Indonesia memang terkenal sebagai Negara yang memiliki banyak sekali tradisi unik, dan masih dipertahankan sampai sekarang. Tradisi tersebut pun tidak hanya terbatas pada kesenian tradisional saja, namun sampai tradisi bersih desa yang memiliki banyak manfaat.
Sampai saat ini, Jogja menjadi salah satu wilayah yang menjunjung tinggi tradisi yang satu ini. Bahkan, beberapa kecamatan atau kabupaten di dalamnya terkadang memiliki cara tersendiri untuk melakukannya.
Nah, untuk Sedulur Yogyaku yang baru saja mendengar tentang tradisi bersih desa, yuk simak informasi lengkapnya berikut ini!
Mengenal Tradisi Bersih Desa di Jogja, Bentuk Kebersamaan yang Datangkan Kebaikan
Tradisi bersih desa yang juga sering disebut dengan tradisi Rasulan merupakan salah satu tradisi yang sangat umum bagi masyarakat di Jogja. Tidak hanya di Jogja, tradisi satu ini juga sering ditemui di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sebutan tradisi bersih desa juga cukup beragam. Misalnya, di Magetan disebut dengan Pageran. Namun, makna dan tujuan hingga cara pelaksanaannya tidak jauh berbeda.
Umumnya, tradisi ini dilaksanakan ketika musim panen tiba. Memang, masyarakat sekitar masih mempercayai bahwa tradisi ini berkaitan erat dengan kesuburan tanah, sehingga sangat penting bagi mereka yang berprofesi sebagai petani.
Jika ditilik lebih jauh, sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, upacara atau tradisi bersih desa dulunya dilakukan untuk memanjatkan syukur dan memuja roh para leluhur. Hal ini tentu berkaitan dengan Animisme – Dinamisme yang masih dianut pada zaman tersebut.
Secara sederhana, tradisi bersih desa merupakan selamatan atau bisa juga disebut upacara dengan adat Jawa dengan tujuan memberikan sesaji sebagai bentuk syukur pada Danyang Desa.
Sesaji yang disebutkan tadi lebih terarah pada macam-macam makanan hasil kebun dan olahannya. Yang berasal dari setiap keluarga yang dengan ikhlas menyumbangkan hasil panen mereka.
Dalam pelaksanaan tradisi ini pula, biasanya makanan yang wajib ada adalah nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauknya yang beragam. Nantinya, nasi tumpeng ini akan dipotong dan dibagikan untuk masyarakat sekitar.
Untuk daerah yang memiliki pengaruh Islam atau keislaman yang kental, maka tradisi bersih desa biasanya dilakukan di Masjid. Pelaksanaannya akan diisi dengan mengaji, pembacaan doa, dan lain sebagainya.
Filosofi bersih desa juga bisa dikatakan cukup mendalam. Tak hanya sekadar meminta hasil panennya melimpah. Lewat upacara ini, para petani seakan berserah pada Sang Maha Pencipta, bahwa sebesar apapun mereka bekerja, maka hasilnya tetap tergantung pada-Nya.
Sejarah Bersih Desa, Sebuah Tradisi Unik yang Umumnya Dilakukan Petani
Setiap kebiasaan dan tradisi unik yang ada di Indonesia biasanya memiliki dasar dan sejarahnya tersendiri. Tidak terkecuali dengan tradisi yang satu ini.
Sampai saat ini, sebenarnya tidak ada yang bisa menjelaskan secara pasti apa momen khusus, atau sejak kapan tepatnya tradisi ini mulai dilakukan. Namun, sebagian besar masyarakat percaya bahwa tradisi ini sudah dilaksanakan sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu.
Salah satu momen yang dipercaya yang berkaitan dengan munculnya kebiasaan ini adalah ketika petani merasa sedih dan putus asa karena hasil panennya yang tidak baik.
Setelah berunding dengan petani lainnya, akhirnya mereka memutuskan untuk membuat upacara tertentu, yang maksudnya adalah memohon agar hasil panen mereka lebih baik kedepannya.
Tujuan Upacara Adat Bersih Desa, Agar Silaturahmi Semakin Erat Terjalin
Menjadi salah satu tradisi yang cukup unik dan masih dipertahankan hingga saat ini. Tentu tradisi ini memiliki tujuannya tersendiri. Tujuan tersebut pun mengandung nilai-nilai kebaikan untuk kehidupan sehari-hari.
Langsung saja, berikut beberapa tujuan diadakannya tradisi unik bersih desa yang paling umum.
1. Sebagai Bentuk Syukur
Seperti yang sudah disebutkan tadi, tradisi bersih desa bertujuan sebagai bentuk syukur terutama bagi para petani. Sebba, hasil panen mereka untuk tahun tersebut cukup sukses dan memberikan hasil berlimpah.
2. Meminta Perlindungan dan Batuan
Tujuan lain dalam melaksanakan tradisi ini adalah meminta perlindungan. Bagi petani, kesuburan tanah adalah hal yang penting bagi mereka. Dengan mengadakan tradisi ini, mereka berharap tanah tempat mereka bekerja diharapkan tetap subur dan memberikan hasil berlimpah.
3. Sebagai Wadah Bersilaturahmi dan Berbagi
Tujuan lain yang tidak kalah pentingnya adalah mempererat silaturahmi masyarakat desa dan saling berbagi. Dengan bersama-sama mengadakan acara ini, maka komunikasi dan silaturahmi akan semakin terjalin, juga hasil dan seserahan yang diberikan akan dibagikan untuk masyarakat sendiri.
Pelaksanaan Tradisi Bersih Desa
Meski setiap desa atau wilayah memiliki waktu pelaksanaannya tersendiri, namun biasanya tidak akan jauh berbeda. Biasanya, tradisi ini dilaksanakan pada bulan Syawal atau Sela. Yang mana jatuh pada bulan ke 11 pada Kalender Jawa.
Meski tidak disebutkan secara lantang, namun upacara atau tradisi ini biasanya wajib diikuti oleh mereka yang sudah dewasa. Namun, tetap saja tidak mengikat atau mengharuskan mereka yang benar-benar berhalangan untuk hadir.
Tidak hanya sekadar upacara saja, namun di beberapa tempat, tradisi ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian wayang yang akan digelar semalam suntuk sampai pagi.
Itulah beberapa informasi berkaitan dengan tradisi bersih desa, sebuah kebiasaan yang terus dipertahankan hingga sekarang, karena memiliki nilai dan makna yang mendalam dalam menjalani hidup.
Nah, jika Sedulur Yogyaku masih mencari informasi lainnya seperti tradisi lebaran di Jogja atau desa wisata di Jogja, maka bisa langsung mengaksesnya di laman utama Yogyaku!