Menjelajahi Pasar Legi Kotagede, Pasar Tradisional Tertua di Jogja

Photo of author

Ditulis oleh Dila Arini

I'm the best served with coffee and a side of sarcasm

Setiap daerah di Indonesia memang terkenal memiliki keunikan dan potensinya sendiri. Tidak hanya tempat wisata, pasar tradisional yang ada di setiap daerah juga biasanya memiliki ciri khas tersendiri. Inilah mengapa, ketika berkunjung ke satu daerah baru seperti Jogja, sebaiknya juga mampir ke pasar yang ikonik seperti Pasar Legi Kotagede.

Bukan tanpa alasan, Pasar Legi Kotagede merupakan pasar tradisional tertua yang ada di Jogja. Sehingga, ketika menelusuri tempat ini tidak hanya sekedar bisa melihat-lihat dagangan yang ditawarkan, namun juga bisa merasakan langsung suasana Jogja di zaman dahulu di beberapa sudutnya.

Nah, bagi Sedulur Yogyaku yang sedang mencari rekomendasi bakpia enak di Jogja sekaligus memiliki ketertarikan dengan tempat-tempat lama, yuk kenali Pasar Legi Kotagede lebih dalam!

Pasar Legi Kotagede, Tempat Terpenting Perekonomian Jogja Sejak Dahulu 

Pasar Legi Kotogede, Sumber: promediateknologi.id
Asal-usul Pasar Legi Kotogede, Sumber: promediateknologi.id

Selama ini, jika mencari pasar tradisional di Jogja, mungkin pasar yang terlintas pertama kali adalah Pasar Beringharjo. Padahal, di Jogja masih ada pasar lain yang tidak kalah ikoniknya, yakni Pasar Legi Kotagede. 

Jika dilihat dari sejarahnya, Pasar Legi merupakan pasar paling tua yang ada di Jogja, karena sudah ada sejak tahun 1549, sedangkan Pasar Beringharjo baru muncul pada tahun 1758.

Nama Pasar Legi sendiri diambil dari hari pasaran dalam Kalender Jawa. Dimana, pada zaman itu di hari pasaran Legi lah orang-orang paling sering melakukan aktivitas jual beli. Meskipun saat itu Pasar Legi belum memiliki bangunan yang besar, namun aktivitas jual beli di sini bisa dikatakan selalu ramai.

Awalnya, transaksi jual beli di Pasar Legi Kotagede ini hanya dilakukan di bawah pohon perindang, dimana para penjual menggelar barang dagangannya di atas tikar. Sebab, di kawasan tersebut masih dikelilingi dengan pohon-pohon perindang.

Pada saat itu, barang yang diperjual belikan biasanya berupa hasil bumi. Mulai dari sayur, beras, buah-buahan dan lain sebagainya. Karena saat itu kendaraan bermotor masih sangat terbatas, penjual membawa barang dagangannya dengan cara digendong atau dipikul.

Belum seperti sekarang dimana penjual banyak menjual jajanan khas Kotagede, selain hasil bumi barang lain yang dijual di sini berupa gerabah, kain batik, peralatan untuk membatik, hingga alat-alat untuk bertani dan bercocok tanam.

Perkembangan Pasar Legi Kotagede dari Masa ke Masa

Perkembangan Pasar Legi Kotagede, Sumber: klimg.com
Perkembangan Pasar Legi Kotagede, Sumber: klimg.com

Seiring berjalannya waktu, Pasar Legi semakin ramai dan berkembang. namun, perkembangan yang paling pesat terasa pada saat pemerintahan Hindia Belanda mulai masuk ke Jogja.

Dimana, pada masa itu pedagang yang berasal dari luar daerah pun mulai tertarik untuk menetap di sini karena wilayah ini dianggap menjanjikan. Pada masa itu juga mulai muncul pedagang yang menjual makanan seperti warung nasi.

Kemudian, pada tahun 1986 dilakukan renovasi pasar secara menyeluruh, hingga pada akhirnya pada tanggal 22 Februari 1986 Walikota Yogyakarta pada saat itu yang bernama Soegiarto meresmikan pasar tersebut.

Saat ini, Pasar Legi Kotagede sudah resmi menjadi bangunan penting dan cagar budaya. Di sekitar pasar ini juga terdapat beberapa bangunan cagar budaya lainnya yang tidak kalah penting, seperti Makam Raja Mataram Kotagede, Tugu Ngejaman, Babon ANIEM dan lain sebagainya.

Lokasi Pasar Legi Kotagede dan Barang yang Dijual

Lokasi Pasar Legi, Sumber: jogjaprov.go.id
Lokasi Pasar Legi, Sumber: jogjaprov.go.id

Setelah mengulik perkembangan pasar ini, tentu Sedulur Yogyaku makin merasa penasaran untuk segera mendatanginya. Alamat Pasar Legi Kotagede sendiri ada di Jl. Mentaok Raya, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta.

Jika ingin menuju tempat ini dari sekitaran Malioboro, maka jarak yang harus ditempuh sekitar 7 km dengan waktu sekitar 20 menit. Sedangkan jika berasal dari Jalan Kaliurang, maka jarak yang harus ditempuh sekitar 13 km.

Seperti kebanyakan pasar tradisional, barang atau produk yang dijual di sini tentu sangat beragam. Mulai dari makanan dan jajanan khas Jawa mulai dari cenil, nasi jagung, lupis, arem-arem bahkan hingga kue kipo.

Selain makanan, barang yang juga bisa ditemukan di sini adalah alat-alat gerabah, sayur mayor, daging, keperluan rumah, peralatan untuk membatik, hingga pakaian bisa ditemukan di sini.

Salah satu jenis pakainan yang pakaian yang paling banyak dijual di sini adalah baju batik. Jadi, jangan heran jika banyak orang yang membeli baju atau kain batik di sini untuk dijadikan oleh-oleh.

Harga dari setiap barang yang dijual di pasar ini juga masih sangat bersaing, sehingga mereka yang belum pernah berbelanja di pasar tradisional sebelumnya pun tidak perlu terlalu khawatir ketika akan berbelanja d Pasar Legi Kotagede.

Tips Ketika Berkunjung dan Berbelanja di Pasar Tradisional 

Tips berbelanja di pasar tradisional, Sumber: satoriahotel.com
Tips berbelanja di pasar tradisional, Sumber: satoriahotel.com

Berkeliling dan berbelanja di pasar tradisional tentu akan menjadi hal yang menyenangkan. Namun, berbeda dengan berbelanja di tempat modern yang harganya sudah terpampang nyata, belanja di pasar tradisional membutuhkan tips tersendiri.

Tips pertama yang bisa dicoba adalah menggunakan bahasa setempat. Sebab, banyak penjual yang sengaja memberi harga lebih mahal bagi mereka yang berasal dari luar kota. Selain itu, jangan sungkan untuk menawar harga yang diberikan.

Tips lain yang juga tidak kalah penting adalah mengenakan pakaian yang nyaman karena nantinya akan berada di keramaian dalam waktu yang lama. Jangan lupa juga untuk menyediakan uang tunai yang cukup sehingga melakukan pembayaran bisa lebih mudah.

Itulah informasi tentang Pasar Legi Kotagede, salah satu pasar tradisional yang masih sangat layak dikunjungi saat ini, baik untuk warga setempat maupun pelancong yang berasal dari luar daerah.

Pasar ini juga bisa dijadikan salah satu alternatif tempat untuk mencari oleh-oleh bagi pelancong yang ingin membawa buah tangan tak biasa. Jadi, jangan ragu untuk mampir ke sini ya!