Menjalin komunikasi dengan anak merupakan kunci utama dalam membangun hubungan yang harmonis antara orang tua dan buah hati. Melalui komunikasi, Sedulur Yogyaku bisa membangun kepercayaan dan kedekatan emosional yang lebih kuat.
Namun sayangnya karena minim pengetahuan, tidak sedikit orang tua yang kesulitan berkomunikasi dengan anak. Beberapa orang tua mungkin tidak tahu bagaimana cara berbicara dengan anak yang pada akhirnya menyebabkan jarak emosional.
Tips Menjalin Komunikasi dengan Anak


Menjalin komunikasi yang baik dengan anak sangat penting untuk membangun hubungan yang harmonis di dalam keluarga. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan agar komunikasi dengan anak berjalan baik:
1. Dengarkan Terlebih Dahulu
Memberikan perhatian penuh saat anak berbicara adalah langkah pertama yang harus Sedulur Yogyaku lakukan jika ingin membangun komunikasi yang baik dengan anak. Saat sedang ingin menyampaikan sesuatu sebaiknya hindari gangguan seperti gadget atau pekerjaan.
Pastikan untuk menunjukkan minat terhadap apa yang anak sampaikan dengan menjaga kontak mata dan memberikan respons yang positif. Jika perlu, ajukan pertanyaan yang mendorong mereka untuk berbicara lebih banyak.
Saat Sedulur Yogyaku berusaha mendengarkan secara aktif maka anak akan merasa dihargai, lebih percaya diri dalam berbicara, dan nyaman untuk mengekspresikan perasaannya. Selain itu, perlihatkan empati dengan memahami perspektif anak dan mengakui perasaan mereka.
2. Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami
Agar komunikasi dengan anak berjalan efektif, penting untuk menyesuaikan cara berbicara dengan usia dan kemampuan berbahasa anak. Anak yang masih kecil akan lebih mudah memahami kalimat sederhana dan intonasi yang lembut.
Gunakan kata-kata yang jelas dan tidak terlalu kompleks agar anak dapat menangkap maksud pembicaraan dengan mudah. Sedangkan menjalin komunikasi dengan anak remaja sudah bisa diajak berdiskusi maka bicaralah dengan kosakata yang lebih luas.
Jika anak masih dalam tahap belajar berbicara, gunakan bahasa tubuh. Anak yang belum sepenuhnya menguasai bahasa verbal akan lebih mudah memahami isyarat non-verbal seperti gerakan tangan atau senyuman.
3. Gunakan Ekspresi yang Tepat
Selain memilih kata-kata yang mudah dipahami, ekspresi wajah juga berperan penting dalam komunikasi dengan anak. Menyesuaikan ekspresi dengan perasaan yang ingin disampaikan dapat membantu anak memahami makna percakapan dengan lebih baik.
Misalnya tersenyum saat merasa bahagia, mengerutkan alis ketika khawatir, atau menunjukkan mata yang berkaca-kaca ketika merasa sedih. Dengan begitu anak akan lebih mudah menangkap emosi yang ingin disampaikan.
Hal ini juga membantu membangun kepercayaan antara orang tua dan anak sehingga mereka merasa lebih nyaman dan aman saat berbicara atau berbagi cerita. Selain itu, ekspresi wajah yang tulus akan membuat anak merasa lebih dihargai.
4. Bicara Secara Bergantian


Menjalin komunikasi dengan anak tidak boleh berebut ingin bicara duluan. Salah satu prinsip utama dalam komunikasi yang efektif adalah memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk berbicara secara bergantian.
Meskipun berbicara dengan anak sendiri, Sedulur Yogyaku tidak boleh mendominasi pembicaraan. Sedulur Yogyaku harus bisa memberi ruang bagi anak untuk menyampaikan pendapat, perasaan, dan pengalaman yang ingin diutarakannya.
Ketika anak berbicara, dengarkan dengan penuh perhatian tanpa menyela. Setelah anak selesai berbicara, barulah orang tua memberikan tanggapan yang relevan dan mendorong diskusi yang sehat.
5. Kendalikan Emosi
Ketika berkomunikasi dengan anak, sebaiknya Sedulur Yogyaku tetap tenang dan harus bisa mengendalikan emosi. Sikap yang terlalu emosional seperti marah atau frustasi dapat membuat anak merasa takut, enggan berbicara, atau bahkan menutup diri.
Jika menghadapi situasi yang memicu emosi, ambil napas dalam kemudian tahan dan hembuskan. Ulangi beberapa kali sampai tenang. Gunakan nada suara yang lembut dan hindari kata-kata yang dapat menyakiti perasaan anak.
Ketika Sedulur Yogyaku mampu mengendalikan emosi dan bersikap tenang, maka anak akan lebih mudah memahami apa yang disampaikan. Mereka juga merasa lebih aman sehingga bisa menyampaikan perasaan dan pikirannya secara lebih terbuka.
6. Perhatikan Volume Suara
Cara komunikasi dengan anak yang penting untuk diperhatikan berikutnya adalah volume suara. Nada bicara yang terlalu tinggi atau keras bisa membuat anak-anak merasa takut atau bahkan terintimidasi.
Meskipun kadang-kadang kita ingin menegur anak dengan lebih tegas, penting untuk tetap menjaga suara agar tidak membuat anak merasa terancam. Menggunakan nada bicara yang lembut dan penuh perhatian akan menciptakan suasana yang lebih aman.
Hal ini memungkinkan anak untuk lebih fokus pada apa yang sedang dikatakan. Sebaliknya, teriakan atau suara yang keras bisa menimbulkan kecemasan dan menghalangi anak untuk terbuka.
7. Persering Komunikasi


Salah satu tips untuk menjalin komunikasi yang baik dan benar dengan anak adalah dengan memperbanyak atau mempersering komunikasi. Semakin sering orang tua berinteraksi dengan anak, semakin kuat pula ikatan emosional yang terbentuk antara keduanya.
Komunikasi yang rutin membantu orang tua memahami perasaan anak dan sebaliknya, anak juga merasa lebih diperhatikan. Komunikasi bisa dilakukan melalui berbagai cara seperti berbicara santai setelah anak pulang sekolah atau sekadar bercanda bersama.
Selain itu, komunikasi yang sering juga membantu anak merasa lebih nyaman untuk mengungkapkan masalah atau kebingungannya. Cara ini juga membantu orang tua untuk memberikan bimbingan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan anak.
Itulah 7 tips menjalin komunikasi dengan anak yang baik dan benar. Dengan menerapkan tips-tips tersebut, diharapkan orang tua dapat membangun hubungan yang lebih harmonis dan semakin sadar akan pentingnya komunikasi dengan anak.
Ingat, komunikasi yang baik tidak hanya untuk mendekatkan anak dengan ibu akan tetapi juga bisa dilakukan agar anak dekat dengan ayah. Semakin terbuka komunikasi, semakin kuat ikatan emosional dalam keluarga.