Dari sekian banyaknya tradisi yang ada di Jogja, tradisi angon putu dan kembul bujana menjadi beberapa tradisi yang masih sering didengar hingga saat ini. Secara sederhana, kembul bujana adalah tradisi makan besar secara bersama-bersama. Biasanya, banyak orang yang juga menyebut tradisi ini sebagai kenduri.
Tidak hanya sering diadakan di Jawa dan Jogja, kenduri atau kembul bujana juga sering diselenggarakan di daerah lainnya. Biasanya, yang membedakan adalah menu makanan dan beberapa acara tambahannya.
Lalu, apakah pentingnya tradisi kembul bujana ini? Nah, untuk Sedulur Yogyaku yang ingin tahu lebih banyak tentang kembul bujana, yuk simak beberapa informasinya di bawah ini.
Mengenal Kembul Bujana, Salah Satu Sarana Berkumpul dan Berbagi


Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, kembul bujana adalah pesta atau hajatan makan bersama-sama. Meskipun menggunakan kata pesta, namun sebenarnya makan bersama yang dimaksud dalam tradisi ini bisa juga berupa makanan yang cukup sederhana saja.
Biasanya, aktivita hajatan atau makan bersama ini dilakukan di ruang terbuka. Biasanya, makanan yang akan disantap pada tradisi ini dibawa oleh masing-masing orang. Namun, ada juga di beberapa daerah yang memasak secara bersama-sama terlebih dahulu makanan yang akan disantap.
Karena tradisi kembul bujana adalah salah satu tradisi yang cukup umum, maka sering kali tiap daerah memiliki nama atau sebutan yang berbeda. Contohnya, masyarakat di Cilacap menyebut tradisi ini sebagai ngliweti, sedangkan mereka yang di Demak menyebutnya sebagai bancakan.
Biasanya, makanan yang sudah dibawa atau disiapkan sebelumnya akan digelar di atas daun pisang yang sudah ditata memanjang. Jika sudah, maka masyarakat yang ingin ikut makan bersama tinggal duduk berhadapan di samping daun pisang, dan bisa langsung menyantap makanan tersebut.
Menu Utama yang Tersaji dalam Tradisi


Beberapa menu utama yang hampir tidak pernah ketinggalan dalam hajatan ini adalah nasi, ayam goreng, sayur urap, tahu goreng, tempe goreng, telur asin, lalapan, dan lain sebagainya. Bisa dilihat sendiri, bahwa sebenarnya tidak ada menu yang terlalu istimewa pada tradisi ini.
Namun, semakin ke sini, tentu semakin banyak jenis makanan lain yang bisa dihidangkan, bahkan makanan yang sudah cukup modern juga terkadang ikut dihidangkan dalam hajatan ini.
Di Karanganyar, asal-usul munculnya tradisi kembul bujana adalah tidak jauh dari gabungan budaya Jawa dan spiritualitas. Dimana, pada saat-saat tertentu, masyarakat setempat menggelar tradisi ini bukan hanya untuk berkumpul dan makan bersama, namun juga memberikan penghormatan yang mendalam bagi para leluhur mereka.
Oleh karenanya, tidak perlu heran jika di beberapa tempat, ada yang mengawali tradisi ini dengan doa atau puji-pujian. Sebab, tentu tidak ada salahnya untuk menambahkan elemen baik pada tradisi yang memiliki tujuan yang baik pula.
Beberapa Manfaat Dari Tradisi Kembul Bujana


Berbeda dengan tradisi brandu yang mendatangkan kontroversi, kembul bujana adalah salah satu tradisi sederhana yang memiliki cukup banyak manfaat. Ya, meskipun terlihat cukup sederhana, nyatanya acara ini memiliki makna tersendiri jika Sedulur Yogyaku mau menelisiknya lebih dalam.
Nah, beberapa manfaatnya yang perlu Sedulur Yogyaku ketahui adalah sebagai berikut.
1. Sebagai Ajang Silaturahmi
Sedulur Yogyaku tentu sudah tahu dan paham betul, bahwa sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan manusia lain untuk berinteraksi. Seiring dengan perkembangan zaman dan kesibukan yang sekaan terus bertambah, rasanya saat ini sudah terasa sulit untuk bertemu dan berkumpul dengan warga sekitar.
Nah, dengan tradisi sederhana satu ini, Sedulur Yogyaku bisa kembali berinteraksi dan bersilaturahmi dengan orang-orang yang ada di sekitar. Terlebih, tradisi ini tidak perlu tanggal atau hari tertentu untuk bisa digelar. Selama ada kesempatan, Sedulur Yogyaku bisa langsung melakukannya.
2. Ajang Untuk Berbagi
Seperti yang sudah disinggung tadi, biasanya kembul bujana digelar dengan cara membawa makanan sendiri-sendiri. Itu artinya, Sedulur Yogyaku bisa membawa makanan apa saja dan membagikannya dengan orang lain.
Dengan catatan, makanan yang dibawa tentu haruslah jenis makanan yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat umum, dan memiliki rasa yang nikmat. Namun, jika Sedulur Yogyaku sepakat untuk masak bersama terlebih dahulu, maka bisa juga untuk menyumbangkan bahan makanan, tempat masak dan lain sebagainya.
3. Menjadi Inovasi di Tengah Kehidupan Modern
Di zaman yang sudah semakin modern dan individualis ini, makan bersama di atas wadah yang sama tentu menjadi salah satu hal yang kurang umum, terlebih bagi mereka yang tinggal di kota besar.
Itu sebabnya, tidak sedikit yang menyebutkan bahwa kembul bujana adalah salah satu inovasi di zaman sekarang. Meski, inovasi ini sebenarnya berasal dari zaman dahulu. Hal ini juga seakan mengingatkan, bahwa tidak semua hal yang sudah ada dari zaman dahulu harus dihilangkan begitu saja demi mengikuti zaman.
Nah, itulah beberapa informasi tentang kembul bujana. Meskipun tidak ada informasi pasti tentang kapan pertama kali tradisi ini hadir, atau siapa yang pertama kali yang mengadakannya. Yang lebih penting adalah bahwa tradisi ini masih terus ada dan mengalir di tengah kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
Selain tradisi ini, tentu masih ada banyak sekali tradisi di Indonesia, terutama tradisi di Jogja yang tidak kalah uniknya, seperti tradisi wiwit yang juga masih banyak ditemui. Jadi, Sedulur Yogyaku jangan pernah merasa bosan atau malas untuk terus mencari tahu tradisi-tradisi lain yang ada di Indonesia ya.