Setiap anak memiliki keunikan dalam tumbuh kembangnya, termasuk dalam hal konsentrasi. Beberapa anak bisa duduk tenang dan menyelesaikan tugasnya, sementara ada anak yang sulit fokus atau mudah terdistraksi bahkan dalam aktivitas sederhana. Namun, jika anak sering sulit fokus dalam berbagai situasi orang tua mungkin mulai bertanya-tanya, apakah ini wajar atau ada yang perlu dikhawatirkan?
Nah sebagai orang tua Sedulur Yogyaku wajar jika merasa khawatir saat anak tampak sulit berkonsentrasi. Namun, apakah ini normal sesuai usianya, atau ada tanda-tanda perkembangan yang bermasalah? Yuk, cari tahu lebih dalam!
Apa Penyebab Anak Sulit Fokus?
Anak-anak yang sulit fokus bukan berarti mereka malas atau tidak cerdas. Sebelum panik, penting untuk Sedulur Yogyaku memahami bahwa ada banyak faktor yang bisa membuat anak sulit fokus. Beberapa di antaranya masih tergolong wajar, sementara yang lain mungkin perlu perhatian lebih.
1. Usia dan Tahap Perkembangan
Setiap anak memiliki batas perhatian yang berbeda sesuai usianya. Semakin kecil usia, semakin pendek pula lama fokusnya. Misalnya, anak usia dini sekitar usia 2-3 tahun, biasanya hanya bisa fokus selama 4-6 menit. Masih mudah teralihkan lantaran otaknya masih dalam tahap eksplorasi dan perkembangan. Di usia sekolah dasar, rentang fokus mereka meningkat menjadi 20 menit atau lebih.
Jika anak berada dalam usia yang lebih kecil dan sulit fokus dalam waktu lama, ini bisa jadi hal yang wajar dalam perkembangannya. Namun, jika anak sudah lebih besar tapi masih sulit fokus terutama di tugas-tugas sederhana, mungkin orang tua perlu mencari tahu apakah ada faktor lain yang berpengaruh.
2. Pola Tidur yang Tidak Teratur
Jika anak sulit fokus dan sering terlihat lelah, coba perhatikan apakah mereka sudah mendapatkan waktu tidur yang cukup. Tidur berperan besar dalam perkembangan otak dan kemampuan konsentrasi anak. Anak yang kurang tidur cenderung lebih mudah lelah dan sulit fokus. Membantu anak memiliki rutinitas tidur yang baik bisa jadi salah satu solusi untuk meningkatkan fokus anak.
Jam tidur yang tidak teratur atau tidur yang kurang berkualitas bisa membuat anak cepat kehilangan perhatian atau bahkan cara mengelola emosinya kurang. Idealnya, anak-anak usia prasekolah membutuhkan sekitar 10–13 jam tidur per hari, sedangkan anak usia sekolah memerlukan sekitar 9–11 jam.
3. Penggunaan Gadget yang Berlebihan
Di era digital penggunaan gadget tak terhindarkan. Bahkan anak-anak kini semakin sering terpapar gadget sejak kecil. Meskipun teknologi bisa bermanfaat, kecanduan main hp bisa membuat anak sulit fokus bahkan mengganggu kemampuan berbahasa anak.
Paparan terhadap layar yang berlebihan membuat anak terbiasa dengan stimulasi gambar atau video cepat. Ini menyebabkan mereka kesulitan memberikan perhatian pada aktivitas yang lebih monoton seperti menggambar atau membaca. Oleh karena itu, membatasi screen time dan mengajak anak melakukan aktivitas yang melibatkan interaksi langsung.
Cara Membantu Anak agar Lebih Fokus
Sebagian besar anak memang mengalami fase sulit fokus. Apalagi jika ada hal-hal lain di sekitarnya yang lebih menarik. Jika terjadi sesekali saja dalam aktivitas mungkin bukan masalah besar. Namun ada sinyal yang menunjukkan bahwa anak sulit fokus perlu perhatian serius. Contohnya jika tidak bisa fokus terus menerus dalam segala hal, termasuk saat bermain.
Anak sulit fokus bukan berarti tidak bisa diatasi. Jika Sedulur Yogyaku sebagai orang tua melihat anak tampak sulit berkonsentrasi, ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk membantunya meningkatkan fokus.
1. Ciptakan Lingkungan yang Minim Gangguan
Anak-anak akan lebih mudah fokus dalam lingkungan yang mendukung. Jika anak kesulitan fokus terutama dalam belajar coba buat suasana yang lebih tenang dan bebas dari gangguan. Misalnya matikan televisi atau suara musik yang terlalu keras.
Menjauhkan benda-benda yang bisa mengalihkan perhatian seperti mainan atau gadget. Berikan tempat khusus terhadap anak untuk belajar atau beraktivitas yang nyaman dan kondusif. Jika masih tetap mudah terdistraksi, bisa coba atur waktu belajar dalam sesi yang lebih pendek agar anak tidak merasa terbebani.
2. Batasi Waktu Layar dan Tingkatkan Aktivitas Fisik
Mengurangi waktu layar dan menggantinya dengan aktivitas fisik, seperti bermain di luar, bersepeda, atau sekadar berjalan-jalan, bisa membantu anak meningkatkan fokusnya. Aktivitas fisik juga baik untuk kesehatan otak dan bisa membantu anak mengatur energinya dengan lebih baik.
Jika anak sudah terbiasa dengan gadget dalam waktu lama, coba kurangi secara bertahap dan ajak mereka melakukan aktivitas yang lebih interaktif. Dengan begitu, mereka bisa belajar mempertahankan fokus dalam waktu yang lebih lama.
3. Menerapkan Rutinitas yang Konsisten
Anak-anak lebih mudah fokus jika mereka memiliki jadwal yang teratur. Rutinitas harian yang konsisten membantu mereka memahami kapan waktunya bermain, belajar, atau istirahat. Misalnya menetapkan jam tidur yang sama setiap malam atau aktivitas tetap yang dilakukan sebelum tidur.
Selain itu, rutinitas juga mengurangi kebingungan dan kecemasan yang bisa mengganggu fokus anak. Jika anak tahu apa yang diharapkan pada setiap waktu tertentu, anak akan lebih siap mental untuk menjalani aktivitas tanpa gangguan.
Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda, sebagai orang tua, perlu memahami dan menyesuaikan cara yang paling efektif untuk mereka. Kuncinya adalah kesabaran dan konsistensi dalam menerapkan kebiasaan baik. Dengan menerapkan cara-cara diatas, anak bisa berkembang lebih optimal dan lebih mudah fokus dalam aktivitasnya.