Tradisi Baritan, Wujud Syukur Hasil Panen Masyarakat Kulon Progo

Photo of author

Ditulis oleh Dila Arini

I'm the best served with coffee and a side of sarcasm

Sudah bukan rahasia umum lagi jika masyarakat Jawa memiliki banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang unik. Terlebih dalam merayakan hari besar seperti lebaran dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja, masyarakat Jawa juga sering kali menggelar tradisi untuk mencurahkan rasa syukurnya, seperti tradisi baritan. 

Secara sederhana, tradisi baritan adalah tradisi yang biasanya digelar saat masa panen padi tiba. Tujuannya sebagai bentuk rasa syukur atas rahmat Tuhan yang diberikan lewat panen yang melimpah. 

Meski masih sering diselenggarakan di beberapa daerah, namun daerah yang masih cukup rutin menggelar  acara tradisi baritan adalah Kulon Progo, Kalibawang hingga Kendal. Lantas, seperti apa tradisi ini sebenarnya?

Mengenal Gelaran Tradisi Baritan, Tradisi Sederhana yang Sudah Ada Sejak Bertahun-Tahun Lalu 

Gelaran tradisi baritan, Sumber: sorot.co
Gelaran tradisi baritan, Sumber: sorot.co

Jika dilihat sekilas, sebenarnya tradisi ini bukanlah termasuk tradisi super meriah. Namun, perayaannya cukup khidmat dan penuh rasa haru yang terbentuk dari kebahagiaan para petani yang sukses memanen sawah atau kebunnya.

Dari segi bahasa, baritan berasal dari kata “lebar rit-ritan”. Yang mana artinya merujuk pada kata panen raya. Beberapa masyarakat juga terkadang menyebutnya dengan nama sedekah bumi.

Hal tersebut tentu karena acara puncak dari acara ini adalah para petani yang membagikan hasil panen mereka. Biasanya, masyarakat sekitar yang bukan berprofesi sebagai petani pun ikut andil dalam menyumbangkan bahan makanan.

Salah satu tujuannya tentu saja untuk menjalin tain silaturahmi antar tetangga, hingga memupuk rasa toleransi terhadap tetangga yang memiliki pekerjaan yang berbeda-beda.

Waktu Pelaksanaan Tradisi Baritan, Masih Rutin Digelar Setahun Sekali 

Waktu pelaksanaan tradisi baritan, Sumber: warisanbudayanusantara.com
Waktu pelaksanaan tradisi baritan, Sumber: warisanbudayanusantara.com

Seperti yang sudah disinggung tadi, keunikan tradisi baritan ada pada pelaksanaannya yang rutin digelar satu tahun sekali. Setiap daerah yang masih menjunjung tinggi tradisi ini tentu memiliki waktu pelaksanaan yang berbeda.

Namun, biasanya setelah musim panen dalam satu kali musim hujan akan langsung menggelar tradisi baritan. Namun, tidak jarang juga masyarakat setempat sengaja mencari hari baik yang berdekatan dengan musim panen. Biasanya hari baik ini dicari sesuai dengan kalender Jawa.

Pelaksanaan tradisi ini juga biasanya tidak terlalu lama, hanya satu hingga dua hari saja sekaligus dengan persiapannya. Demi mempererat silaturahmi, biasanya orang yang dituakan akan mengajak seluruh penduduk desa untuk mengikuti prosesi acara yang satu ini.

Prosesi Pelaksanaan Tradisi Baritan, Sederhana Namun Sarat Makna

Wadah untuk meletakkan makanan, Sumber: lazada.co.id
Wadah untuk meletakkan makanan, Sumber: lazada.co.id

Tradisi setelah panen ini biasanya juga berkaitan dengan air atau mata air. Sebab, kesuburan dan hasil panen yang melimpah tentu sangat berkaitan dengan sumber air di wilayah tersebut.

Biasanya, tradisi baritan dimulai dengan setiap keluarga di satu desa membuat makanan tradisional yang khas dengan daerahnya. Contohnya saja ketupat hingga lauk pauk seperti tempe. 

Setelah itu, makanan tadi akan dikumpulkan di tempat yang sudah disepakati, yang biasanya dibawa ke tempat yang dekat dengan sumber air. Contohnya saja Sungai Mudal Kulon Progo yang bisa saja dijadikan tempat tujuan bagi masyarakat sekitar.

Lalu, di tempat sumber air biasanya sudah disediakan tempat khusus yang berasal dari anyaman bambu bernama eblek.  Wadah ini nantinya yang akan dijadikan tempat untuk makanan yang dibawa oleh masyarakat setempat.

Jika seluruh masyarakat sudah berkumpul, maka acara akan segera dimulai dengan dibuka oleh tokoh masyarakat setempat. Jika sudah, biasanya akan dibacakan doa bersama dan puji-pujian pada Tuhan yang Maha Esa.

Jika pembacaan doa sudah selesai, maka makanan yang ada di eblek tadi sudah bisa dibagikan, atau malah masyarakat setempat akan berebut untuk mendapatkannya. Hal ini karena mereka percaya bahwa makanan yang sudah didoakan tersebut bisa mendatangkan keberkahan.

Tujuan Dilaksanakannya Tradisi Baritan, Demi Jaga Peninggalan Leluhur

Tujuan dilaksanakan baritan, Sumber: genpi.co
Tujuan dilaksanakan baritan, Sumber: genpi.co

Kebiasaan atau tradisi semacam ini tentu memiliki tujuannya tersendiri. Meski bagi masyarakat luar terkadang dianggap kurang masuk akal, namun tetap saja bagi masyarakat setempat sebuah tradisi memiliki nilai historisnya tersendiri.

Untuk Sedulur Yogyaku yang belum tahu dan merasa penasaran, berikut beberapa tujuan dari tradisi baritan. 

1. Sebagai Ungkapan Rasa Syukur

Seperti yang sudah disebutkan tadi, dilaksanakannya acara ini adalah untuk menunjukkan rasa syukur petani di Kulon Progo atasa hasil panennya. Setelah mendapatkan hasil yang berlimpah, para petani tidak lupa untuk saling berbagi kepada para tetangga dan juga alam tempat mereka bercocok tanam.

2. Memohon Keberkahan dan Keselamatan

Selain bersyukur, dengan menggelar tradisi baritan para petani juga berharap agar hasil panen berikutnya bisa lebih bagus lagi. Hal ini tertuang jelas dengan acara doa bersama yang dilakukan. Masyarakat setempat percaya, doa bersama yang dilakukan akan lebih mudah diterima dan diijabah oleh Yang Maha Kuasa

3. Untuk Menjalin Silaturahmi Dengan Orang Sekitar

Selain dari kedua tujuan yang sudah disebutkan tadi, tujuan yang tidak kalah penting adalah menjalin silaturahmi dengan masyarakat setempat. Dengan menggelar acara semacam ini, maka mau tidak mau masyarakat akan saling berkumpul dan menyapa satu dengan yang lainnya.

Itulah informasi lengkap berkaitan dengan tradisi baritan. Salah satu tradisi yang masih terus dijaga hingga kini demi menjaga peninggalan para leluhur. Benar sekali, kemajuan zaman memang sering kali membuat orang ingin hidup serba mudah dan praktis. Sehingga kerap meremehkan tradisi unik yang sudah ada sejak bertahun-tahun lalu.

Jika Sedulur Yogyaku masih penasaran dengan pariwisata Kulon Progo seperti Hutan Mangrove Kulon Progo, hingga tradisi unik lainnya yang masih berhubungan dengan daerah ini, maka bisa langsung mencari dan mengaksesnya di laman utama Yogyaku. Semoga bermanfaat!