Sejarah Pabrik Gula Madukismo, Sentra Produksi Sejak Jaman Belanda

Photo of author

Ditulis oleh Dila Arini

I'm the best served with coffee and a side of sarcasm

Jika selama ini Jogja lebih terkenal dengan wisata alam dan budayanya yang sudah mendunia, kota ini juga memiliki sisi lain yang tidak kalah menarik dan menjanjikan. Salah satunya adalah pabrik gula sejak ratusan tahun lalu yang masih ada hingga kini, hingga sejarah pabrik gula Madukismo menjadi salah satu kisah yang cukup penting.

Meskipun lebih terkenal sebagai pabrik gula, namun sebenarnya Madukismo juga memproduksi produk lainnya berupa spiritus atau alkohol. Jika dilihat dari segi ekonomi, adanya pabrik ini tentu memberikan dampak yang baik.

Bagi Sedulur Yogyaku yang masih merasa asing dengan pabrik ini serta sejarah pabrik gula Madukismo, yuk simak beberapa informasinya di bawah ini!

Mengenal Pabrik Gula Madukismo

Pabrik Gula Madukismo di Jogja, Sumber: madubaru.co.id
Pabrik Gula Madukismo di Jogja, Sumber: madubaru.co.id

Jika Sedulur Yogyaku berpikir bahwa hanya sebuah pabrik untuk memproduksi gula, maka pemikiran tersebut bisa dikatakan salah besar. Sebab, pabrik ini juga menjadi salah satu tempat wisata edukasi yang menarik.

Bangunannya sendiri cukup sederhana seperti kebanyakan pabrik pada umumnya. Meskipun menjadi salah satu tempat wisata, namun tidak ada rumah Joglo Jogja atau properti lain yang berhubungan dengan Jogja disini.

Untuk berwisata di sini, pengunjung hanya perlu membayar tiket sebesar Rp. 7.000,- saja. Namun, perlu diperhatikan bahwa ada maksimal jumlah pengunjung yang diperkenankan masuk, yakni sebanyak 40 orang saja.

Pabrik gula Madukismo sendiri memiliki peranan yang sangat penting, salah satu yang paling utama adalah ikut menyukseskan program pengadaan pangan nasional khususnya gula pasir terjamin setiap waktu.

Pabrik ini juga merupakan satu-satunya pabrik gula tua di Jogja yang masih beroperasi hingga saat ini. Dimana, sebelumnya setidaknya ada 17 pabrik tua yang ada di Jogja, namun 16 diantaranya sudah tutup operasi sejak bertahun-tahun yang lalu.

Kabar baik lainnya, pabrik ini juga tidak memberikan dampak yang berkaitan dengan masalah sampah di Jogja. Yang artinya, pabrik ini memiliki sistem dan tanggung jawab yang besar atas lingkungan yang ada di sekitarnya.

Mengulik Sejarah Pabrik Gula Madukismo Lebih Dalam

Pabrik Madukismo yang sudah ada sejak zaman Belanda, Sumber: homecare24.id
Pabrik Madukismo yang sudah ada sejak zaman Belanda, Sumber: homecare24.id

Dilansir dari beberapa sumber, sejarah pabrik gula Madukismo ini dimulai sejak tahun 1955. Dimana pada tahun tersebut pabrik ini didirikan. Nama pertama yang dipilih adalah Pabrik Gula Padokan.

Pada saat masa penjajahan Belanda, pabrik ini sempat hancur dan produksinya sangat terganggu. Namun, Sri Sultan Hamengku Buwono IX membangkitkan kembali pabrik ini hingga bisa bertahan hingga saat ini.

Ketika dibangung kembali oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX inilah nama Pabrik Gula Madukismo diberikan. Tujuan utama dari dibangun kembali pabrik gula ini adalah demi membantu rakyat.

Dimana, pada masa itu banyak karyawan yang kehilangan mata pencaharian mereka karena tempat kerja mereka dihancurkan. Setelah pabrik berhasil dibangun kembali, karyawan yang sebelumnya bekerja bisa bekerja kembali di pabrik tersebut.

Bahkan, tak hanya para karyawan lama, namun pabrik ini juga berhasil membuka banyak lowongan kerja baru. Selain itu, tak lupa pula para petani yang bekerja keras juga ikut mendapatkan keuntungan.

Beberapa Fakta Menarik Tentang Pabrik Gula Madukismo

Wisata edukasi di Pabrik Madukismo, Sumber: ranselmungil.com
Wisata edukasi di Pabrik Madukismo, Sumber: ranselmungil.com

Setelah mengulik tentang sejarah pabrik gula Madukismo, tidak ada salahnya untuk sekaligus mencari tahu beberapa fakta menarik tentang tempat ini. Fakta menarik yang pertama adalah bahwa pabrik ini juga dikenal sebagai tempat wisata yang diberi nama Agrowisata PT. Madu Baru PG PS Madukismo.

Agrowisata tersebut sudah ada sejak 17 April 1993 silam. Yang mana, pada saat itu agrowisata ini diresmikan langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. kabar baiknya, wisata ini juga masih bertahan hingga saat ini.

Di agrowisata ini, pengunjung akan diajarkan tentang proses pengolahan tebu hingga menjadi Kristal gula. Dan tidak lupa juga pembuatan alkohol jenis spiritus. Jika penasaran, Anda juga bisa bertanya tentang pengolahan sampah pabrik ini, apakah pengolahan sampah mandiri sudah dilakukan atau masih dibuang ke tempat lain.

Selain itu, hal menarik lainnya yang bisa dilakukan di sini adalah menaiki kereta yang biasa digunakan untuk mengangkut tebu. Anda bisa berkeliling pabrik dengan lebih menyenangkan dan tentunya tidak akan membuat kelelahan.

Fakta menarik dari pabrik ini adalah adanya tradisi cembengan, yang merupakan sebuah ritual untuk memanjatkan doa dan memohon restu agar proses penggilingan bisa berjalan lancar tanpa ada kendala.

Alamat dan Rute Menuju Pabrik Gula Madukismo

Kereta pengangkut tebu di Pabrik Madukismo, Sumber: triptrus.com
Kereta pengangkut tebu di Pabrik Madukismo, Sumber: triptrus.com

Karena menjadi salah satu agrowisata, maka tidak heran jika ada banyak orang yang penasaran ingin mampir kesini. Lokasinya sendiri berada di Jalan Padokan Jalan Madukismo No. 21 PG, Rogocolo, Tirtonirmolo, Kec. Kasihan, Kab. Bantul, Yogyakarta.

Jika Anda berasal dari sekitar Jalan Kaliurang, maka jarak yang harus ditempuh sekitar 13 km dengan 24 menit perjalanan menggunakan sepeda motor. Namun, jarak tempuh tersebut tentu dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas ketika sedang berkendara.

Sedangkan, jika Anda berasal dari Jalan Malioboro, maka jarak yang harus ditempuh hanya sekitar 6 km saja. Untuk waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 15 menit saja jika menggunakan sepeda motor.

Itulah ulasan tentang sejarah pabrik gula Madukismo hingga beberapa fakta menarik tentangnya. Sebagai salah satu pabrik tertua yang ada di Jogja, tentu tidak heran jika tempat ini memiliki sejarahnya sendiri.

Selain itu, karena agrowisatanya cukup menarik, maka jangan ragu untuk berkunjung ke sini, dan merasakan sendiri asyiknya menaiki kereta pengangkut bambu yang sulit ditemukan di tempat lainnya.