Akhir-akhir ini media sosial tengah digemparkan dengan peningkatan kasus cuci darah anak. Selain fenomena semacam ini jarang terjadi, juga terkesan aneh. Hal itu disebabkan cuci darah merupakan tindakan yang hanya biasa terjadi pada orang dewasa.
Fenomena ini tentu perlu menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi orang tua. Sebab anak merupakan aset orang tua yang paling berharga. Dimana dengan adanya fakta ini, minimal orang tua melakukan pencegahan sebaik mungkin.
Lantas sebenarnya apa penyebab banyak anak di era ini banyak yang melakukan cuci darah? Dan bagaimana pencegahan yang bisa diupayakan? Sedulur Yogyaku bisa menjadikan ulasan berikut sebagai satu referensi.
Tren Kasus Cuci Darah Anak
Berkenaan dengan kasus cuci darah anak, pasti kebanyakan orang akan menyimpulkan karena gagal ginjal. Sebab gagal ginjal akut pada anak memang memerlukan cuci darah sebagai penanganan klinis.
Meski kesimpulan di atas benar, namun salah jika ada yang menyimpulkan gagal ginjal hanya karena faktor makanan dan minuman. Gagal ginjal bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Dari informasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mayoritas anak Indonesia memang sudah mengalami gejala gagal ginjal. Dimana 1 dari 5 anak usia 12-18 tahun urinnya mengandung hematuria atau proteinuria. Zat penanda awal terkenanya gagal ginjal.
Namun data tersebut sifatnya masih gejala awal. Mayoritas anak-anak belum terkena gagal ginjal akut. Dimana jika dilakukan langkah dan penanganan yang tepat, mereka tidak akan sampai cuci darah.
Meski demikian para orang tua tetap mesti berhati-hati. Sebab gagal ginjal tetap menjadi satu bahaya yang mengintai. Karena jika rusak, ginjal tidak akan bekerja dengan baik dalam menyaring limbah. Dan jika diabaikan, tentu pada akhirnya bisa membuat anak masuk dalam tindakan cuci darah.
Penyebab Gagal Ginjal pada Anak
Dengan adanya fakta kasus cuci darah anak karena gagal ginjal, tentu penyakit ini memiliki sebab. Dan berikut adalah beberapa penyebab gagal ginjal pada anak:
1. Kelainan Genetik
Pertama yang menjadi sebab anak-anak mengalami gagal ginjal adalah karena faktor kelainan genetik. Faktor ini cukup unik, sebab hanya anak-anak tertentu yang mengalaminya.
Faktor ini merupakan kondisi dimana anak rentan terhadap serangan gagal ginjal. Gejala awalnya adalah anak merasa sakit saat buat urin sedari kecil. Hal itu bisa ditandai anak yang sering menangis ketika kencing.
Jika terjadi hal ini, maka penanganan sejak dini perlu dilakukan. Selain itu orang tua perlu selektif di dalam memilihkan makanan yang bisa dikonsumsi oleh buah hatinya.
2. Infeksi
Selanjutnya yang menyebabkan anak mengalami gagal ginjal adalah karena infeksi saluran kemih. Infeksi sendiri dapat disebabkan oleh berbagai hal yang salah satunya adalah bakteri.
Jika anak mengalami infeksi saluran kemih, maka alangkah baiknya segera dilakukan tindakan. Sebab jika tidak, bisa menjadikan pembuangan urin menjadi tidak lancar. Dan akhirnya akan menyebabkan gagal ginjal.
3. Kekurangan Cairan Tubuh
Penyakit gagal ginjal tidak kalah berbahaya dengan kasus klitih di Jogja. Dengan demikian orang tua perlu berhati-hati dalam menjaga buah hatinya. Dimana penjagaan tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan asupan cairan tubuh pada anak.
Cairan tubuh berperan penting dalam proses pencernaan. Bahkan selain itu, cairan yang cukup akan membantu anak dalam membuang limbah melalui ginjal. Jika cairan tubuh tidak tercukupi, bisa jadi anak akan terkena gagal ginjal.
4. Efek Samping Obat
Selain membantu menghilangkan penyakit, ternyata obat juga memiliki efek samping. Terlebih pada obat-obatan kimia, konsumsi yang tidak mengikuti anjuran dokter bisa menyebabkan gagal ginjal. Maka jika anak sakit, orang tua perlu bijaksana dalam memilihkan obat bagi anak.
5. Sindrom Hemolitik Uremik
Dan kondisi khusus yang lain penyebab gagal ginjal pada anak adalah sindrom hemolitik uremik. Saat mengalami sindrom ini, pembuluh darah kecil di ginjal akan mengalami kerusakan dan peradangan. Jika diabaikan ginjal akan rusak dan tidak bisa bekerja dengan maksimal.
6. Makanan dan Minuman
Dan penyebab selanjutnya adalah seperti yang telah disinggung di atas, yakni makanan dan minuman. Anak yang mengalami gagal ginjal biasanya mereka yang sembarangan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman.
Dari survey yang dilakukan oleh para ahli, makanan saat ini lebih berisiko memicu gagal ginjal. Makanan seperti yang cepat saji, terlalu banyak garam dan micin menjadi penyebab yang dominan. Padahal itulah yang menjadi makanan favorit anak-anak.
Nah itulah beberapa hal yang menyebabkan anak mengalami gagal ginjal. Dimana jika sudah akut, anak akan menjalani cuci darah sebagai tindakan klinik. Sebuah tindakan medis yang biasanya hanya dilakukan oleh para orang dewasa.
Langkah Pencegahan, Orang Tua Wajib Tahu!
Tidak kalah dengan masalah sampah di Jogja, masalah cuci darah anak saat ini semakin mengkhawatirkan. Maka orang tua tentu perlu melakukan pencegahan. Dan berikut beberapa langkah bisa dilakukan:
1. Meningkatkan Perhatian
Langkah pertama yang bisa orang tua lakukan adalah meningkatkan perhatian pada anak. Hal ini dilakukan sebab terkadang terjadinya gagal ginjal pada anak terjadi sejak dini. Baik karena itu kelainan genetik maupun gangguan sindrom.
Dengan memberikan perhatian lebih, sejatinya orang tua tidak hanya sedang memperhatikan kesehatan anak. Namun juga akan menjadikan orang tua mengenali karakter anak. Dengan pengenalan yang baik, hal itu akan sangat membantu dalam pendampingan masa perkembangan anak.
2. Pola Hidup Sehat
Selanjutnya langkah ideal yang sudah tidak ada tawaran adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Tidak hanya soal pemilihan makanan yang baik, namun juga penerapan aktivitas yang baik.
Sebab pemenuhan makanan yang baik saja tidak akan cukup bagi tubuh. Untuk membantu kinerja ginjal agar tetap sehat, manusia juga memerlukan aktivitas fisik. Dengan demikian orang tua dapat mengajak buah hati untuk rutin melakukan olahraga, meski itu ringan.
Nah itulah beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan orang tua. Tentu selain itu masih ada langkah lain yang bisa diterapkan. Sebagai orang tua, tentu lebih memahami kebaikan apa yang perlu diterapkan pada buah hatinya.