Angon Putu, Tradisi Jawa yang Mulai Terlupa

Photo of author

Ditulis oleh Dila Arini

I'm the best served with coffee and a side of sarcasm

Sudah tidak menjadi rahasia lagi jika Indonesia memiliki banyak sekali tradisi. Bahkan, setiap daerah saja biasanya memiliki tradisi tersendiri, mulai dari tradisi ibu hamil di Jawa, hingga tradisi angon putu ketika bayi tersebut sudah lahir.

Meski terkadang tradisi tersebut dinilai unik dan bahkan lucu, namun sebenarnya setiap tradisi yang masih dipertahankan hingga saat ini memiliki tujuan dan maknanya tersendiri. Dimana, biasanya terselip doa dan permohonan untuk hal-hal baik bagi mereka yang sedang menjalani proses tertentu.

Nah, bagi Sedulur Yogyaku yang masih asing atau bahkan pertama kali mendengar tentang tradisi angon putu, berikut informasinya!

Tradisi Angon Putu, Tradisi Unik untuk Cucu hingga Cicit Tersayang

Nenek yang sedang angon putu, Sumber: jatimnet.com
Nenek yang sedang angon putu, Sumber: jatimnet.com

Pernah menjadi salah satu tradisi yang sangat menarik khususnya di Jogja, saat ini tradisi angon putu sudah semakin sulit dijumpai. Sebab, biasanya tradisi ini baru dilaksanakan jika seseorang sudah memiliki cucu serta cicit berjumlah 25 orang.

Jumlah tersebut tentu bukanlah jumlah yang sedikit, sehingga hanya segelintir orang saja yang bisa merasakan dan menggelar tradisi ini. Terlebih, saat ini sudah ada program KB yang dicanangkan demi bisa membatasi jumlah anak dalam sebuah keluarga.

Ya, semakin kesini, kebanyakan pasangan muda memang memiliki pemikiran dan pertimbangan yang lebih besar dalam menentukan jumlah anak mereka. Prinsip banyak anak banyak rezeki pun dianggap sudah tidak selaras lagi.

Meski tidak ada yang benar-benar bisa memastikan, namun banyak orang yang percaya bahwa tradisi angon putu berasal dari Jogja. Dalam bahasa Jawa, angon memiliki makna menggembala dan putu berarti cucu.

Sehingga, sudah bisa dibayangkan jika angon putu merupakan tradisi dimana kakek dan nenek mengumpulkan dan kemudian menggiring cucu-cucunya secara bersamaan. Tradisi ini sendiri merupakan bagian dari Tumbuk Ageng.

Sekilas Tentang Tumbuk Ageng

Tradisi unik angon putu di Jawa, Sumber: zonanews.id
Tradisi unik angon putu di Jawa, Sumber: zonanews.id

Tumbuk ageng sendiri merupakan acara berkumpulnya keluarga besar alias turun-temurun. Generasi yang ikut dalam acara ini dimulai dari orang tua, anak, cucu bahkan hingga cicit jika memang sudah ada.

Dalam acara tersebut, orang tua biasanya akan memberikan sejumlah uang pada anak-anaknya, yang kemudian uang tersebut dibelikan jajanan di pasar. Jika sudah puas berbelanja jajanan, anak-anak tadi akan diarak kembali ke rumahnya.

Hal yang menarik adalah, orang tua dan kakek nenek akan menggiring anak dan cucunya ketika menuju dan pulang dari pasar dengan menggunakan pecut. Namun, tentu penggunaan pecut tersebut hanya berupa kiasan dan tidak ada anak atau cucu yang terluka.

Pasar yang dimaksud juga bukanlah pasar sungguhan tempat orang berbelanja. Melainkan pasar tiruan yang biasanya dibuat di halaman rumah dan disediakan berbagai macam jajanan dan makanan.

Waktu Pelaksanaan Tradisi Angon Putu

Angon putu yang mulai terlupakan, Sumber: life.indozone.id
Angon putu yang mulai terlupakan, Sumber: life.indozone.id

Tradisi angon putu ini juga biasanya dilaksanakan di waktu-waktu tertentu. Yang paling sering adalah ketika masa libur tiba, dan anak-anak pulang kampung dari tempat kerja atau sekolah mereka.

Untuk menambah aktivitas dan kesan mereka ketika sedang berkumpul di rumah kakek atau orang tua, maka digelarlah tradisi sederhana ini. 

Meskipun disebutkan bahwa tradisi ini berasal dari Jogja, namun sebenarnya angon putu bisa ditemukan di beberapa kota lainnya di Jawa, seperti Nganjuk. Meski tidak sepenuhnya sama, namun prosesi tradisi ini memiliki poin utama yang tidak berbeda.

Di beberapa keluarga, ada juga yang mengisi tradisi ini dengan sungkeman dan bermaaf-maafan. Sebab, tidak jarang keluarga besar tidak bisa berkumpul seluruhnya ketika perayaan hari besar tiba, seperti Idul Fitri ataupun Natal.

Sehingga, ketika ada kesempatan berkumpul, tidak ada salahnya untuk bersungkem atau bermaaf-maafan kepada keluarga yang lebih tua, atau sebaya sekalipun. Tujuannya tentu saja untuk menjaga keharmonisan keluarga besar, dan menghindari gesekan yang bisa saja terjadi.

Hal tersebut tentu menjadi hal baik yang bisa diikuti, meski dalam acara atau tradisi yang berbeda. Karena sekali lagi, makna dan tujuannya adalah untuk kebaikan bersama.

Makna yang Ada pada Tradisi Angon Putu 

Tradisi angon putu yang penuh makna, Sumber: zonanews.id
Tradisi angon putu yang penuh makna, Sumber: zonanews.id

Salah satu alasan sebuah tradisi masih dipertahankan hingga saat ini adalah karena ada tujuan dan makna di dalamnya. Bahkan untuk tradisi yang dianggap merugikan sekalipun seperti tradisi brandu.

Tujuan utama dari diadakannya tradisi ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur orang tua, karena diberikan berkah keturunan yang banyak dan juga baik. Oleh karenanya, tidak heran jika ada sebuah keluarga yang menggelar acara ini dengan cukup meriah.

Terlebih, bagi mereka yang keluarganya terpisahkan jarak yang cukup jauh, dan hanya bisa berkumpul pada waktu-waktu tertentu saja. Tradisi ini akan digelar dengan persiapan hingga berhari-hari sebelumnya.

Makna lain yang tersirat dari tradisi angon putu adalah kerekatan dan keakraban dari sebuah keluarga besar. Dimana, dengan adanya tradisi ini, sanak keluarga yang jumlahnya cukup banyak bisa bersatu dan melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama-sama.

Bagi generasi yang sudah tua seperti kakek nenek, melihat anak dan cucu-cucunya bisa hidup berdampingan dan saling peduli satu sama lain adalah salah satu hal yang paling disyukuri, karena mereka berhasil membesarkan anaknya dengan rasa kasih dan cinta.

Itulah informasi tentang tradisi angon putu, salah satu tradisi sederhana di Indonesia yang kadang dianggap lucu-lucuan, namun sebenarnya bisa mengeratkan silaturahmi dan keakraban di tengah keluarga besar.

Selain dari tradisi tadi, Indonesia juga masih memiliki tradisi lain yang tidak kalah menariknya seperti tradisi mapati bagi ibu hamil. Nah, tradisi unik mana yang sudah pernah Sedulur Yogyaku lihat secara langsung?