Ngobrol tentang wisata kuliner tradisional yang legendaris, Jogja tentu tak luput dari perhatian. Kota yang satu ini kaya akan berbagai makanan dan minuman legendaris yang patut dicicipi. Salah satunya adalah wedang ronde Mbah Payem yang kerap dipanggil juga sebagai Mbah Galak.
Wedang ronde yang dijajakan oleh Mbah Payem bukan sekedar minuman hangat biasa. Kuliner tradisional ini memiliki sejarah panjang termasuk proses pembuatannya yang masih dilakukan secara tradisional.
Yuk, ikuti pembahasannya di bawah ini!
Wedang Ronde Mbah Payem, Minuman Penghangat di Malam Tiba
Siapa yang tak kenal wedang ronde? Minuman tradisional ini merupakan salah satu hidangan khas yang dapat Sedulur Yogyaku temui ketika berkunjung ke Jogja. Minuman hangat ini cocok dinikmati sambil menikmati suasana malam di Jogja.
Terutama di sekitar Alun-alun Kidul Jogja di mana Sedulur Yogyaku akan menemukan banyak penjual ronde.
Wedang ronde Mbah Payem yang dikenal juga sebagai Wedang Ronde Kauman merupakan salah satu yang paling populer di kawasan Alun-alun Utara dan sekitarnya. Meski Mbah Payem penjual aslinya telah meninggal, usaha minuman ini masih diteruskan oleh keturunannya.
Almarhumah Mbah Payem sendiri sudah berjualan ronde menggunakan gerobak sejak tahun 1965. Sebelumnya, beliau berjualan wedang ronde di Pasar Beringharjo pada tahun 1951.
Berbekal gerobaknya yang sederhana, Mbah Payem menjajakan ronde mulai dari terbenamnya matahari hingga tengah malam di pinggir jalan Kauman. Sehingga wajar jika ronde yang dijual Mbah Payem cukup terkenal karena sudah dijajakan sejak lama.
Proses Pembuatan Wedang Ronde dengan Cara Tradisional
Salah satu alasan mengapa wedang ronde Mbah Payem bertahan hingga saat ini dan disukai banyak orang karena wedang rondenya terbuat dari bahan alami. Proses pembuatannya pun masih tradisional, mulai dari menumbuk beras ketan, memotong kolang kaling hingga pemilihan kacang tanahnya dilakukan secara manual menggunakan tangan.
Bahan-bahan alami yang dipilih mampu menghasilkan citarasa khas yang nikmat. Hangatnya kuah jahe berpadu dengan gurunya kacang tanah, manisnya kolang kaling dan lembutnya ronde membuat siapa saja yang mencicipi bakal ketagihan.
Satu mangkok ronde buatan Mbah Payem terdiri dari dua butir ronde yang lembut terbuat dari beras ketan, kacang tanah goreng yang renyah dan kolang kaling merah mudah yang empuk.
Penggunaan gula asli membuat rasa manis wedang rondenya tidak berlebihan dan cenderung pas. Sedangkan jahenya membuat minuman ini terasa pedas menyegarkan.
Saking legendarisnya, wedang ronde Mbah Payem ini pernah menjadi langganan Presiden ke-2 Republik Indonesia, Presiden Soeharto. Ketika Presiden Soeharto masih menjabat, beliau sering meminta Mbah Payem membuat ronde untuk acara jamuan di Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta.
Lokasi dan Jam Buka Wedang Ronde Mbah Payem
Sedulur Yogyaku dapat menemukan spot berjualan ronde Mbah Payem di sebelah barat Alun-alun Utara Yogyakarta. Tepatnya di Jalan Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Cucu Mbah Payem menjadi penerus usaha ini, dan berjualan mulai pukul 19.00 – 00.00 WIB.
Sedulur Yogyaku dapat menikmati semangkuk wedang ronde ini dengan membayar seharga Rp 6.000 saja.
Citarasa wedang ronde yang hangat dan pedas juga terasa pas ketika Sedulur Yogyaku juga mencicipinya sambil menikmati sejumlah jajanan khas Kotagede yang populer. Contohnya seperti bakpia, legomoro hingga kue ukel.
Setelah puas menikmati syahdunya kota jogja sembari menikmati wedang ronde dan mengobrol tentang mitos alun-alun Kidul Jogja, Sedulur Yogyaku bisa melanjutkan wisata ke kampung Sayidan.
Pedagang Wedang Ronde Alternatif Selain Mbah Payem
Selain wedang ronde Mbah Payem, Sedulur Yogyaku juga bisa mencicipi wedang ronde lainnya yang tak kalah nikmat di Jogja. Contohnya seperti beberapa wedang ronde berikut ini:
1. Wedang Ronde Lek Dhie Milenial
Wedang ronde yang berlokasi di Jalan Dagen, Sosromenduran, Gedong Tengen ini bisa menjadi alternatif yang tak kalah terkenal di Jogja.
Semangkuk wedang ronde Lek Dhie Milenial dijual seharga Rp 6 ribuan hingga Rp 10 ribuan saja. Isian wedang rondenya pun standar seperti kolang-kaling, roti tawar, air jahe, ronda dan kacang tanah.
2. Wedang Ronde Mbak Lasmi
Wedang ronde Mbak Lasmi bisa Sedulur Yogyaku temui di Jalan Alun-alun Utara, Panembahan, Kraton. Wedang ronde ini buka mulai dari jam 4 sore hingga jam 12 malam dengan konsep lesehan ala Jogja.
Untuk menikmati satu mangkok wedang ronde Mbal Lasmi, Sedulur Yogyaku bisa membayar seharga Rp 10 ribuan saja.
3. Wedang Ronde Pak Jumono
Wedang ronde Pak Jumono berlokasi di Karang Malang, Caturtunggal, Depok, Jogja. Sedulur Yogyaku dapat membelinya mulai dari pukul 18.00 – 00.00.
Di sini Sedulur Yogyaku dapat menikmati semangkuk wedang ronde yang terdiri dari irisan kolang kaling, kacang tanah goreng, irisan roti tawar, ronde dan kuah jahe seharga Rp 7 ribuan saja.
4. Wedang Ronde Anugerah
Jika Sedulur Yogyaku berencana untuk menjelajah Malioboro, jangan lupa untuk mencicipi wedang ronde Anugerah yang berlokasi di Jl. Malioboro, Sosromenduran, Gedong Tengen. Wedang ronde yang dijajakan tak jauh dari Stasiun Tugu Pintu Timur ini bisa dinikmati dengan merogoh kocek sekitar Rp 10 ribuan saja.
List wedang ronde di atas bisa dijadikan alternatif apabila Sedulur Yogyaku tidak kebagian tempat ketika ingin membeli wedang ronde Mbah Payem.
Biar lebih afdol, jangan lupa mengajak orang tercinta untuk menikmati wedang ronde dari Mbah Payem sambil menikmati suasana Jogja di malam hari. Yuk cobain!