang beber warisan budaya yang mulai langka, Sumber: pacitanku.com

Indonesia memang terkenal memiliki banyak sekali kesenian dan budaya yang unik. Mulai dari seni bela diri, tari-tarian seperti tari Montro, hingga seni wayang beber. Seperti namanya, wayang beber berbentuk seperti beberan atau lembaran.

Lembaran wayang tersebut berisikan sebuah lukisan yang memiliki kisah tersendiri dan tersaji dalam beberapa jumlah adegan atau sekuen. Berbeda dengan wayang kulit yang menggunakan beberapa sosok atau peran utama dalam menceritakan kisahnya.

Cara memainkannya juga bisa dikatakan cukup sederhana. Yakni dengan membeberkan atau membentangkan kertas gambar atau layar. Dimana, dalang akan menceritakan kisahnya atau lakon melalui gambar yang dibentangkan.

Saat ini, wayang Beber paling tua yang masih tersimpan ada di Desa Karangtalun Kab. Pacitan Jawa Timur. Wayang tersebut disimpan oleh Mbah Mardi. Sedangkan wayang lainnya disimpan oleh Ki Supar di Gunung Kidul.

Seperti yang sudah disebutkan tadi, wayang Beber sudah masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda dari tahun 2015 silam. Meski begitu, sayangnya sampai saat ini kesenian yang satu ini semakin sulit untuk ditemukan.

Sejarah Wayang Beber, Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun yang Lalu 

Wayang beber dengan ceritanya yang menarik, Sumber: ranggawarsitamuseum.id
Wayang beber dengan ceritanya yang menarik, Sumber: ranggawarsitamuseum.id

Kekayaan dan potensi Indonesia dalam bidang budaya dan tradisi memang tidak ada habisnya, mulai dari acara kebudayaan yang sangat beragam seperti upacara labuhan hingga seni pertunjukan yang masih dipertahankan hingga kini.

Seperti yang sudah disinggung tadi, sejarah wayang Beber memang lebih panjang dibandingkan dengan beberapa jenis wayang lainnya. Dikutip dari Indonesia.go.id, wayang Beber ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Jenggala sekitar tahun 1223 Masehi.

Pada saat itu, wayang beber berbentuk lukisan di atas daun lontar atau siwalan. Karena dianggap kurang efektif dan mudah rusak, pada tahun 1244 wayang ini baru mulai dilukis di atas kertas yang berasal dari kayu.

Tak berhenti sampai disitu, sejarah wayang Beber pun terus berlanjut sampai tahun 1316 Masehi. Dimana, pada zaman Kerajaan Majapahit wayang beber mulai dikembangkan dengan dipasangkan tongkat kayu pada bagian ujung lembaran wayang.

Tujuannya tentu saja untuk mempermudah, penyimpanan, penggulungan, hingga pementasan wayang beber itu sendiri. Pada zaman ini, wayang beber sudah menjadi salah satu pertunjukan yang ramai diperbincangkan dan disukai.

Kemudian, pada tahun 1518 Masehi yang merupakan masa Kesultanan Demak, wayang beber mendapatkan modifikasi yakni diubah menjadi ilustrasi hewan dan manusia yang dibuat miring.

Lalu, pada zaman Wali Songo, wayang beber dikembangkan menjadi wayang purwa, yang dibuat dari kulit, yang manan konsep ini masih terus digunakan hingga saat ini. Alasan Wali Songo melakukan modifikasi tersebut karena konsepnya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Dimana, Islam melarang bentuk makhluk hidup atau yang bernyawa dalam lukisan dan bentuk lainnya. sebut saja hewan, manusia bahkan patung sekalipun. Meskipun pada awalnya modifikasi ini dianggap aneh, namun lama kelamaan masyarakat mulai bisa menerimanya.

Lalu, sekitar tahun 1690, wayang beber dibuat dan dikembangkan ulang oleh Kerajaan Kartasura. Pada saat itu, lakon utamanya adalah Joko Kembang Kuning. Namun sayangnya, sekitar tahun 1735 Masehi wayang beber mulai mendapat perpecahan karena adanya peristiwa pemberontakan di kerajaan tersebut.

Dimana, keluarga Kerajaan Kartasura yang mengungsi membawa semua properti dan perlengkapan wayang beber. Pada saat itu, sebagian keluarga kerajaan mengungsi ke Karangtalun Pacitan, dan sebagian lagi mengungsi ke Gunung Kidul Jogja. Itulah mengapa kedua kota tersebut menjadi pusat kesenian tradisional ini.

Keunikan Pertunjukan Wayang Beber 

Wayang beber dengan cara pertunjukannya yang unik, Sumber: lpmpressisi.com
Wayang beber dengan cara pertunjukannya yang unik, Sumber: lpmpressisi.com

Sampai saat ini, mungkin banyak dari Sedulur Yogyaku yang masih belum bisa membayangkan bagaimana wayang beber dipentaskan. Dalam pementasannya, ada beberapa pengiring yang wajib ada, yakni kendang, kenong, gong dan juga rebab.

Pementasan wayang ini sendiri biasanya dimulai dengan ritual sederhana dengan bunga setaman, kemenyan dan sesajen lainnya untuk meminta kelancaran pementasan selama kurang lebih 90 menit ke depan.

Setelahnya, dalang akan bersimpuh duduk di depan gulungan wayang yang sudah disiapkan, untuk dibentangkan dengan berurutan. Selanjutnya, wayang akan menceritakan setiap adegan dan kisah dari gulungan tersebut.

Meski bisa dikatakan cukup sederhana, namun kepiawaian dalang dalam berkisah akan membuat pertunjukan ini menarik untuk dinikmati. Dalang juga biasanya akan menyelipkan pesan moral dalam setiap adegannya.

Itulah informasi tentang sejarah wayang Beber, salah satu sejarah dari kesenian tradisional Indonesia yang cukup panjang. Mengingat sejarah tersebut, tentu tidak ada salahnya bagi masyarakat Indonesia untuk mencoba kembali menghidupkan kesenian yang satu ini.

Selain kesenian, Indonesia juga memiliki kekayaan lainnya yang tidak kalah menarik dari sisi wisata, sebut saja desa wisata Sosromenduran yang cukup terkenal di Jogja. Jadi, jangan pernah bosan untuk terus mengenal dan mengeksplorasi kekayaan bangsa sendiri ya!