5 Tradisi Menyambut Ramadhan di Jogja, Unik dan Sarat Makna

Photo of author

Ditulis oleh Dila Arini

I'm the best served with coffee and a side of sarcasm

Ramadhan merupakan bulan yang paling ditunggu bagi umat Muslim. Bukan hanya karena bulan ini mengandung banyak keistimewaan, namun tradisi menyambut Ramadhan di beberapa daerah pun menjadi salah satu daya tarik tersendiri.

Di Jogja sendiri, sampai saat ini masih ada cukup banyak kebiasaan atau tradisi yang dilakukan hingga kini. Selain karena dianggap membawa kebaikan, pelaksanaan tradisi tertentu biasanya juga demi bisa menjaga silaturrahmi antara keluarga atau tetangga.

Nah, untuk Sedulur Yogaku yang merasa penasaran, berikut beberapa tradisi menyambut Ramadhan yang masih sering dilakukan hingga kini di Jogja.

Beberapa Tradisi Menyambut Ramadhan di Jogja, Hangat dan Sarat Makna 

Berburu takjil di Jogja pada saat bulan Ramadhan memang selalu seru. Karena memang, takjil yang bisa ditemukan di kota ini sangat beragam, mulai dari makanan dan minuman manis, sampai berbagai macam gorengan yang sedap jika disantap dengan sambal. 

Namun, sebelum sampai pada tahap tersebut, ada hal lain yang tidak kalah seru dan unik, yakni tradisi menyambut Ramadhan yang sampai saat ini masih selalu ramai dan meriah.

Jawa Tengah dan Jogja memang terkenal sebagai daerah yang memiliki banyak sekali tradisi pada saat-saat tertentu. Dan ternyata, hal ini bisa menjadi daya tarik tersendiri, baik bagi masyarakat sekitar maupun bagi mereka yang berasal dari luar daerah.

Nah, berikut beberapa tradisi untuk menyambut bulan Ramadhan di Jogja yang sayang untuk dilewatkan.

1. Tradisi Padusan

Tradisi padusan jelang Ramadhan, Sumber: joss.co.id
Tradisi padusan jelang Ramadhan, Sumber: joss.co.id

Tradisi pertama yang hampir dilakukan oleh semua orang adalah padusan, atau mandi sebelum bulan Ramadhan tiba. Biasanya, tradisi ini dilakukan tepat satu hari sebelum bulan Ramadhan, dan sebelum melaksanakan sholat tarawih pertama.

Bukan sekedar mandi biasa, namun masyarakat sekitar bahwa tradisi ini menyiratkan makna membersihkan raga dan jiwa sebelum bulan suci tiba. Pada awalnya, tradisi ini dilaksanakan di tempat-tempat yang dianggap keramat, namun semakin ke sini tradisi ini bisa dilakukan dimana saja.

Tradisi padusan ini juga bisa dilakukan sendiri atau beramai-ramai. Di beberapa desa atau kampung yang memiliki mata air yang baik, biasanya perangkat desa akan melaksanakan tradisi ini secara bersama–sama.

Bukan hanya sekedar mandi, biasanya sebelum mandi orang yang dituakan akan memberikan sedikit nasehat, lalu kemudian membacakan beberapa doa. Tujuannya tentu saja untuk mendapatkan berkah selama bulan Ramadhan.

2. Upacara Labuhan Kesultanan

Upacara Labuhan Kesultanan, Sumber: geoparkjogja.jogjaprov.go.id
Upacara Labuhan Kesultanan, Sumber: geoparkjogja.jogjaprov.go.id

Jika tradisi menyambut Ramadhan sebelumnya bisa dilakukan oleh siapa saja. Maka tradisi ini hanya untuk Keraton Yogyakarta saja yang melibatkan keluarga dan kalangan yang berhubungan langsung.

Inti dari tradisi ini adalah pemotongan kuku dan beberapa helai rambut Sultan. Kemudian, kuku dan rambut tadi akan dihanyutkan atau sekadar diletakkan saja di Pantai Parangtritis dan Gunung Merapi. 

Meski dikhususkan bagi keluarga Keraton, jika beruntung, kaka masyarakat biasa juga bisa melihat tradisi ini ketika peletakan atau penghanyutan rambut dan kuku milik Sultan.

Keraton dan masyarakat Jogja percaya bahwa dengan melakukan upacara ini,  masyarakat Jogja akan mendapatkan kesejahteraan dan ketentraman di bulan Ramadhan dan seterusnya. 

3. Tradisi Nyadran

Nyadran sambut Ramadhan, Sumber: imogiri.bantulkab.go.id
Nyadran sambut Ramadhan, Sumber: imogiri.bantulkab.go.id

Tradisi selanjutnya yang tidak kalah menarik adalah tradisi Nyadran Jogja. Tradisi ini dilaksanakan masyarakat setempat dengan cara mendoakan para leluhur yang sudah berpulang.

Biasanya, mereka akan berziarah ke makam, membersihkannya, menaburi bunga, dan kemudian berdoa bersama-sama. Tak hanya itu saja, masyarakat Jogja juga biasa mengadakan kenduri besar-besaran di desa mereka.

Masyarakat setempat percaya, dengan mendoakan leluhur tidak hanya membantu mereka untuk diringankan dosa-dosanya, namun juga mempermudah perjalanan hidup mereka sendiri di masa yang akan datang.

4. Tradisi Apeman

Tradisi Apeman khas Keraton, Sumber: regional.kompas.com
Tradisi Apeman khas Keraton, Sumber: regional.kompas.com

Sedulur Yogyaku tentu sudah tidak asing lagi dengan apem. Makanan ringan yang dibuat dari tepung beras, santan, telur dan juga ragi. Teksturnya yang lembut dengan rasa khas membuat siapa saja akan dengan senang hati melahapnya.

Nah, pada tradisi menyambut Ramadhan ini, para wanita yang tinggal di sekitar Keraton akan membuat apem dengan ukuran yang cukup besar, kemudian dibagikan untuk Abdi Dalem yang ada di Keraton.

Ya, tradisi ini memang hanya terbatas untuk lingkungan Keraton dan sekitarnya saja. Namun meski begitu, masyarakat Jogja akan tetap excited ketika mengetahui tradisi ini akan dilaksanakan.

5. Tradisi Ala Kampung Ramadhan Jogokariyan

Kampung Ramadhan Jogokariyan, Sumber: arrahim.id
Kampung Ramadhan Jogokariyan, Sumber: arrahim.id

Salah satu kampung yang paling excited dan meriah ketika menyambut Ramadhan adalah Kampung Jogokariyan, Mantrijeron. Bagaimana tidak, dari awal bulan suci ini tiba saja sudah akan diadakan peresmian pembukaan, kemudian akan dilaksanakan buka bersama secara rutin, pasar Ramadhan, berbagai lomba, dan lain sebagainya.

Karena kemeriahannya, banyak masyarakat dari luar kampung atau bahkan luar kota yang sengaja ke kampung ini demi bisa merasakan kemeriahannya.

Bukan hanya sekadar membuat kemeriahan saja,  tradisi menyambut Ramadhan ini nyatanya mampu mendatangkan nilai ekonomi yang tidak sedikit bagi warga sekitar. Itu sebabnya, mereka akan selalu bersemangat ketika Ramadhan akan segera tiba.

Itulah beberapa tradisi menyambut Ramadhan di Jogja yang sayang untuk dilewatkan. Selama bulan Ramadhan, tidak ada salahnya juga untuk sekaligus mengeksplor beberapa masjid yang unik dan memiliki sejarah, seperti Masjid Pathok Negoro.

Selain karena biasanya masjid tersebut menyediakan makanan buka puasa atau takjil gratis, menghabiskan lebih banyak waktu di Masjid, mengikuti pengajian, dan lain sebagainya di bulan Ramadhan tentu akan mendatangkan kebaikan dan keberkahan yang lebih.

Jadi, sudah siap untuk menyambut bulan Ramadhan yang tiba tidak lama lagi?