Terkenal sebagai salah satu kota yang memiliki keindahan alam berupa pantai putih yang sangat terkenal, siapa sangka jika Gunung Kidul ternyata memiliki kuliner ekstrem yang yang jarang ditemui di tempat lain. Ungkrung jati salah satunya.
Bagi mereka yang berasal dari luar Jawa, mungkin belum bisa membayangkan bagaimana bentuk kuliner Jogja unik yang satu ini. Namun, bagi yang berasal dari Jawa mungkin sudah bergidik ngeri ketika baru pertama kali mendengarnya.
Dalam bahasa Jawa di sekitar Gunung Kidul, ungkrung atau bisa juga ungker adalah ulat jati yang tengah bermetamorfosis menjadi kepompong. Sungguh unik dan ekstrem bukan? Yuk, kita simak selengkapnya mengenai kuliner ekstrem Gunung Kidul ini!
Mengenal Ungkrung Jati, Salah Satu Kuliner Langka dan Mahal dari Gunung Kidul
Setelah mengetahui bahan utama dari kuliner ini, tentu sudah tidak mengherankan jika harga yang dibanderol setiap kilonya cukup mahal. Terlebih, biasanya ungkrung ini hanya bisa ditemukan ketika awal musim penghujan saja.
Meskipun seakan dianggap tidak lazim bagi sebagian orang, nyatanya masih banyak orang yang menunggu moment kedatangan musim hujan untuk bisa mencari ungkrung dan kemudian mengolahnya.
Seperti namanya, ulat yang digunakan untuk membuat kuliner Jogja satu ini adalah ulat jati. Bagi masyarakat sekitar, ulat jati sering dianggap sebagai hama tahunan yang kerap menyerang pohon yang masih muda, dan membuat pohon menjadi mati.
Ketika musinya tiba, mencari ungkrung bukanlah pekerjaan yang sulit. Mereka kerap ditemukan di bawah daun jati yang sudah berguguran. Bentuknya lonjong dengan berbagai warna seperti oranye dan merah. Sedangkan ukurannya biasanya sebesar kelingking bayi.
Manfaat Kuliner Ungkrung Jati, Mengandung Protein Tinggi
Tidak bisa diremehkan begitu saja, ternyata kuliner ini memiliki kandungan nutrisi yang tidak sedikit. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ulat jati mengandung protein, mineral, vitamin, lemak dan juga karbohidrat.
Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan mengonsumsi kuliner ungkrung jati.
1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Seperti yang sudah disebutkan tadi, ulat jati memiliki kandungan nutrisi baik yang tidak sedikit. Kandungan itulah yang dipercaya bisa membantu menjaga daya tahan tubuh manusia.
2. Membantu Menjaga Kesehatan Rambut dan Kulit
Tidak hanya untuk kesehatan fisik semata, ulat jati ternyata memiliki manfaat bagi kecantikan seseorang. Dimana, kandungan didalamnya bisa membantu meregenerasi sel tubuh, kesehatan rambut dan juga kulit.
3. Menyediakan Energi
Kuliner ini ternyata juga bisa menjadi penyedia energi bagi tubuh. Hal tersebut dikarenakan protein yang ada di dalamnya akan diubah menjadi glukosa ketika karbohidrat tidak mencukupi. Sehingga, akan tersedia energi tambahan setelahnya.
4. Membantu Mencegah Anemia
Masih karena kandungan proteinnya yang tidak sedikit, mengonsumsi ungkrung jati juga ternyata berperan membantu proses pembentukan sel darah merah. Hal tersebut tentu efektif untuk mencegah anemia dengan menjaga keimbangan sel darah merah di dalam tubuh.
Mengulik Sejarah Ungkrung Jati: Keresahan Warga yang Berhasil Ciptakan Rupiah
Menjadi salah satu kuliner ekstrem yang harganya cukup mahal, ternyata olahan makanan ini berasal dari keresahan warga setempat yang menganggapnya sebagai hama.
Dimana, kemunculan ulat jati sering kali mengganggu pertumbuhan pohon jati, terlebih bagi pohon yang usianya cukup muda. Bahkan, tidak sedikit pula pohon jati muda sampai mati karena diserang ulat ini.
Karena jika dibiarkan akan semakin merugikan, maka warga sekitar mulai menangkap dan mengumpulkan. Beberapa orang pun mulai mengolahnya dengan cara yang sederhana.
Tidak disangka-sangka, ternyata cita rasanya cukup nikmat dan gurih. Bahkan, ketika orang mulai menjualnya pun tidak sedikit calon pembeli yang merasa tertarik, dan berakhir membelinya.
Keunikan dan Cara Mengolah Ungkrung Jati yang Paling Umum
Meskipun harganya mahal, namun sebenarnya cara mengolah hewan ini tidaklah terlalu sulit. Cara awal yang biasa dilakukan adalah merebusnya terlebih dahulu.
Jika sudah, akan mulai dibumbui dengan bumbu sederhana seperti garam, bawang putih dan penyedap rasa. Lalu, ulat yang sudah dibumbui tadi tinggal digoreng saja. Dan ungkrung jati pun siap disantap, baik sebagai cemilan maupun lauk makan.
Namun, ada sebagian orang yang mengolahnya dengan resep yang lebih kompleks. Sepertinya memasaknya menjadi lodeh, rica-rica, oseng-oseng, balado, hingga keripik.
Meski kini kuliner ungkrung jati sudah semakin lazim, namun dianjurkan untuk tidak mengkonsumsinya terlalu banyak. Sebab bagi sebagian orang bisa memunculkan reaksi seperti alergi, contohnya gatal-gatal.
Harga Pasaran Ungkrung Jati, Benarkah Lebih Mahal dari Daging Sapi?
Seperti yang sudah disebutkan tadi, ungkrung jati biasanya hanya bisa ditemukan di saat musim tertentu saja. Hal ini tentu berimbas pada harganya yang cukup mahal, terlebih kini penikmatnya sudah semakin banyak di seluruh Indonesia.
Benar sekali, sekarang sudah banyak penjual yang berasal dari Gunung Kidul atau daerah lainnya yang menjual kuliner ini secara online. Baik dengan platform sendiri maupun menggunakan marketplace.
Di marketplace, harga perkilo dapat berkisar antara Rp130.000 hingga Rp150.000 untuk per kilonya. Namun, terkadang beberapa penjual memberikan harga diskon istimewa, dan menjualnya di harga Rp90.000-an saja.
Itulah beberapa informasi dan fakta menarik mengenai ungkrung jati, salah satu kuliner yang cukup unik dan tidak bisa ditemukan di semua wilayah di Indonesia. Perlu diketahui, sebenarnya Jogja masih menyimpan aneka kuliner unik lain yang bisa dicoba, termasuk banyaknya warung sate klathak di Jogja yang sudah menjadi ikon!