Permasalahan sampah di Jogja seakan tak kunjung usai. Padahal Pemerintah telah mengupayakan berbagai solusi. Dan dalam waktu dekat, Pemerintah merencanakan TPST Bawuran akan segera beroperasi. Dengan adanya penampungan ini, akan menjadi pembuktian problematika sampah.
Pada dasarnya Kota Jogja telah memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) untuk sampah. Namun karena berbagai faktor, kuota sampah tetap saja membludak. Selain menambah jumlah tempat pembuangan, pihak terkait perlu memikirkan solusi yang lebih komprehensif.
Lantas apakah banyaknya TPST akan benar-benar menjadi solusi dari sengkarutnya masalah sampah di Jogja? Solusi lain seperti apa yang juga perlu diupayakan?
Akar Masalah Sampah Jogja
Hingga kini, fokus yang sering dicarikan solusi adalah semakin banyaknya jumlah sampah di Kota Jogja. Sehingga Pemerintah pun memberi solusi dengan membuatkan TPST dengan dukungan teknologi berkemajuan.
TPST Bawuran misalkan, nantinya disana akan diterapkan teknologi intermediate treatment facility (ITF). Dimana proyek TPST ini direncanakan beroperasi pada bulan Mei tahun ini, meski hingga Juli ini masih belum selesai.
Berbagai solusi yang diupayakan Pemerintah merupakan langkah yang baik. Namun meski demikian, masalah sampah di Jogja tentu memiliki akar. Dimana jika akar masalah ini selesai, dampaknya akan jauh lebih signifikan.
Akar masalah utama tentu masih kurangnya masyarakat akan pengendalian dan pengolahan sampah. Hingga kini masih banyak warga yang hanya sekedar mengonsumsi, namun tak mencari solusi dari sampah sisa konsumsinya.
Padahal jika setiap warga memiliki kesadaran untuk melakukan pengolahan sampah mandiri, tentu jumlah sampah yang sampai ke TPA dan TPST tidak akan sebanyak ini. Sebab memang pada dasarnya sampah itu bisa bernilai jika dikelola dengan baik.
Selain masih minimnya kesadaran warga, juga perlu didukung oleh produsen. Meski rata-rata produsen telah membayar pajak, bukan berarti mereka bebas dalam melakukan pengemasan produk. Jika produsen bijaksana, tentu mereka akan mengemas produk dengan konsep daur ulang.
Itulah akar masalah dari banyaknya sampah di Kota Jogja. Untuk mengurainya, perlu kebijaksanaan dan kesadaran semua pihak. Mulai dari Pemerintah, produsen, hingga ke masyarakat.
Solusi Sampah Kota Jogja
Tentu dengan melihat akar masalah, solusi penyelesaian pun akan semakin terarah. Dan berikut adalah langkah untuk solusi masalah sampah di Jogja yang bisa dijadikan sebagai referensi:
1. Aturan bagi Produsen
Langkah pertama yang bisa ditempuh tentu dengan aturan dari Pemerintah. Dalam hal ini, Pemerintah bisa membuatkan regulasi terkait pengemasan suatu produk.
Hal ini didasari fakta bahwa membludaknya jumlah sampah karena didominasi sampah yang tak bisa terurai. Baik itu dari sampah plastik, styrofoam, hingga dari benda tak bisa didaur ulang lain. Jika pengemasan menggunakan barang yang mudah terurai, tentu sampah mudah dimusnahkan.
Dengan cara pengemasan yang baik, konsumen yang masih abai pun tidak menjadi masalah. Sebab sebagai konsumen, mereka tidak terlalu memikirkan kemana sisa dari sebuah produk.
2. Menggalakkan Edukasi
Selanjutnya pihak terkait juga perlu menggalakkan edukasi terkait sampah. Hal ini guna untuk membangun kesadaran setiap warga.
Hingga saat ini kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah masih minim. Hal itu dibuktikan dari banyaknya Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) yang mangkrak. Jangankan untuk melakukan pengolahan sampah, mengurus dan peduli pada TPS 3R saja masih belum.
Dengan masifnya edukasi, setidaknya minimal masyarakat sadar bahaya akan sampah. Dan jika ada yang mau tergerak untuk melakukan pengolahan, maka itu hasil yang lebih baik.
3. Perbanyak Fasilitas Daur Ulang
Langkah selanjutnya yang juga perlu dilakukan adalah dengan melakukan penambahan fasilitas daur ulang sampah. Adanya teknologi ITF yang digagas pada TPST Bawuran sudah menunjukkan kemajuan. Namun jika ada fasilitas yang lebih mudah diakses tentu itu lebih baik.
Maksudnya adalah fasilitas daur ulang tersebut bisa diletakkan di TPS 3R misalkan. Dengan demikian, sampah yang bisa didaur ulang oleh masyarakat secara mandiri akan semakin banyak. Efeknya, sampah yang akan sampai ke TPST atau TPA jumlah akan semakin sedikit.
4. Apresiasi Hasil Daur Ulang
Langkah terakhir yang penting untuk dilakukan adalah perluasan apresiasi dari hasil daur ulang. Meski telah memiliki pasar, hasil dari daur ulang sampah hingga saat ini masih kurang apresiasi.
Jika apresiasi yang diberikan pada hasil daur ulang lebih maksimal, tentu akan menarik minat masyarakat. Sebab sebagai bagian dari masyarakat kapitalis, manusia saat ini mau bergerak melakukan sesuatu jika ada untungnya.
Apresiasi bisa dilakukan dengan banyak hal. Mulai dari bantuan Pemerintah untuk memasarkan produk hasil daur ulang, hingga memanfaatkan langsung produk mereka.
Nah itulah beberapa langkah yang bisa dijadikan solusi. Masalah sampah bukanlah masalah yang menyangkut satu hal. Namun masalah sampah adalah masalah kompleks yang perlu penanganan bersama.
TPST Bawuran Selesaikan Masalah Sampah?
Dengan melihat uraian di atas, TPST Bawuran memang akan menyelesaikan sengkarut sampah di Jogja. Namun penyelesaian hanyalah sementara. Meski selain itu juga ada TPST Modalan, hal itu tidak akan memberi banyak perubahan.
Kecuali jika solusi yang ditempuh adalah langkah yang menyeluruh. Solusi yang dilakukan oleh berbagai lini, mulai dari hilir hingga ke hulu.
Pasalnya masalah sampah di Jogja sudah tidak bisa dianggap remeh. Jika tanpa solusi serius, jumlah sampah akan terus meningkat. Meski penambahan itu perlahan, lambat laun tetap jumlah sampah akan kembali membludak.
Solusi parsial saat ini perlu untuk dihadirkan. Namun selain itu, juga diperlukan solusi menyeluruh. Solusi yang hanya dilakukan Pemerintah tanpa dukungan masyarakat dan pihak terkait, tentu tidak akan mencapai hasil maksimal.