Pada acara pernikahan, apakah tradisi sinoman manten masih eksis di daerah Sedulur Yogyaku? Seperti diketahui, pernikahan menjadi sebuah momen sakral yang diidamkan banyak calon pengantin. Maka dari itu, calon pengantin senantiasa memilih yang terbaik untuk keberlangsungan momen bahagianya.
Kini pertumbuhan industri pernikahan dan dominasi wedding organizer (WO) semakin pesat. Banyak wedding organizer yang menawarkan paket pernikahan modern dan lengkap. Tawaran ini membuat para calon pengantin memilih wedding organizer sebagai opsi karena dianggap lebih praktis dan terorganisir.
Tapi tahukah Sedulur Yogyaku, sinoman manten masih menjadi alternatif pernikahan tradisional Jawa yang masih eksis di daerah saya, tepatnya di Banguntapan. Di tengah gempuran wedding organizer (WO), banyak warga di daerah yang masih memilih sinoman manten sebagai tradisi turun temurun.
Menarik bukan? Jika Sedulur Yogyaku ingin mengetahui lebih banyak lagi seputar sinoman manten, jangan lewatkan untuk menyimak informasi berikut ini!
Keunikan Sinoman Manten
Sinoman menjadi tradisi jawa dimana masyarakat saling membantu ketika salah satu warga atau tetangga sedang menggelar hajatan pernikahan. Semua masyarakat dari yang muda hingga bapak-bapak atau ibu-ibu, saling bergotong royong untuk menyukseskan acara pernikahan.
Tujuan tradisi ini adalah untuk mempererat tali silaturahmi dan kerjasama antar masyarakat. Tradisi ini semakin diharapkan terus ada karena era modern saat ini identik dengan individualitas.
Daya Tarik Sinoman Manten
Selain wedding organizer Jogja dan event organizer Jogja, tidak sedikit calon pengantin yang memilih tradisi ini untuk melangsungkan acara pernikahannya. Hal ini didasari karena Jogja menjadi salah satu kota yang masih mempertahankan tradisi yang ada.
Ke-eksisan sinoman di hajatan pernikahan tradisi jawa tidak perlu diragukan lagi. Sinoman menjadi salah satu daya tarik tamu undangan karena pengalaman pernikahan yang unik, autentik, dan berkesan. Daya tarik berasal dari warga yang saling bahu membahu dengan pakaian seragaman batik sebagai identitas sinoman.
Tantangan yang Dihadapi Sinoman Manten
Di tengah pesatnya pertumbuhan industri pernikahan dan dominasi wedding organizer (WO) yang menawarkan paket pernikahan modern dan lengkap menjadi perubahan preferensi masyarakat. Kini masyarakat cenderung beralih ke pernikahan dengan konsep yang lebih praktis.
Sinoman manten menjadi kegiatan yang masih mempertahankan tradisi pernikahan jawa yang lebih sederhana dan berbasis komunitas. Kemajuan zaman membuat perubahan budaya, seperti sinoman yang keberlangsungannya mulai jarang ditemui.
Oleh karena itu, agar tradisi ini tetap relevan di tengah gempuran wedding organizer, perlu adanya adaptasi dan inovasi. Salah satunya dengan memasukkan elemen-elemen modern dalam konsep sinoman tanpa menghilangkan nilai – nilai tradisionalnya.
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, tradisi satu ini tetap memiliki daya tarik dan keunikannya sendiri dalam mempertahankan tradisi pernikahan jawa di tengah gempuran wedding organizer.
Sedulur Yogyaku, sinoman bukan hanya sekedar tradisi jawa yang hanya ada pada acara pernikahan, melainkan terdapat tujuan yang berarti yaitu ingin mewujudkan kebersamaan serta mempererat tali silaturahmi lewat kerja sama antarwarga dalam masyarakat.
Diharapkan dengan adanya adaptasi dan inovasi yang tepat, sinoman manten dapat tetap eksis dan menjadi pilihan yang menarik bagi calon pengantin. Yang mana memilih sinoman dalam berlangsungnya acara pernikahan menjadi salah satu upaya berharga agar tradisi jawa tetap lestari.
Jangan lupa untuk membaca informasi menarik lainnya yang berhubungan dengan Jogja, Sedulur Yogyaku dapat mengaksesnya di laman utama Yogyaku. Semoga bermanfaat!