Kenapa Masalah Sampah di Jogja Tak Kunjung Usai, Adakah Solusi untuk Mengatasinya?

Photo of author

Ditulis oleh Yuna Ni

Seorang lulusan S1 Pendidikan, saya menemukan arah tak terduga sebagai penulis artikel web sejak 2015. Setiap artikel yang saya tulis adalah refleksi dedikasi saya untuk membawa nilai-nilai edukatif ke dunia digital.

Masalah sampah di Jogja adalah isu yang tak kunjung usai meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat. Hal itu karena ada banyak sekali faktor yang cukup kompleks sehingga masalah perlu diselesaikan satu per satu dari akarnya.

Salah satu solusi yang sudah diterapkan yakni Tempat Penampungan Sementara (TPS). Namun ternyata TPS seringkali dianggap tidak solutif dan bahkan semakin memperburuk keadaan karena menimbulkan masalah baru.

Penyebab Masalah Sampah di Jogja

Masalah sampah yang ada di Jogja, Sumber: antaranews.com
Masalah sampah yang ada di Jogja, Sumber: antaranews.com

Sampah yang menumpuk di tempat yang tidak seharusnya karena tidak mampu terserap oleh TPA akan menyebabkan berbagai masalah. Mulai dari masalah kesehatan jasmani karena menyebarnya kuman dan bakteri sampai masalah kesehatan mental akibat rasa tidak nyaman.

Beberapa faktor yang menyumbang berlarut-larutnya masalah sampah di Kota Jogja antara lain adalah pertumbuhan populasi yang pesat, kurangnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat, serta keterbatasan infrastruktur pengelolaan sampah. 

1. Pertumbuhan Populasi dan Urbanisasi

Yogyakarta adalah salah satu kota dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Peningkatan jumlah penduduk tentu saja akan berdampak langsung pada volume sampah yang dihasilkan. 

Setiap hari Kota Jogja memproduksi sampah dalam jumlah yang sangat besar dan sayangnya, kapasitas pengelolaan sampah yang ada tidak mampu mengimbanginya. Urbanisasi juga turut menyebabkan peningkatan sampah secara cepat.

Bertambahnya populasi di Kota Jogja akan meningkatkan konsumsi yang tentunya menghasilkan lebih banyak limbah rumah tangga, komersial, dan industri. Belum lagi ditambah dengan meningkatnya penggunaan barang-barang sekali pakai.

2. Kesadaran Lingkungan yang Rendah

Masalah sampah di Jogja tak kunjung usai karena kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat masih sangat rendah. Banyak warga yang belum terbiasa untuk memilah sampah rumah tangga sehingga sampah organik dan anorganik bercampur menjadi satu. 

Kondisi tersebut akan menyulitkan proses daur ulang dan pengolahan sampah lebih lanjut. Selain itu, budaya membuang sampah sembarangan masih sering terlihat di berbagai sudut kota. 

Kurangnya edukasi lingkungan yang berkelanjutan juga berkontribusi pada rendahnya kesadaran masyarakat. Padahal, pengelolaan sampah mandiri bisa berdampak pada perubahan yang memberikan dampak besar dalam mengurangi volume sampah.

3. Infrastruktur Pengelolaan Sampah yang Terbatas

Keterbatasan infrastruktur pengelolaan sampah juga menjadi salah satu akar permasalahan. TPS sementara seringkali dijadikan solusi cepat akan tetapi pada kenyataannya TPS sama sekali tidak mampu menyelesaikan masalah secara menyeluruh. 

Sebagai tempat penampungan sementara, TPS seharusnya menjadi tempat transit sebelum sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau tempat daur ulang. Namun, karena keterbatasan TPA dan fasilitas daur ulang, sampah hanya menumpuk di TPS.

TPS selanjutnya akan menimbulkan masalah baru seperti pencemaran tanah dan menimbulkan bau tidak sedap yang mengganggu kenyamanan warga sekitar. TPS yang penuh sesak juga menjadi sarang penyakit dan dapat menarik hewan liar.

Solusi Jangka Panjang yang Dibutuhkan

Solusi menangani masalah sampah, Sumber: antaranews.com
Solusi menangani masalah sampah, Sumber: antaranews.com

Untuk mengatasi masalah sampah di Jogja secara lebih efektif, diperlukan solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah sampah di Jogja yakni:

1. Peningkatan Infrastruktur Pengelolaan Sampah

Pemerintah perlu berinvestasi dalam infrastruktur pengelolaan sampah yang modern dan efisien. Contohnya adalah membangun lebih banyak TPA yang sesuai standar lingkungan dan dilengkapi dengan fasilitas daur ulang serta pengolahan sampah organik.

2. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Program edukasi lingkungan perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Kampanye mengenai pemilahan sampah, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, dan manfaat daur ulang perlu digalakkan.

3. Kolaborasi dengan Sektor Swasta

Kerjasama dengan sektor swasta bisa menjadi solusi dalam pengelolaan sampah. Perusahaan daur ulang dan pengolahan sampah bisa diberikan insentif untuk membantu mengurangi beban sampah kota.

4. Pengembangan Teknologi Pengelolaan Sampah

Pemerintah perlu melakukan investasi di bidang teknologi pengelolaan sampah seperti teknologi pengolahan biogas dari sampah organik. Sedangkan masyarakat dilatih untuk mengolah sampahnya sendiri melalui teknik pembakaran atau teknik pengomposan. 

5. Penguatan Regulasi dan Penegakan Hukum 

Regulasi yang tegas mengenai pengelolaan sampah perlu ditegakkan. Pelanggaran terhadap aturan pembuangan sampah harus diberikan sanksi yang berat untuk menimbulkan efek jera. Ini secara efektif dapat membantu mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke TPA.

6. Partisipasi dari Organisasi Masyarakat

Melibatkan organisasi masyarakat untuk mengelola sampah bisa menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama. Program bank sampah dan pengelolaan sampah berbasis komunitas telah terbukti efektif di beberapa daerah dan bisa diterapkan di Kota Jogja.

Mengelola Sampah Bisa Dimulai dari Sekolah

Pengelolaan sampah di sekolah, Sumber: sman1sleman.sch.id
Pengelolaan sampah di sekolah, Sumber: sman1sleman.sch.id

Mayoritas perhatian dalam pengelolaan sampah seringkali terfokus pada tahap akhir, yaitu pembuangan dan pengolahan sampah. Oleh karena itu masalah sampah di Jogja tidak pernah kunjung selesai.

Karena sebenarnya masalah dimulai dari tahap produksi, distribusi, hingga konsumsi. Semua kegiatan tersebut akan menghasilkan sampah yang pada akhirnya menambah beban di TPS. Sayangnya hal tersebut jarang didiskusikan dan dipahami secara mendalam. 

Setiap aktivitas sekecil apapun berkontribusi pada pembentukan sampah. Langkah awal untuk memulai pengelolaan sampah di Kota Jogja bisa dimulai dari sekolah-sekolah dimana para generasi muda yang akan menjadi penerus kehidupan berkumpul.

Ajari siswa untuk membawa alat makan dan minum sendiri untuk mengurangi penggunaan barang sekali pakai. Anak-anak juga perlu mengetahui bagaimana cara memilah dan membedakan antara sampah organik, anorganik, dan yang bisa didaur ulang. 

Melalui cara tersebut generasi muda bisa memiliki kesadaran lingkungan yang lebih tinggi. Upaya ini bukan hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga membentuk kebiasaan dan budaya yang lebih ramah lingkungan.

Itulah beberapa alasan kenapa masalah sampah di Jogja tidak kunjung usai beserta solusi untuk mengatasinya. Semoga kedepannya masyarakat semakin sadar akan keberlangsungan lingkungan sehingga masalah sampah di Jogja bisa teratasi dengan baik.