Bagi yang tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya, tentu sudah paham betul bahwa kota ini tidak hanya memiliki potensi tempat wisata dan kuliner yang menarik, namun juga terdapat cukup banyak bangunan yang bersejarah. Sebut saja Ndalem Jayadipuran.
Sebagian orang mungkin masih merasa asing dengan nama bangunan kuno yang satu ini. Padahal, Ndalem Jayadipuran juga memiliki historis yang cukup menarik, bahkan tidak kalah menariknya dengan sejarah berdirinya Keraton Yogyakarta.
Nah, untuk Sedulur Yogyaku yang memiliki minta lebih pada bangunan-bangunan kuno yang bersejarah, yuk simak informasi tentang tempat ini di bawah ini.
Ndalem Jayadipuran, Salah Bangunan Kuno di Jogja yang Masih Ada Sampai Saat Ini


Ndalem Jayadipuran atau yang sering juga disebut dengan Ndalem Dipowinatan merupakan bangunan yang terdiri dari beberapa bagian, seperti pendopo, perpustakaan hingga mess karyawan. Saat ini, bangunan ini dialih fungsikan menjadi Kantor BPNB DIY.
Bagi yang belum mengetahuinya, BPNB (Balai Pelestarian Nilai Budaya) DIY adalah UPT (Unit Pelaksana Teknis) Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang memiliki tugas untuk mengkaji, melindungi, mengembangkan, memfasilitasi hingga menyebarluaskan informasi tentang aspek yang berkaitan dengan tradisi, sejarah, kesenian dan lain sebagainya.
Beberapa program unggulan dan juga paling ramai diperbincangkan dari kantor ini adalah bioskop dan perpustakaan keliling. Kedua program tersebut memang terbukti bisa menyasar target yang lebih besar, dari anak muda hingga kalangan yang sudah tua.
Jika dilihat dari tampilannya, bangunan ini memiliki kesan dan corak arsitektur Jawa yang cukup kental. Dimana atapnya terdiri dari atap limasan untuk bagian pendopo, atap tajug untuk kunjungan dan lain sebagainya.
Pada salah satu bagian bangunan Ndalem Jayadipuran saat ini digunakan sebagai mess karyawan. Bagian ini pun masih memiliki langgam arsitektur khas Jawa, yang juga bisa dilihat dari bagian atapnya.
Sampai saat ini, keseluruhan bangunan masih dipertahankan seperti sebagaimana aslinya. Bahkan untuk bagian plafon yang menggunakan anyaman bambu, hingga lis kayu yang masih asli sejak pertama kali bangunan ini dibangun.
Namun, tentu saja ada beberapa bagian kecil yang saat ini sudah mengalami perubahan karena renovasi. Meski begitu, bisa dipastikan bahwa sebagian besar bangunan ini masih sama seperti zaman dahulu.
Di bagian pendopo, biasanya akan selalu ramai orang yang sedang melakukan berbagai macam aktivitas. Atap bagian pendopo yang menggunakan joglo juga semakin menambah kesan Jawa yang sangat kental. Ditambah lagi dengan lantainya yang masih menggunakan tegel berwarna kuning.
Jika dilihat sekilas dari luar, bangunan ini terlihat tidak terlalu luas. Namun, nuansa asri dan sejuk akan langsung terasa, terlebih ketika sudah masuk ke dalam area pekarangan. Ditambah lagi dengan pagarnya yang dicat berwarna hijau.
Mengulik Sejarah Panjang Ndalem Jayadipuran


Bangunan ini mulai dibangun sejak tahun 1847 oleh seorang abdi dalem Bupati Anom yang bernama Raden Tumenggung Dipawinata. Kemudian, pada tahun 1911 Raden Tumenggung Dipawinata meninggal dunia, dan posisinya digantikan oleh Raden Dipawinata II.
Masih dengan alasan yang sama, hak anggaduh tanah atau hak adat yang sebelumnya diberi oleh Pemerintah Kesultanan, akhirnya dikembalikan pada Keraton Yogyakarta.
Kemudian, pada tahun 1917, tanah dan juga bangunan Ndalem Jayadipuran dihadiahkan pada KRT Jayadipura, yang saat itu merupakan menantu dari Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Sejak saat itulah nama Ndalem Jayadipuran resmi digunakan.
Salah satu fakta unik tentang Ndalem Jayadipuran adalah bahwa bangunan ini menjadi lokasi diadakannya Kongres Perempuan I. kongres Perempuan I ini dilaksanakan pada 22-25 Desember 1928. Dimana, organisasi wanita yang tersebar di Jawa dan Sumatera berkumpul dengan tujuan untuk menyatukan cita-cita dan memajukan wanita Indonesia.
Alamat dan Rute Menuju Ndalem Jayadipuran


Setelah sedikit mengenal sejarah Ndalem Jayadipuran ini, tidak heran rasanya jika sebagian dari Sedulur Yogyaku merasa tertarik untuk sekadar mampir dan melihat langsung bangunan ini.
Bagi yang penasaran, lokasinya berada di Jl. Brigjen Katamso No. 139, Keparakan, Mergasan, Yogyakarta. Rute untuk menuju tempat ini juga tidaklah sulit. Jika Sedulur Yogyaku sedang berada di kawasan situs Benteng Cepuri, maka hanya butuh waktu sekitar 5 menit saja untuk sampai kesini.
Jika berasal dari Malioboro, jaraknya hanya sekitar 2,5 km saja. Dengan sepeda motor, biasanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 10 menit untuk menuju tempat ini. Namun, akan berbeda jika keadaan jalan sedang macet-macetnya.
Sedangkan jika berasal dari daerah Kaliurang, jarak yang ditempuh sekitar 9 km. Jika menggunakan sepeda motor, jarak tempuh yang dibutuhkan biasanya sekitar 20 menit ketika lalu lintas normal.
Sebagai pengingat, jika Sedulur Yogyaku berniat untuk kesini, baik hanya sekadar untuk melihat-lihat datau mengambil foto, pastikan untuk mengenakan pakaian yang sopan dan tidak mengganggu penglihatan orang sekitar.
Karena bangunan Ndalem Jayadipuran sudah menjadi perkantoran, maka jam bukanya pun mengikuti jam kantor pada biasanya. Yang mana, tempat ini akan tutup ketika akhir pekan tiba.
Itulah informasi tentang Ndalem Jayadipuran, salah satu bangunan kuno yang cukup menarik untuk disimak dan dikunjungi ketika memiliki kesempatan suatu saat ini. Mengenal lebih jauh tentang bangunan seperti ini tentu akan memberikan wawasan tersendiri.
Nah, jika Sedulur Yogyaku ingin mencari tahu bangunan-bangunan menarik lainnya yang ada di Jogja, maka bisa langsung mencarinya di laman utama Yogyaku. Semoga bermanfaat!