Pernikahan merupakan salah satu prosesi yang sakral. Maka jangan heran jika ada cukup banyak prosesi atau upacara yang menyertainya. Contohnya saja upacara panggih manten yang merupakan rangkaian pernikahan dalam adat Jawa.
Tak hanya sekadar upacara biasa, panggih manten memiliki sejarah yang sangat panjang, bahkan sejak zaman Wali Songo. Itu sebabnya, setiap prosesi yang dilaksanakan merupakan hal sakral yang tidak boleh dilakukan sembarangan.
Nah, untuk Sedulur Yogyaku yang sedang mempersiapkan pernikahan, berikut beberapa informasi tentang upacara panggih manten yang perlu diketahui.
Upacara Panggih Manten, Prosesi Penting dalam Pernikahan Adat Jawa


Sudah bukan rahasia lagi memang jika prosesi pernikahan adat Jawa cukup panjang dan melelahkan. Bahkan, prosesi ini bisa berlangsung selama berhari-hari bahkan sampai 1 minggu lamanya.
Dari banyaknya prosesi yang ada, upacara panggih manten bisa dikatakan sebagai salah satu yang paling penting atau disebut sebagai puncak acara. Panggih manten merupakan lambang dari pertemuan dua keluarga yang baru saja disatukan dalam pernikahan.
Tak hanya itu saja, upacara ini juga mengandung harapan yang besar bahwa rumah tangga yang akan dibina nantinya akan dilimpahkan kebahagiaan, keselamatan dan keberkahan, juga dijauhkan dari segala hal yang akan menyakitkan.
Tujuan Upacara Panggih Manten


Sebagai salah satu prosesi utama, tentu saja upacara ini memiliki maksud dan tujuannya tersendiri. Upacara ini juga merupakan upacara adat yang sangat panjang dan rumit, sehingga dibutuhkan orang yang benar-benar mengerti dalam melaksanakannya.
Seperti yang sudah disinggung tadi, tujuan utama dari upacara ini adalah mempertemukan pengantin pria dan wanita yang baru saja sah menjadi suami dan istri, baik secara catatan sipil maupun agama.
Karena prosesinya yang cukup panjang, maka upacara ini digelar pada siang hari setelah akad nikah dilangsungkan. Tidak hanya rasa bahagia dan khidmat yang terasa, biasanya upacara ini juga diiringi oleh rasa haru yang mendalam.
Perlengkapan yang Dibutuhkan Pada Upacara Panggih Manten


Dalam pernikahan adat Jawa, tak hanya jasa dekorasi pernikahan Jogja saja yang perlu dicari dan dipersiapkan, namun perlengkapan untuk prosesi adatnya juga harus disiapkan dengan baik.
Untuk upacara panggih manten, berikut beberapa perlengkapan yang harus disediakan terlebih dahulu.
1. Gantal
Untuk Sedulur Yogyaku yang belum tahu, gantal merupakan lintingan dari daun sirih yang kemudian diikat terbalik dengan benang lawe. Namun, daun sirih yang digunakan bukanlah daun sirih biasa, melainkan daun sirih temu rose.
Di dalam lintingan daun sirih tadi terdapat kapur sirih, pinang muda, tembakau dan juga gambir.
2. Kacar-kucur
Perlengkapan lain yang juga harus disediakan adalah kacar-kucur. Kacar-kucur ini berupa jagung, beras kuning, kedelai hitam dan putih, kacang hijau, kemiri, kluwak, uang logam, kembang telon, kain putih dan juga tikar bongko.
3. Bokor Mas
Setelah kacar-kucur, bokor mas atau mangkuk logam berwarna kuning emas juga tidak boleh ketinggalan. Bokor mas ini nantinya akan diisi dengan bunga melati, mawar putih dan merah, sedap malam, cempaka, melati gambir dan kenanga.
4. Kain Sindur
Kain sindur sendiri merupakan kain selendang yang biasanya digunakan dalam upacara sinduran. Jika Sedulur Yogyaku tidak terlalu paham, maka bisa menanyakannya pada orang yang benar-benar mengerti.
5. Telur Ayam
Meskipun tidak harus, namun biasanya telur ayam yang digunakan adalah telur ayam kampung. Telur ayam ini nantinya akan ditaruh di atas baki yang sudah diberi taplak kain berwarna putih.
Urutan dan Prosesi Upacara Panggih Manten


Seperti yang sudah disebutkan tadi, prosesi upacara panggih manten cukup panjang dan rumit, namun tentu cukup menarik untuk ditonton atau dijalani. Urutan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penyerahan Sanggan dan Cikal
Sebelum pengantin pria dan rombongannya tiba di lokasi upacara, maka sanggan, cikal dan juga kembar mayang sudah harus diserahkan sebelumnya pada keluarga pengantin wanita.
Dalam prosesnya, pembawa kembar mayang akan naik ke pelaminan untuk mengganti kembar mayang sudah dipasang sebelumnya. Tujuan utamanya sebenarnya agar kembar mayang tetap segar sampai acara selesai.
Jika sudah selesai diganti, selanjutnya pengantin wanita akan turun dan menuju tempat upacara.
2. Balangan Gantal
Dalam prosesi ini, pengantin pria akan melempar gantal terlebih dahulu ke arah jantung pengantin wanita. Barulah kemudian pengantin wanita melempar gantal-nya. Prosesi ini menandakan pengantin pria yang jatuh hati terlebih dahulu pada pengantin wanita.
3. Wiji Dadi atau Ngidak Tigan
Dalam prosesi ini, pengantin pria akan menempelkan telur ayam di dahinya sendiri dan dahi pengantin wanita, lalu kemudian menginjaknya sampai pecah. Setelah telur diinjak, pengantin wanita akan berjongkok dan mencuci kaki pengantin pria.
4. Sinduran
Di urutan ini, pengantin pria dan wanita akan bersalaman dan kemudian berpegangan tangan dengan jari kelingking. Di sini, ayah dari pengantin wanita akan berjalan di depan, dan sang ibu akan berada di belakang pengantin.
5. Pangkon Timbang
Setelah tiba di pelaminan, kedua mempelai belum boleh langsung duduk di pelaminan, melainkan dipangku terlebih dahulu oleh ayah dari pengantin wanita. Saat dipangku, sang ibu akan memberikan beberapa pertanyaan.
6. Kacar-kucur
Pada prosesi ini, pengantin pria akan mengucurkan isi bungkusan kacar-kucur yang sudah disiapkan, dan pengantin wanita akan membentangkan sapu tangan tulak di pangkuannya untuk menangkap kacar-kucur tersebut.
7. Dhahar Kembul
Lalu, sampailah pada prosesi dimana pengantin pria dan wanita akan saling menyuapi makanan satu sama lain. Makanan tersebut adalah kepalan nasi yang sudah diisi dengan beberapa lauk.
8. Sungkeman
Sampailah pada prosesi akhir, dimana kedua pengantin melakukan sungkeman pada kedua orang tua dan mertuanya. Pada prosesi ini, biasanya maupun pengantin atau orang tua tidak bisa menahan air mata.
Nah, itulah beberapa informasi tentang upacara panggih manten. Rangkaian prosesi tersebut bisa dilakukan di rumah maupun gedung pernikahan Jogja yang megah. Jadi, apakah Sedulur Yogyaku tertarik untuk mengusung adat Jawa untuk pernikahanmu nanti?