Masalah sampah di Jogja memang begitu meresahkan. Dan pembangunan TPST Modalan digadang-gadang sebagai satu solusi. Harapannya, dengan adanya TPST ini akan membuat wajah Kota Jogja tetap bersih. Nyaman dikunjungi oleh siapapun.
Sampah memang menjadi satu produk peradaban. Penanganan yang tidak maksimal dampaknya begitu besar. Jika sampai menyebar, bisa jadi lambat laun akan merusak lingkungan. Untuk penanganan berkelanjutan, adanya penampungan seperti TPS memang diperlukan.
Nah untuk kedepannya, apakah TPST akan benar-benar menjadi solusi dari masalah sampah? Sedulur Yogyaku bisa menjadikan ulasan ini sebagai satu referensi.
Pembangunan TPST Modalan
Tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) menjadi proyek pilihan dalam mengatasi masalah sampah di Jogja. Sebab tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan saat ini sudah penuh. Sehingga beberapa waktu yang lalu, pemerintah hanya membukanya untuk keadaan darurat.
Saat ini ada tiga TPST yang sedang dibangun. Pertama ada TPST Bawuran yang akan mulai beroperasi. Kedua ada TPST Dingkikan yang direncanakan akan beroperasi pada akhir bulan Juni. Dan yang ketiga adalah TPST Modalan, dimana proyeknya terus dikebut dan ditargetkan beroperasi pada bulan Oktober.
Dalam proses pembangunan semua berjalan lancar. Terutama TPST Modalan, setiap warga bahkan dikatakan memiliki antusias untuk ikut mengelola sampah. Sebab dalam pembangunan tempat pembuangan sampah, masyarakat sekitar lah yang menjadi pertimbangan utama.
Tidak mengherankan jika dalam pembangunan TPST Modalan berjalan dengan baik. Sebab masyarakat di sana memang sudah terbiasa mengelola sampah. Di sembilan RT Pedukuhan Modalan bahkan sudah ada pengolahan sampah mandiri.
Proses pembangunan saat ini sudah semakin mendekati akhir. Sebab akses jalan masuk menuju TPST sudah dikerjakan. Dengan adanya akses jalan yang baik, nantinya akan memudahkan proses pengolahan sampah.
Satu hal yang unik dalam pembangunan TPST Modalan yakni dengan mengusung konsep incinerator. Dimana dengan konsep ini, sampah kering nantinya akan dipisahkan tersendiri kemudian dibakar.
Setelah dibakar dan menjadi abu, kemudian akan dilakukan proses selanjutnya. Yakni menjadikan abu sisa pembakaran menjadi produk baru seperti paving block. Selain berdampak positif untuk keseimbangan alam, produk tersebut juga bermanfaat dalam segi ekonomi.
Jika dikalkulasi, pembangunan TPST tersebut hingga akhir bulan Mei kemarin sudah mencapai 45 persen. Hal itu menunjukkan keseriusan pemerintah dalam penanganan sampah.
Masalah Sampah Akan Teratasi?
Meski pembangunan TPST Modalan dan kedua lainnya menjadi kabar gembira bagi warga Jogja, tentu masih ada pertanyaan. Dimana saat tempat pembuangan sampah itu selesai, apakah masalah sampah akan teratasi?
Sebab selama ada manusia, sampah akan terus ada. Terlebih manusia mengalami perkembangan. Jumlah penduduk akan terus bertambah yang akan berpengaruh pada kuantitas sampah.
Dengan demikian, meski pembangunan selesai bukan berarti masalah teratasi. Dengan budaya konsumtif masyarakat dan tidak sedikit yang mengalami masalah kesehatan mental, sampah tetap akan ada. Tidak sedikit yang paham terkait jenis sampah dan bahayanya, namun tetap cuek dalam mengatasinya.
Niat baik pemerintah dalam mengatasi masalah sampah sudah lama diperlihatkan. Mulai dari kebijakan hingga pengadaan fasilitas pendukung. Bahkan tidak jarang mengadakan pelatihan pengolahan sampah untuk mengatasi masalah sampah.
Tetapi meski demikian, faktanya TPA Piyungan tetap saja penuh. Dimana awalnya tentu TPA ini kosong tanpa sampah. Hal ini cukup menggambarkan tentang TPST Modalan nantinya. Dimana memang benar saat ini kosong, tapi lambat laun akan tetap bernasib sama dengan TPA Piyungan.
Adanya konsep incinerator memang sebuah terobosan yang baik. Namun konsep itu bukan bekerja untuk meniadakan sampah sama sekali. Fungsi dari konsep tersebut hanyalah untuk memperlambat penumpukan sampah. Sebab ada beberapa sampah yang memang tidak bisa didaur ulang.
Dengan demikian pembangunan TPST masih kurang untuk mengatasi masalah sampah. Bukan hanya dari pemerintah, namun juga dari masyarakat. Dalam mengatasi masalah sampah perlu kerja sama. Baik dari pemerintah, masyarakat dan semua pihak terkait.
Perlu Kesadaran Bersama
Masalah sampah akan terus ada meski dibangun banyak tempat pembuangannya. Baik itu model pembuangan TPST maupun TPA, hasilnya akan sama.
Maka program baik dari pemerintah tersebut perlu dibarengan dengan kesadaran bersama. Terutama dari masyarakat sebagai pelaku konsumsi yang menghasilkan sampah. Sebab dalam satu hari saja, Kota Jogja dapat menghasilkan sampah hingga 250 ton. Jumlah yang begitu fantastis.
Kesadaran dari masyarakat ini tentu banyak fasenya. Mulai dari kesadaran individu yang bisa memulai mengurangi konsumsi sampah plastik. Dalam hal kelompok bisa dengan semakin menggalakan pengolahan sampah.
Atau minimal sebelum membuah sampah, sudah dipisah dahulu mana yang sampah organik dan bukan. Dimana dengan sifatnya yang mudah terurai, sampah organik akan lebih mudah dalam penanganan.
Berbeda dengan jenis sampah anorganik. Contohnya saja plastik. Untuk bisa terurai sampah plastic membutuhkan waktu 10 hingga 1000 tahun. Waktu yang begitu lama sehingga bisa menimbun sampah setelahnya.
Atau sebelum membuang sampah, akan lebih baik jika sampah anorganik kering dibuang secara terpisah. Hal ini untuk mendukung konsep incinerator yang sedang digagas oleh TPST Modalan. Dengan demikian akan memudahkan mereka dalam melakukan proses pengolahan sampah.
Nah itulah informasi terkait dengan pembangunan TPST Modalan yang diharapkan akan menjadi solusi sampah di Jogja. Sedulur Yogyaku bisa terus mengawal proses pembangunan itu, serta menyimak perkembangan kedepannya.
Menjadikan Kota Jogja menjadi tempat yang nyaman seperti slogannya membutuhkan perhatian bersama. Jangan hanya membiarkan pemerintah sendirian dalam menangani masalah sampah. Perjuangan yang dilakukan bersama akan menjadikan Jogja tetap istimewa. Simak ulasan menarik lainnya hanya di laman Yogyaku.