Sejarah Monumen Jogja Kembali menyimpan banyak cerita menarik yang mencerminkan perjalanan, perjuangan, dan semangat masyarakat Kota Yogyakarta. Monumen ini menjadi bukti perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan.
Bahkan kini Monumen Jogja Kembali menjadi salah satu destinasi wisata di Jogja yang tidak pernah sepi pengunjung. Banyak masyarakat sekitar maupun wisatawan dari luar daerah yang datang untuk mengenang dedikasi para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan.
Sejarah Monumen Jogja Kembali
Museum Jogja dan Monumen Jogja Kembali (Monjali) merupakan dua destinasi wisata sejarah yang populer di Yogyakarta. Keduanya memiliki daya tarik yang berbeda, namun sama-sama mengedukasi pengunjung tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Pada kesempatan kali ini Yogyaku akan berbagi informasi tentang sejarah dan makna penting dibalik Monumen Jogja Kembali. Berikut ini adalah pembahasan lengkap mengenai sejarah Monjali yang kaya akan nilai-nilai perjuangan.
1. Diresmikan Tahun 1989
Museum Monumen Yogya Kembali, atau lebih dikenal dengan sebutan Monjali, terletak di Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Museum mulai dibangun pada 29 Juni 1985 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 6 Juli 1989.
Tujuan utama didirikannya Museum Jogja Kembali adalah untuk memperingati peristiwa bersejarah ketika tentara kolonial Belanda ditarik dari Ibu Kota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni tahun 1949.
Momen Jogja Kembali juga menandai kembalinya Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia setelah direbut dari penjajah. Ide awal untuk mendirikan Museum Monjali dicetuskan oleh Kolonel Sugiarto saat peringatan Yogya Kembali yang diadakan pada 1983.
2. Bangunan Berbentuk Kerucut
Keunikan Museum Monjali terletak pada desain bangunannya yang berbentuk kerucut. Bentuk yang ikonik ini telah menjadi ciri khas dari museum tersebut. Selain itu, bangunan utama museum dikelilingi oleh kolam ikan.
Jika ingin mengetahui sejarah Monumen Jogja Kembali Sedulur Yogyaku harus tahu fungsi kolam ikan tersebut. Dalam tradisi Jawa, kolam ikan dianggap sebagai penolak hal-hal jahat. Air yang ada di kolam juga melambangkan kesucian.
Dengan melewati kolam ikan sebelum masuk ke bangunan utama, diharapkan pengunjung dapat merasakan ketenangan sehingga lebih mudah memahami berbagai ilmu dan teladan yang bisa dipelajari dari para pahlawan selama berkunjung ke museum.
3. Terdiri dari Tiga Lantai
Bangunan Monjali memiliki tiga lantai yang dibagi menjadi beberapa ruang dengan koleksi yang menarik. Di lantai pertama terdapat empat ruang museum. Museum 1 menampilkan koleksi mengenai peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Museum 2 fokus pada perang gerilya dengan sistem pertahanan rakyat semesta, museum 3 berisi koleksi tentang serangan umum 1949, dan museum 4 menggambarkan Yogyakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia.
Lantai kedua merupakan area yang terdiri dari zona diorama dan relief. Di dalam ruang diorama, ada sepuluh diorama yang menggambarkan berbagai peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan di Yogyakarta.
Sedangkan di area luar terdapat empat puluh relief yang juga menceritakan kisah perjuangan yang sama. Terakhir, di lantai ketiga terdapat ruang garba graha yang berfungsi sebagai ruang hening untuk mendoakan arwah para pahlawan yang telah gugur.
Lokasi Monumen Jogja Kembali
Setelah mengetahui sejarah Monumen Jogja Kembali, kurang lengkap rasanya jika tidak membahas lokasinya. Monumen ini terletak di Jalan Ring Road Utara, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Lokasi yang strategis ini membuat Monjali mudah diakses oleh para pengunjung baik wisatawan lokal maupun wisatawan dari luar daerah. Monumen dikelilingi oleh pemandangan yang asri sehingga cocok untuk bersantai atau berfoto-foto.
Fasilitas yang tersedia sekitar monumen juga akan semakin meningkatkan kenyamanan Sedulur Yogyaku seperti area parkir luas, area bermain anak, cafetaria, gedung auditorium, dan taman.
Dengan suasana yang tenang, Monumen Jogja Kembali bukan hanya tempat untuk mengenang sejarah, tetapi juga sebagai ruang refleksi bagi siapa saja yang ingin mendalami makna perjuangan bangsa.
Kegiatan Seru di Monjali
Selain menikmati berbagai koleksi sejarah yang ada, wisatawan yang berkunjung ke Monumen Jogja Kembali juga memiliki kesempatan untuk menonton film dokumenter tentang perjuangan para pahlawan bangsa dalam menghadapi serangan umum 1 Maret 1949.
Film ini menampilkan kisah-kisah heroik yang menginspirasi dan memberikan wawasan lebih mendalam tentang masa-masa sulit di era perjuangan kemerdekaan. Untuk menambah keseruan, tersedia berbagai wahana bermain baik secara gratis maupun berbayar.
Untuk yang berbayar dimulai dari Rp 10.000 hingga Rp 25.000. Beberapa wahana yang tersedia antara lain perahu dayung, skuter, kereta mini, dan sewa kostum yang cocok untuk menambah pengalaman unik.
Harga Tiket Masuk Monumen Jogja Kembali
Bagi Anda yang penasaran dengan sejarah, keindahan, dan keistimewaan Monumen Jogja Kembali harga tiket masuknya sangat terjangkau. Hanya dengan membayar Rp 15.000, Anda sudah bisa menjelajahi dan menikmati keindahan Monjali.
Harga ini terbilang murah jika dibandingkan dengan pengalaman berharga yang akan Anda dapatkan. Di museum Anda bisa memahami sejarah perjuangan bangsa dan mengenal lebih dekat dengan peristiwa bersejarah yang menjadi latar belakang berdirinya monumen.
Monumen Jogja Kembali dibuka setiap hari, dengan jam operasional yang berbeda pada hari biasa dan akhir pekan.
- Hari Selasa hingga Jumat buka mulai pukul 09.00 hingga 14.00 WIB.
- Hari Sabtu dan Minggu waktu buka lebih lama, yaitu dari jam 08.00 hingga 16.00 WIB.
Itulah ulasan singkat mengenai sejarah Monumen Jogja Kembali yang bisa menambah wawasan. Terus pantau Yogyaku.com untuk mendapatkan rekomendasi terbaru tentang spot wisata, kuliner, dan aktivitas menarik yang bisa Anda nikmati selama berada di Yogyakarta.