Ketika membicarakan tentang Kota Yogyakarta, tidak akan lengkap rasanya jika tidak menyebutkan nama Malioboro. Ya, selain Sumbu Kosmologis Yogyakarta yang masih sangat menarik untuk diperbincangkan sampai saat ini, sejarah Malioboro Jogja juga memiliki nilai tersendiri yang menarik untuk diketahui.
Malioboro sendiri merupakan salah satu jalan dan kawasan ikonik yang ada di Jogja. Bisa dikatakan, belum lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke sini jika sudah berada di Jogja. Terlebih untuk pelancong yang datang dari luar daerah atau bahkan luar negeri.
Nah, untuk Sedulur Yogyaku yang masih belum terlalu mengenal sejarah Malioboro Jogja, yuk simak informasinya di bawah ini!
Mengenal Sejarah Malioboro Jogja, Punya Cerita Menarik
![Sejarah Malioboro Jogja, destinasi wisata yang sangat terkenal, Sumber: travel.kompas.com](https://yogyaku.com/wp-content/uploads/2025/01/Sejarah-Malioboro-Jogja-destinasi-wisata-yang-sangat-terkenal.jpg)
![Sejarah Malioboro Jogja, destinasi wisata yang sangat terkenal, Sumber: travel.kompas.com](https://yogyaku.com/wp-content/uploads/2025/01/Sejarah-Malioboro-Jogja-destinasi-wisata-yang-sangat-terkenal.jpg)
Seperti yang sudah diketahui, ada tiga buah jalan yang membentang dari Tugu Jogja sampai Kantor Pos. Tiga jalan tersebut adalah Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jenderal Ahmad Yani dan juga Jalan Malioboro. Menariknya, Malioboro sering disebut sebagai pusat “garis khayal” dari Keraton Yogyakarta.
Sejarah Malioboro Jogja sendiri dimulai dari abad ke-19, yang mana pada saat itu pemerintah Hindia Belanda mulai membangun Malioboro untuk dijadikan sebagai pusat perekonomian.
Pada saat itu, Pemerintah Hindia Belanda percaya bahwa kawasan ini memiliki potensi yang sangat besar apabila dibangun dan dikelola dengan baik.
Seiring dengan berjalannya waktu, sekitar tahun 1790-1945, atau pada era kolonial nama Malioboro semakin populer dan menarik perhatian banyak orang. Di tahun 1790, Pemerintah Belanda juga membangun benteng Vredeburg yang letaknya tidak jauh dengan Malioboro.
Tak hanya itu saja, di tahun 1822, pemerintah Belanda juga membangun Dutch Club, dan beberapa tempat lainnya yang memiliki tujuan sama, yakni menjadi tempat berputarnya roda perekonomian Yogyakarta. Hal ini ternyata berjalan hingga kini, terbukti dengan tidak pernah sepinya tempat ini hingga berdirinya teras Malioboro.
Kawasan Malioboro semakin terkenal dan banyak dikunjungi mulai akhir abad ke-19. Pada saat itu, banyak kalangan yang semakin tertarik dengan tempat ini, dan mulai berdatangan. Baik mereka yang hanya sekadar ingin tahu, hingga mereka yang ingin mengubah hidupnya di sini.
Nama Malioboro sendiri diambil dari Bahasa Sansekerta “malya bhara” yang memiliki arti karangan bunga. Namun, ada juga sebagian orang yang menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari Bahasa Inggris Marlborough.
Fakta Tentang Malioboro Jogja
![Malioboro sebagai jantung Kota Jogja, Sumber: atourin.com](https://yogyaku.com/wp-content/uploads/2025/01/Malioboro-sebagai-jantung-Kota-Jogja.jpeg)
![Malioboro sebagai jantung Kota Jogja, Sumber: atourin.com](https://yogyaku.com/wp-content/uploads/2025/01/Malioboro-sebagai-jantung-Kota-Jogja.jpeg)
Setelah menyimak sejarah Malioboro Jogja tadi, ada baiknya Sedulur Yogyaku juga mencari tahu beberapa fakta yang menarik tentang tempat ini. Dengan mengetahui fakta-fakta tersebut, diharapkan Sedulur Yogyaku lebih bisa mencintai dan menghargai ikon kota ini.
Nah, berikut beberapa fakta menarik tentang Malioboro Jogja.
1. Simbol Kebudayaan Jogja
Sebagian orang yang datang ke sini mungkin hanya menganggap bahwa Malioboro adalah tempat berkumpulnya para wisatawan dan tempat mencari oleh-oleh. Namun, jika dikulik lebih dalam, Malioboro juga merupakan simbol kebudayaan Jogja.
Selain karena sering dikaitkan dengan Keraton Yogyakarta, Malioboro juga bukti hidup bagaimana masyarakat Jogja menjalani dan menghargai kebudayaan yang mereka miliki.
2. Menjadi Bukti Keragaman Budaya
Fakta lain tentang Malioboro yang tidak bisa ditampik adalah bahwa tempat ini menjadi bukti dan wadah bertemunya berbagai macam budaya. Mulai dari seniman jalanan yang menampilkan kebudayaan Jogja, hingga penjual yang menjajakan panganan khas hingga batik kebanggaan Jogja.
Semua elemen masyarakat bisa berkumpul dengan harmonis di sini. Ditambah lagi dengan para pelancong yang berasal dari berbagai macam daerah, sehingga ada banyak sekali orang yang berkumpul di sini dan saling berbagi kebiasaan dan kebudayaan dari asal mereka masing-masing.
3. Menjadi Wisata Malam yang Ikonik
Malioboro memang tidak pernah sepi pengunjung, namun malam hari merupakan waktu terbaik untuk mampir ke sini. Selain karena udaranya yang lebih sejuk, Malioboro di malam hari juga memiliki vibe berbeda yang seakan sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Bukan hanya tawa hangat dari sekelompok manusia yang seakan berpadu dengan lampu jalanan, namun juga menjadi tempat singgah yang nyaman bagi siapa saja yang ingin merasakan suasana malam di Jogja.
4. Tempat Wisata Belanja
Fakta yang satu ini tentu tidak bisa ditolak. Ya, Malioboro memang menjadi salah satu kawasan belanja yang paling terkenal di Jogja. Biasanya, pelancong yang datang ke sini akan berbelanja kaos khas Jogja, batik, hingga makanan yang hanya ada di Jogja.
Oleh karenanya, jangan heran jika kebanyakan pengunjung tempat ini akan membawa tentengan kantong belanjaan yang tidak sedikit.
5. Jalan Utama Pusat Kota Jogja
![Suasana kawasan Malioboro, Sumber: jogja.jpnn.com](https://yogyaku.com/wp-content/uploads/2025/01/Suasana-kawasan-Malioboro.jpg)
![Suasana kawasan Malioboro, Sumber: jogja.jpnn.com](https://yogyaku.com/wp-content/uploads/2025/01/Suasana-kawasan-Malioboro.jpg)
Salah satu alasan mengapa kawasan Malioboro tidak pernah sepi akan manusia adalah, karena kawasan ini merupakan jalan utama pusat kota Jogja. Hal ini bahkan sudah berlaku sejak masa kolonial Belanda.
Bisa dikatakan, orang yang melewati kawasan ini berasal dari setiap kalangan. Mulai dari anak sekolah, anak muda, hingga orang dewasa dan tua yang sudah bekerja atau sudah pensiunan sekalipun.
Nah, itulah beberapa informasi tentang sejarah Malioboro Jogja hingga fakta menarik tentang tempat ini. Selain sejarah Malioboro. nyatanya Jogja masih memiliki banyak tempat lain yang punya nilai histori cukup menarik, contohnya saja sejarah pabrik gula Madukismo.
Dengan mengetahui sejarah tadi, diharapkan Sedulur Yogyaku baik yang berada di Jogja maupun daerahnya semakin menghargai tempat ini, dan lebih sering berkunjung ke sini. Sebab, selain sekadar mencuci mata, berkunjung ke Malioboro juga sekaligus mendatangi tempat dimana sejarah dibuat.
Jadi, kapan Sedulur Yogyaku akan mampir ke sini dalam waktu dekat ini?