Selain kekayaan wisata alam keunikan kulinernya, Yogyakarta juga terkenal memiliki beberapa situs atau tempat peninggalan yang tidak kalah menarik. Situs ini bisa berupa bangunan kuno, tempat ibadah yang unik, bahkan sampai pemakaman bernama Makam Ratu Malang.
Ketika pertama kali mendengar nama situs, sebagian orang mungkin akan salah paham dan menyangka bahwa tempat ini berada di Kota Malang. Namun, sebenarnya Ratu Malang adalah istri dari Amangkurat I, orang yang memprakarsai pembangunan kompleks pemakaman ini.
Penasaran dengan situs Makam Ratu Malang ini? Yuk simak beberapa informasinya di bawah ini.
Situs Makam Ratu Malang, Tempat Dengan Kisah yang Menyedihkan
Meski saat ini situs ini lebih dikenal dengan nama Makam Ratu Malang, namun sebenarnya nama yang diberikan ketika tempat ini pertama kali dibangun adalah Antaka Pura. Antaka Pura sendiri memiliki arti istana kematian, atau bisa juga diartikan sebagai istana untuk menguburkan jenazah.
Bentuk pemakaman disini tentu masih sangat sederhana dan jauh dari kata kekinian seperti kompleks pemakaman yang harga jualnya fantastis. Kompleksnya dikelilingi oleh susunan batu, sedang untuk nisannya pun masih sangat sederhana.
Disini, semua makam dibuat hampir sama, yang artinya tidak ada perbedaan bentuk nisan atau makamnya itu sendiri. Meski, di beberapa makam biasanya ditutupi dengan kain batik, ataupun kain berwarna putih.
Di kompleks pemakaman ini, terdapat tiga bagian makam, yakni terdapat puluhan batu nisan di bagian depan, lalu satu buah nisan di bagian belakang, dan yang terakhir adalah beberapa nisan yang ada pada halaman ini berpagar.
Kompleks makam ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, tepatnya mulai dibangun pada tahun 1646 sampai tahun 1677. Kemudian, pada 11 Juni 1668 barulah pembangunan situs makam ini selesai dan diresmikan. Makam Ratu Malang dibangun oleh Amangkurat I, yang merupakan Raja Kesultanan Mataram.
Mengulik Kisah yang Ada di Makam Ratu Malang
Cerita tentang situs ini memang sudah menjadi salah satu legenda atau mitos di Jogja, sehingga jangan heran jika memang sudah banyak orang yang mengetahui kisah ini. Pak Jito selaku juru kunci Makam Ratu Malang pun sering kali menceritakan kisah tersebut.
Pada zaman dahulu, Amangkurat I memiliki selir bernama Retno Gumilang atau yang lebih dikenal dengan nama Ratu Malang. Ratu Malang ini merupakan selir yang paling cantik jelita, sehingga tidak heran jika menjadi kesayangan Amangkurat I.
Namun sayangnya, rasa cinta tersebut terlalu berlebihan hingga berimbas pada pekerjaannya untuk mengurus Negara. Beliau kerap kali hanya memperhatikan selirnya tersebut daripada melakukan tugas yang sudah menjadi kewajibannya.
Rasa cinta yang berlebihan itu juga ternyata berimbas pada selir lainnya yang mulai tersingkirkan. Lebih gilanya, lagi permaisuri asli juga ikut tersingkir dan digantikan oleh Ratu Malang.
Namun sebenarnya, ada hal lain yang cukup mengejutkan. Sebab ternyata Ratu Malang sebenarnya sudah memiliki suami bernama Ki Dalang Panjang Mas, yang memang merupakan dalang yang sangat terkenal saat itu.
Meski begitu, Amangkurat I tidak peduli dan tetap bersikukuh untuk memiliki dan mempersunting Ratu Malang. Hal ini tentu ditolak dengan keras oleh sang suami. Karena Ratu Malang tidak mau dibawa oleh Amangkurat I, maka rombongan wayang tadi diundang untuk bermain.
Namun, nyatanya undangan tersebut bukanlah undangan biasa. Yang mana, tujuan utama dari undangan tersebut adalah untuk meracuni dalang, sinden dan pemain gamelan. Dan hanya menyisakan Ratu Malang saja.
Ratu Malang yang saat itu sedang hamil merasa sangat sedih dan seakan tidak bisa melanjutkan hidupnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk meminum racun dan ikut meninggal menyusul suaminya.
Tak berhenti sampai disitu, ternyata kegilaan Amangkurat I masih terus berlanjut. Dimana, pada saat kuburan Ratu Malang akan digali, muncul air yang tidak mongering sampai tujuh hari tujuh malam. Sambil menunggu air itu mongering, Ia masih mencoba mengajak bicara jenazah tersebut sambil sesekali menciuminya.
Namun, tentu saja ada cukup banyak versi dari cerita ini. Karena sudah ada sejak beratus tahun lalu, rasanya sulit untuk mencari tahu versi cerita mana yang paling mendekati kejadian tersebut.
Alamat dan Rute Menuju Makam Ratu Malang
Jika Sedulur Yogyaku mulai penasaran dengan bangunan Makam Ratu Malang secara langsung, maka tidak ada salahnya untuk mengunjunginya. Lokasinya sendiri ada di Gunung Kelir Kel. Pleret, Kec. Pleret, Kab. Bantul, Yogyakarta.
Jika Sedulur Yogyaku sedang berada di kawasan Keraton dan sedang melihat-lihat pusaka Keraton Yogyakarta, maka jarak yang ditempuh untuk sampai disini hanya sekitar 12 km saja.
Namun, jika Sedulur Yogyaku berasal dari kawasan Jalan Kaliurang, maka jarak yang ditempuh akan sedikit lebih jauh, yakni sekitar 19 km, yang biasanya ditempuh dalam waktu setengah jam bila menggunakan sepeda motor.
Untuk memudahkan, tidak ada salahnya untuk langsung menggunakan peta digital yang ada di ponsel pintar Anda.
Itulah informasi tentang Makam Ratu Malang, salah satu tempat yang tidak menyenangkan, bahkan sedih untuk diceritakan. Bagi yang sudah mengerti kisahnya, diharapkan bisa mengambil pelajaran dan tidak melakukan hal-hal yang bisa menyakiti orang lain.
Nah, jika Sedulur Yogyaku ingin tahu lebih banyak tentang tempat atau situs-situs menarik yang ada di sekitar kota Jogja, maka bisa langsung mencarinya di laman utama Yogyaku.