Fenomena Klitih di Jogja Semakin Marak, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Photo of author

Ditulis oleh Adnan AY

Freelance content writer di Zeka Digital. Tertarik dengan sejarah, isu politik, peternakan dan pertanian. Belajar dan menuangkan inspirasi dari dan pada hal-hal itu membuatku lebih bersemangat.

Maraknya fenomena klitih semakin menjadikan warga Jogja was-was. Bukan tanpa sebab, pasalnya dalam melakukan aksinya para pelaku tidak pandang bulu. Mereka melakukannya secara acak dan cenderung sembarangan. Lantas apa yang sebenarnya terjadi di Kota Pelajar itu?

Selain mendapatkan hak keistimewaan, Kota Jogja juga mendapat julukan Kota Pelajar. Namun seakan hal itu menjadi utopis, sebab banyak para pelajarnya yang melakukan aksi klitih. Perbuatan yang tidak mencerminkan orang berpendidikan.

Nah bagaimana pendapat Sedulur Yogyaku dengan merebaknya fenomena ini? Dan apa sebenarnya yang melatarbelakangi terjadinya fenomena semacam ini? 

Fenomena Klitih di Jogja

Ilustrasi fenomena klitih, Sumber: suara.com
Ilustrasi fenomena klitih, Sumber: suara.com

Selain open BO jogja, kasus klitih menjadi fenomena yang menyita perhatian masyarakat. Pasalnya selain meresahkan, fenomena ini juga merugikan warga Jogja. 

Dari tahun ke tahun adanya fenomena ini tidak juga berangsur menghilang. Banyak warga yang mengaku menjadi korban keganasan komplotan klitih. Rata-rata kejadian semacam ini terjadi di daerah Kabupaten Sleman dan Kota Jogja. Meski tidak menutup kemungkinan juga terjadi di daerah Jogja lainnya.

Melansir dari laman cnnindonesia.com, dalam bulan Januari hingga Februari 2023 lalu saja terjadi 42 kasus klitih. Dimana korbannya tidak hanya terdiri dari generasi muda, namun juga orang tua dan kaum hawa.

Hal ini tentu miris dan membuat citra buruk bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasalnya yang melakukan tindakan kriminal ini bukanlah mereka yang tidak sekolah. Bahkan diantaranya adalah kaum belajar dan tidak sedikit yang masih di bawah umur.

Dan baru-baru ini juga terjadi lagi kasus yang sama. Tepatnya terjadi di daerah Kalasan Sleman pada hari Minggu (3/3/2024) kemarin. Dimana setelah melancarkan aksinya, salah satu pelaku meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan.

Kasus klitih yang tidak juga menghilang selayaknya menjadi perhatian pemerintah Kota Jogja. Sebab kota tua ini telah terkenal sebagai tempat yang nyaman karena warganya yang ramah. Jika terus dibiarkan, bisa jadi citra tersebut benar-benar menghilang dan hanya tinggal kenangan.

Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Pemicu tindakan kriminal, Sumber: promediateknologi.id
Pemicu tindakan kriminal, Sumber: promediateknologi.id

Dari berbagai keterangan yang sering dijumpai, terjadinya fenomena klitih dilatarbelakangi faktor pergaulan. Dimana para remaja memburu pengakuan di antara para sesamanya. Mereka melakukan tindakan klitih agar dinilai keren oleh kelompoknya.

Dengan alasan itu, akhirnya aksi klitih dilakukan dengan cara acak. Mereka asal melakukan perjalanan pada malam hari. Ketika muncul keinginan untuk klitih, mereka akan sembarangan membacok orang. Entah muda atau tua mereka tidak pandang bulu. 

Bahkan jika ada yang sampai meninggal dunia, mereka seakan abai. Diantara mereka juga ada yang merasa bangga pernah melakukan hal itu.

Dari latar belakang tersebut mengindikasikan para remaja itu tidak punya prinsip yang benar. Entah karena tidak adanya sosok teladan, atau tidak efektifnya sistem pendidikan saat ini. Sebab jika ditinjau dari lingkungan, masyarakat Jogja masih menjunjung tinggi nilai etika, norma dan tradisi.

Selain itu Kota Jogja saat ini telah menjadi kota metropolitan yang penduduknya majemuk. Tentu hal itu berdampak pada permasalahan yang ada. Dimana dampak itu berpengaruh pada kenakalan remaja yang semakin tidak terkendali.

Apa Solusi pada Fenomena Klitih?

Solusi dari fenomena tindakan kriminal klitih, Sumber: bbci.co.uk
Solusi dari fenomena tindakan kriminal klitih, Sumber: bbci.co.uk

Tentu maraknya fenomena klitih perlu dicarikan solusi agar segera mereda. Dan berikut adalah beberapa solusi yang bisa dijadikan sebagai referensi:

1. Perketat Penegakan Hukum

Solusi pertama yang perlu segera dilakukan adalah dengan memperketat penegakan hukum. Saat ini Kota Jogja sedang darurat klitih. Jika para penegak hukum tidak segera memperketat hukuman bagi mereka, tentu mereka tidak akan jera.

Saat ini hukuman yang paling sering diberikan kepada para pelaku klitih adalah penjara. Dan bagi mereka yang masih di bawah umur, biasanya kepolisian akan memberikan hukuman yang lebih ringan.

Meskipun para pelaku klitih tergolong masih anak-anak, namun tindak pidana yang dilakukan bukanlah kriminal sembarangan. Yakni paling fatal dari korbannya bisa saja hingga menghilangkan nyawa. Maka paling bijak dalam kasus ini adalah dengan mempertegas hukuman pada mereka.

2. Memaksimalkan Fungsi Keluarga

Selain solusi dari pihak berwenang, merebaknya fenomena klitih juga perlu diredam dengan memaksimalkan fungsi keluarga. Dimana keluarga lah pintu utama yang bisa memberi kesempatan pada remaja untuk melakukan aksi klitih.

Dalam keluarga yang sehat, tentu orang tua tidak akan membiarkan anaknya untuk keluyuran pada malam hari. Mereka akan memberi batasan-batasan sampai kapan anak boleh berada di dalam rumah. Jika tidak segera kembali dalam batasan waktu itu, keluarga berhak memberikan sanksi.

Dan yang paling penting adalah dengan membuat suasana keluarga senyaman mungkin. Dimana sejatinya kenakalan anak merupakan cara mereka mencari perhatian orang tua. Saat keluarga nyaman, tentu anak-anak akan selalu mendapat perhatian.

3. Mengarahkan pada Kegiatan Positif

Selain itu orang tua juga perlu mengarahkan anak pada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Baik itu kegiatan di ranah tempat tinggal, maupun di PKBM Jogja. Saat anak didampingi dalam kegiatan positifnya, mereka akan lupa dengan kegiatan negatifnya.

Di dalam lingkungan tempat tinggal saja ada banyak kegiatan yang bisa menjadi tempat perkumpulan anak. Baik itu kegiatan di tempat ibadah maupun kegiatan kemasyarakatan seperti Karang Taruna.

Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan seperti itu, otomatis akan melatih intuisi anak untuk peka terhadap sesama. Dan akhirnya akan menumbuhkan rasa kasih sayang dan menghargai kepada sesama manusia.

4. Perhatikan Pergaulan Anak

Tidak dipungkiri teman menjadi penyumbang pengaruh besar dalam tumbuh kembang anak. Ketika anak bergaul dengan teman yang baik, maka rata-rata mereka akan menjadi pribadi yang baik. Namun berlaku pula yang sebaliknya.

Dengan demikian orang tua perlu memperhatikan taman anak dalam bergaul. Bukan berarti menyuruh anak untuk pilih-pilih teman. Namun alangkah baiknya jika setiap teman yang dimiliki sang buah hati juga diketahui oleh orang tua. Bahkan jika perlu sering mengundang mereka untuk datang ke rumah.

5. Menguatkan Keimanan Anak

Dan yang tidak kalah penting adalah menanamkan keimanan yang kuat pada buah ahti. Sebab jika keimanan anak sudah kuat, mereka tidak akan mudah terpengaruh untuk melakukan tindak kriminal. 

Rata-rata yang melakukan tindakan klitih adalah mereka yang jauh dari keimanan yang baik. Mereka adalah anak-anak yang biasa nongkrong tanpa adanya keperluan yang jelas. Dimana obsesi yang muncul dari kebiasaan itu adalah obsesi-obsesi negatif.

Nah itulah beberapa solusi yang bisa dijadikan referensi sebagai cara menanggulangi klitih. Jika berbicara tentang solusi, sebenarnya masyarakat Jogja sudah memberikan berbagai saran. Namun semua itu tidaklah efektif jika tidak segera dilakukan bersama.

Fenomena klitih merupakan satu kasus yang viral di Kota Jogja. Selain itu tentu masih banyak fenomena lain yang perlu untuk diketahui, khususnya bagi yang ingin ke Jogja. Dan informasi bermanfaat lainnya bisa Sedulur Yogyaku temukan di kumpulan artikel dari Yogyaku

Fenomena klitih bukanlah kasus yang sepele. Saatnya kini pemerintah memberikan penanganan yang serius agar Jogja tetap menjadi kota yang berhati nyaman, menumbuhkan rindu setiap orang yang berkunjung.