Pernah dengar tentang mitos Pantai Drini di Gunungkidul? Ya, pantai yang dikenal karena pasir putihnya yang lembut, laut biru jernih, serta sebuah pulau kecil di tengahnya yang membuat suasananya begitu ikonik ini ternyata menyimpan mitos yang cukup dipercaya masyarakat sekitar.
Di balik keindahan alam yang disuguhkan, masyarakat setempat ternyata masih percaya akan berbagai cerita mistis yang ada di Pantai Drini. Bahkan, sebagian masyarakat sekitar percaya bahwa mitos-mitos ini bukan sekadar dongeng pengantar tidur, tapi kisah nyata yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Apa saja mitos-mitos yang ada di Pantai Drini dan masih dipercaya hingga saat ini? Simak di bawah ini!
5 Mitos Pantai Drini yang Wajib Sedulur Yogyaku Ketahui


Jika Sedulur Yogyaku tipe orang yang suka traveling sambil mengulik sisi misterius suatu tempat, Sedulur Yogyaku pasti akan tertarik dengan cerita-cerita di balik mitos Pantai Drini. Di sini, kita bakal membahas lima mitos paling populer dan menarik yang masih dipercaya sampai sekarang.
Yuk, siap-siap untuk menyelami cerita rakyat yang hidup di tengah debur ombak selatan Yogyakarta!
1. Pulau Drini, Tempat Singgah Para Penjaga Laut
Kalau Sedulur Yogyaku pernah berkunjung ke Pantai Drini, Sedulur Yogyaku pasti tahu ada pulau kecil tak jauh dari bibir pantai. Menurut cerita masyarakat sekitar, pulau ini bukan sekadar hiasan alam saja, melainkan dipercaya sebagai tempat singgah para makhluk halus penjaga laut.
Konon, pulau ini memiliki aura magis dan dianggap sakral, terutama saat malam hari. Beberapa warga bahkan menyarankan agar wisatawan tidak sembarangan naik ke pulau tersebut, apalagi dengan niat bermain-main atau menantang hal mistis.
Katanya, jika seseorang tidak menghormati “penghuni” pulau, bisa saja mengalami kejadian aneh, mulai dari kesurupan hingga tersesat tanpa arah.
2. Asal-usul Nama “Drini” dari Air Mata Ratu
Mitos Pantai Drini yang satu ini terdengar puitis tapi juga cukup menggetarkan hati. Menurut cerita rakyat, nama “Drini” berasal dari tetesan air mata seorang ratu yang bersedih karena kehilangan orang tercinta. Tetesan air matanya jatuh ke tanah dan dari situlah tumbuh pohon bernama santigi atau dalam bahasa Jawa disebut pohon “drini.”
Pohon ini dulunya banyak ditemukan di sekitar pantai, dan dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk menangkal roh jahat. Masyarakat percaya, selama pohon drini masih tumbuh di sekitar pantai, kawasan ini akan tetap terlindungi dari bencana besar.
3. Batu Misterius yang Tak Bisa Dipindahkan


Beberapa waktu lalu, sempat viral penemuan batu besar dengan bentuk yang unik dan tak biasa di sekitar Pantai Drini. Yang menjadikannya heboh, batu ini tidak bisa digeser atau dipindahkan meskipun telah dicoba oleh banyak orang, bahkan menggunakan alat berat.
Cerita pun berkembang. Warga setempat meyakini batu ini bukan sembarang batu, melainkan bagian dari warisan gaib yang menjaga keseimbangan alam di kawasan tersebut. Katanya, batu itu adalah tempat bersemayamnya kekuatan tak kasat mata yang menjaga wilayah laut selatan agar tetap damai.
4. Pantai dengan Energi Spiritual Tinggi
Bukan hanya tempat rekreasi, mitos Pantai Drini juga menyebut bahwa tempat ini menyimpan energi spiritual yang kuat. Banyak spiritualis dan peziarah datang ke sini untuk bersemedi atau melakukan ritual tertentu. Waktu favorit mereka biasanya saat matahari terbenam atau menjelang malam hari, ketika suasana pantai jadi lebih hening dan sakral.
Tak sedikit pengunjung yang mengaku mengalami kejadian aneh. Mulai dari melihat bayangan misterius, merasakan angin yang berputar tiba-tiba, atau mendengar suara dari arah laut yang tidak diketahui asalnya.
Bagi mereka yang peka dengan energi gaib, Pantai Drini memang punya getaran yang berbeda dari pantai-pantai lainnya.
5. Pantai Berwajah Dua: Indah Tapi Tak Terduga
Meski terlihat tenang dan mempesona, Pantai Drini juga menyimpan sisi lain yang tak bisa diremehkan. Banyak warga menyebut bahwa pantai ini memiliki “dua wajah”, yang pertama yakni tentang pesona keindahannya yang memikat, dan satunya lagi adalah sisi misteriusnya yang bisa muncul tiba-tiba.
Beberapa kejadian tragis seperti pengunjung terseret ombak disebut-sebut sebagai bentuk “peringatan” dari penunggu pantai. Mereka tak ingin wilayahnya dijadikan tempat bermain yang tidak sopan.
Maka dari itu, warga sering mengingatkan agar tetap menjaga sikap dan berkata baik saat berada di pantai ini.
Tempat Wisata Lain yang Tak Kalah Menarik di Sekitar Pantai Drini


Jika Sedulur Yogyaku sedang menjelajahi Gunungkidul, sangat disayangkan jika tidak mengunjungi objek wisata lain. Seperti yang kita tahu, daerah ini memiliki banyak destinasi wisata yang bisa Sedulur Yogyaku eksplorasi, dan beberapa di antaranya juga punya cerita unik.
Berikut daftar wisata yang bisa Sedulur Yogyaku kunjungi setelah (atau sebelum) ke Pantai Drini:
- Pantai Srakung Gunungkidul, Pantai ini belum terlalu ramai, cocok untuk Sedulur Yogyaku yang suka suasana tenang dan ingin menikmati keindahan alami tanpa hiruk-pikuk.
- Tebing Breksi, Bekas tambang kapur yang kini jadi spot foto hits. View-nya keren, apalagi saat matahari terbenam!
- Goa Pindul, Mau merasakan sensasi cave tubing menyusuri goa dengan ban pelampung? Goa Pindul adalah tempatnya.
- Embung Nglanggeran, Danau buatan yang indah, berada di kawasan Gunung Api Purba. Cocok bagi Sedulur Yogyaku yang suka piknik santai.
- JJLS Gunungkidul, Jalur Jalan Lintas Selatan ini bukan hanya penghubung antar pantai, tapi juga menyajikan pemandangan pantai selatan yang menakjubkan sepanjang perjalanan.
- Pasar Tradisional Wonosari, destinasi yang tepat untuk hunting oleh-oleh atau mencoba makanan khas Gunungkidul. Jangan lewatkan tiwul, gatot, dan ingkung ayam kampung!
Jadi, apakah mitos Pantai Drini ini hanya sebatas cerita rakyat biasa? Bisa iya, bisa juga tidak. Bagi sebagian orang, cerita-cerita ini adalah warisan budaya yang harus dijaga dan dihormati.
Tetapi, tidak sedikit juga yang menganggap mitos justru menjadi bumbu penyedap dalam pengalaman berwisata, sehingga membuat perjalanan jadi lebih berkesan dan penuh makna.
Terlepas dari Sedulur Yogyaku percaya atau tidak, mitos-mitos ini sebaiknya tetap dihargai sebagai bagian dari kearifan lokal. Siapa tahu, dari cerita-cerita tersebut kita jadi lebih menghormati alam dan menjaga sikap saat berada di tempat-tempat yang sakral.