Siapa yang tidak tahu Alun-alun Kidul atau yang biasa disingkat dengan Alkid Jogja? Salah satu pusat keramaian di Jogja ini memang seakan sudah menjadi ikon tersendiri bagi kota ini. Bukan hanya karena tempatnya yang asyik untuk bersantai, namun mitos Alun-alun Kidul Jogja juga sering menjadi perbincangan yang menarik.
Benar sekali, sampai saat ini memang ada banyak sekali cerita legenda dan mitos di Jogja yang masih dipercaya. Bahkan, Jogja seakan memiliki beberapa kawasan yang memang sangat kental dengan mitos, salah satunya adalah Gunung Kidul.
Penasaran dengan apa saja mitos Alun-alun Kidul Jogja yang masih banyak dipercaya hingga saat ini? Yuk simak informasinya di bawah ini.
Menguak Mitos Alun-Alun Kidul Jogja, Sisi Lain yang Selalu Jadi Topik Menarik
Salah satu bagian paling ikonik yang ada di Alun-Alun Kidul Jogja adalah pohon beringin kembarnya. Selain ukurannya yang sangat besar, pagar putih yang ada di sekeliling pohon tersebut juga seakan menambahkan aura sakral tersendiri.
Selain Pusaka Keraton Jogja, kota ini memang terkenal dengan berbagai macam mitosnya. Bahkan, mitos yang ada di Jogja terkadang diketahui oleh mereka yang berasal dari luar daerah.
Bagi Sedulur Yogyaku yang sudah penasaran, langsung saja berikut beberapa mitos yang berkaitan dengan Alun-Alun Kidul di Jogja.
1. Dipercaya Menjadi Gerbang Ratu Laut Selatan
Jika membicarakan tentang mitos yang ada di Jogja, tentu tidak akan bisa lepas dari sosok legendaris bernama Ratu Laut Selatan.
Salah satu mitos yang paling santer terdengar tentang alun-alun ini ialah, beringin kembar yang tumbuh disana merupakan tempat untuk berkomunikasi Raja Keraton Yogyakarta bersama Ratu Laut Selatan.
Meski tidak ada orang yang bisa membuktikan mitos yang satu ini, namun tidak bisa dipungkiri bahwa pohon beringin besar yang ada di alun-alun ini seakan memiliki energi dan aura yang tidak biasa.
2. Bisa Mengabulkan Permintaan
Mitos Alun-alun Kidul Jogja selanjutnya yang juga masih dipercaya hingga kini adalah bisa mengabulkan permintaan. Mitos ini berkaitan dengan masangin, sebuah tradisi yang dilakukan sesudah topo bisu pada malam 1 Suro.
Tujuan utama dari tradisi ini adalah untuk memohon keselamatan, kemakmuran dan tentu saja berkah.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini semakin dikenal oleh masyarakat umum, sehingga banyak pengunjung yang sengaja datang kesini untuk berjalan mengelilingi pohon beringin besar dengan mata tertutup maka permintaannya akan dikabulkan.
3. Mitos Pohon Beringin Kembar dan Pernikahan Putri Hamengku Buwono I
Bukan hanya baru muncul beberapa tahun belakangan, namun mitos yang ada di alun-alun ini sudah ada sejak zaman dahulu. Pada zaman itu, Sultan Hamengku Buwono memiliki seorang putri yang cantik jelita.
Saat sudah tumbuh dewasa, putri tersebut mendapatkan pinangan dari seorang laki-laki. Karena tidak menyukai lelaki tersebut, tuan putri akhirnya meminta persyaratan yang cukup berat.
Syarat tersebut yakni harus bisa berjalan dengan mata ditutup mulai dari Pendopo di bagian utara alun-alun Kidul, melewati pohon beringin dan kemudian sampai Pendopo selatan.
Sesuai dengan harapannya, lelaki yang melamar tuan putri tadi tidak berhasil melakukan syarat yang sudah ditetapkan. Tidak lama setelah itu, Sultan Hamenguku Buwono menyatakan bahwa seseorang yang bisa melakukan syarat yang diberikan putrinya adalah lelaki yang tulus dan berhati bersih.
Setelah cukup banyak orang yang mencoba melakukan persyaratan tersebut, akhirnya muncullah lelaki bernama Siliwangi yang bisa memenuhinya. Hingga akhirnya Siliwangi berhasil menikahi tuan putri.
4. Menjadi Tempat Latihan dan Konsentrasi Prajurit Keraton
Mitos Alun-alun Kidul Jogja terakhir yang juga tidak kalah menariknya adalah, banyak orang yang percaya bawah tempat ini dulunya menjadi tempat berlatih para prajurit keraton.
Beberapa jenis latihan yang dipercaya dilakukan disini adalah latihan ketangkasan, latihan memanah, latihan berkuda, hingga latihan konsentrasi. Latihan konsentrasi ini juga berkaitan dengan masangin, yakni berjalan mengelilingi pohon beringin dengan mata yang ditutup.
Alamat Alun-Alun Kidul Jogja dan Rutenya
Karena sudah menjadi tempat yang sangat ikonik, rasanya hampir seluruh masyarakat Jogja tahu betul dimana tempat ini berada. Namun, bagi yang berasal dari luar kota, alamat Alun-Alun Kidul ada di Jl. Alun-alun Kidul, Patehan, Kec. Keraton, Yogyakarta.
Untuk rutenya sendiri juga cukup mudah, sebab lokasinya yang tidak jauh dari Tamansari dan Malioboro. Jarak dari Alun-alun Kidul ke Malioboro hanyalah sekitar 2 km saja. Sedangkan akses untuk menjangkau Tamansari hanya 500 meter saja.
Namun, jika Sedulur Yogyaku berasal dari sekitar Jalan Kaliurang, maka jarak yang harus ditempuh adalah sekitar 10 km. Dengan menggunakan sepeda motor, jarak tersebut biasanya bisa ditempuh dalam waktu sekitar 25 menit perjalanan.
Karena merupakan tempat terbuka yang bisa diakses siapa saja, Alun-Alun Kidul Jogja buka selama 24 jam penuh setiap harinya. Sehingga, siapa saja bisa kesini dan tidak terbatas dengan waktu.
Itulah ulasan tentang beberapa mitos Alun-alun Kidul Jogja. Meski terdengar menarik, namun tentu mitos merupakan sesuatu yang tidak bisa dipercaya sepenuhnya. Dibandingkan menggantungkan diri dengan mitos, tentu akan lebih baik untuk memasrahkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain dari mitos tadi, Jogja juga memiliki sisi dan cerita lain yang tidak kalah menarik. Salah satunya adalah sejarah berdirinya Keraton Yogyakarta yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Dengan lebih banyak mengulik cerita legenda dan sejarah pada suatu daerah, maka akan lebih dalam pula pengetahuan dan rasa cinta pada bangsa sendiri. Jadi, jangan malas untuk mencari tahu hal-hal menarik tentang daerah yang ada di sekitar Sedulur Yogyaku!